02 Dia Shania Junianatha

956 84 8
                                    

Spesial Malam Ini hehe. Optimisi Shania Center!

Happy Reading!

Bel tanda berakhirnya semua mata pelajaran hari ini sudah menggema, Shania yang membereskan buku-bukunya itu didalam kelas sendiri, eh bukan hanya sendiri tapi di situ juga ada Boby.

"Lo kok belom pulang?" Tanya Shania kepada Boby.

"Nungguin Lo.."Jawab Boby yang lalu menutup mulutnya dengan tangannya 'Boby gila... kenapa lo pake keceplosan ngomong, dasar Boby bodoh' Batinnya.

"Eh?" Ujar Shania, yang lalu melihat Boby.

"Em..em.em maksud gue nung nung.." Jawabnya gugup.

"Yaudahlah Bob lupain, yuk pulang" Ucap Shania menepuk pundak Boby, seraya Boby mengangguk mantap.

Di tengah perjalanan koridor sekolah Shania yang berjalan sejajar dengan Boby, Tiba-tiba langkahnya terhenti sejenak.

"Kenapa Shan? Kaki lo sakit?" Tanya Boby melihat Shania terdiam sejenak.

"Enggak, Lo duluan aja Bob gue masih ada urusan yang gue harus selesain" Jawab Shania lagi-lagi dengan senyum manisnya itu. Boby mengangguk pelan meninggalkan Shania.

Boby POV

Aku penasaran apa yang dilakukan Shania di sekolah ini, padahal sekolah sudah sepi, yah masih ada anak-anak yang mengikuti ekschool basket tapi kenapa cowok semua, jadi mana mungkin Shania ikut Basket cowok, Itukan tidak akan mungkin.

Aku penasaran apa yang dilakukan Shania sekarang, aku mengintai dari jarak jauh dan secara diam-diam tentunya. Apa yang dilakukan Shania dengan penjaga sekolah? Aku tidak terlalu dengar apa yang mereka katakan karna jarak kita jauh. Kenapa?, Kenapa Shania menyapu halaman di samping lapangan sekolah, mengambil sampah-sampah yang tercecer di halaman itu dia mengambilnya lalu membuangnya ke tempat sampah.

Aku heran dengan sikap Shania, apa dia melakukan ini setiap hari juga. Masih sama dengan sebelumnya dia masih bersama penjaga sekolah. Penjaga sekolah yang membersihkan lantai di kelas, sedangkan Shania menyapu halaman sekolah, taman sekolah dengan bersih.

Bebepa menit kemudian, jarak Shania denganku sekarang Semakin dekat, sehingga membuatku dengar apa yang ia katakan.

"Beres! Sekarang waktunya pulang" Ucapnya Aku mendengar apa yang ia katakan, kali ini aku mendengar apa yang Shania katakana sama penjaga sekolah ini

"Pak maman, udah beres semua Shania pamit pulang ya. Besok lagi.." Ucapnya kepada Penjaga sekolah yang ternyata namanya pak Maman tak lupa senyum lebarnya itu.Besok lagi? Kata-kata itu apa maksudnya?

"Iya neng Shania, Makasih banyak udah di bantu. Hati-hati di jalan ya" Jawab pak Maman dengan membalas senyumnya itu.

Aku masih bingung yang dilakukan Shania? Aku memberanikan diri untuk bertanya kepada pak Maman yang hanya ada seorang diri tanpa ada Shania lagi.

"Pak!" Panggilku kepada pak maman.

"Iya mas ada apa?" Tanyanya kepadaku, melihatku dengan tatapan bingung

"Tadi itu Shania kan pak?" Tanyaku singkat. Ah Boby bego! Udah tau itu Shania, lupakan! aku hanya iseng bertanya!

"Iya mas, ada apa mas? Mas anak baru ya?" Ujar pak Maman tanya balik kepadaku.

"Iya saya anak baru pak, Shania tadi..." Belom sempat aku menyelesaikan omonganku pak Maman sudah menjawabnya.

"Iya mas, Neng Shania sering membantu saya membersihkan sekolah ini, padahal saya tidak menyuruhnya dengan kemauannya sendiri. Neng Shania beda dengan teman-temannya yang lain, walaupun saya tau Neng Shania anak pemilik rumah Sakit Sekomi Medica sekaligus papanya yang menjadi pemimpin dokter di rumah sakit itu, Tapi dia selalu bersikap baik,ramah dikalangan yang lebih rendah darinya.Apalagi neng Shania anak yang cerdas,berprestasi di sekolah ini mas." Jelas panjang lebar pak Maman, Aku baru tau ternyata papanya pemilik dan pemimpin rumah sakit yang mempekerjakan papaku di situ.Kaget aku mendengarkan penjelasan pak Maman.

"Lalu selain itu, Apalagi pak?" Tanyaku penasaran semua tentang Shania

"Oh ya neng Shania sering cerita sama saya mas, dia juga sering mengunjungi panti-panti Asuhan anak yang tidak memiliki kesempurnaan seperti kita semua" Jelasnya kembali.

Aku kaget seorang Shania Junianatha anak pemilik rumah sakit mewah itu ternyata berbeda dengan orang lain yang mungkin sama seperti dia, mempunyai kekayaan tapi menghamburkan uang untuk berfoya-foya. Tapi bukan untuk Shania Junianatha dia memang gadis yang menurutku sempurna, salah aku tadi menilainya dia sombong justru sebaliknya, Bangga aku mempunyai teman seperti dia.Teman? entahlah tapi aku berharap lebih dari teman, sejak pertama aku melihatnya aku sudah jatuh hati padanya

"Terimakasih pak, kalo boleh tau Shania sering ke panti asuhan mana?" Tanyaku sekali lagi.

"Sekitar sini mas gak jauh dari sini, arah mbak Shania pulang pasti lewat panti asuhan itu. Paling mbak Shania juga ada disana saat ini" Penjelasan Pak Maman sangat jelas untuk mengetahui tentang Shania Junianatha.

"Terimakasih Banyak pak Maman" Ucapku seraya meninggalkan pak Maman.

Aku berjalan cepat menuju parkiran motor dan bergegas untuk menuju Panti Asuhan yang di tunjukan pak Maman tadi, Aku mengendarai motorku dengan pelan melihat kanan kiri, Bodohnya aku kenapa aku tidak menanyakan letak Panti Asuhan itu, Aku melihat kiri jalan di situ terlihat 'Panti Asuhan Kasih Anak' apa itu panti asuhan yang di maksud pak Maman tadi?

Aku mencoba mendekati panti Asuhan itu, dari luar sudah terdengar nyanyian-nyanyian dari anak-anak panti asuhan suara gadis, ya gadis yang aku kenal suaranya sangat indah. Beruntung panti asuhan ada dikiri jalan, tidak capek-capek aku untuk menyebrang jalan.

Twinkle, twinkle, little star
How I wonder what you are
Up above the world so high
Like a diamond in the sky
Twinkle, twinkle little star
How I wonder what you are

Aku dengar nyanyian dari mereka semua yang dipimpin oleh gadis cantik. Terlihat jelas, dan tidak salah lagi itu dia Shania dan aku juga mengenali mobil Mercy merah yang terparkir di dalam halaman panti Asuhan itu. Shania terlihat sangat bahagia senyumanya tak henti-hentinya untuk anak-anak panti itu, aku pun melihat mereka juga terbawa suasana.

Tuhan memang baik, adil dalam menciptakan apapun itu aku bersyukur di ciptakaan oleh Tuhan dengan sempurna walaupun aku juga mempunyai kekurangan, tapi yang memiliki banyak kekurangan seperti anak-anak di panti asuhan itu saja masih terlihat merasa bahagia tidak ada kesedihan di hidup mereka. Kita yang di ciptakan oleh Tuhan tidak seperti mereka kita tetap harus bersyukur.

Aku masih memperhatikan Shania dari jarak jauh, melihat senyumnya, melihat ke akraban dia kepada anak-anak panti Asuhan, Sekali lagi terimakasih Tuhan telah menciptakan Shania di dunia ini.

"Coba tebak Kak Shania bawa apa?" Ucapnya dari jarak jauh aku mendengarkannya.

"Aa-a-ku ta-ta tau ka, pa-pas ti ma-ma kan-nan ya" Ucap gadis kecil yang berbicara gagu dan menggunakan alat bantu dengar.

"Iya Tasya bener, Kakak bawa coklat buat kalian semua" Ujarnya dengan senyum lebar, anak-anak yang terlihat bahagia karna Shania memberi mereka coklat. Dengan rata Shania membagikan coklatnya ke pada anak-anak itu.

"Reyhan kenapa sedih?" Tanyanya kepada anak laki-laki yang bernama reyhan. Aku sempat melihatnya dia tak berbicara tapi menggerak-gerakan jari-jarinya, apa dia tak bisa berbicara?

"It's okey nanti kakak ganti, kak Shania masih punya satu coklat buat Reyhan. Reyhan gak boleh sedih lagi ya? Senyum dong" Ucapnya, sepertinya Shania paham apa yang dimaksud anak itu. Shania benar-benar hebat dia memahami gaya, gerak gerik, bahasa yang di gunakan anak itu anak yang tidak bisa bicara. Aku benar-benar kagum dengannya.

Iya! dia Shania Junianatha

#TBC

gimana part kali ini?

Semoga Shania di posisi teratas malam hari ini... Amin....

Jangan lupa Voment

Arigatou

What Can I Do For Someone?Where stories live. Discover now