13 Sadness (2)

763 69 26
                                    

Hallo... Pada kangen sama FF ini gak? hehe maaf Authornya baru nongol lagi setelah beberapa hari gak update dan baru sekarang update. Yaudah yang udah pada kangen monggo di baca. Warning Typo!

-

-

Author POV

"Om Devan! Tante Ve! Shania ada disini" Teriak Boby.

Devan yang mendengar teriakan Boby pun segera menghampiri keberadaan Boby yang ternyata di balik pohon besar. Boby sudah tidak peduli dengan tubuhnya, payung yang ada digenggamannya terlepas sudah, berjongkok tepat dihadapan Shania hingga Devan sudah berada di tempat Boby berada.

Devan mengambil alih Shania dari tangan Boby, ia berjongkok. "Dek!" Lirih Devan, yang tidak ada jawaban dari Shania.

Devan mencoba memegang tangan Shania. Terasa dingin? Ya itulah yang dirasakan Devan sampai akhirnya Devan mulai mengangkat kepala Shania agar menghadap ke Devan, terlihat raut wajah Devan sangat kaget.

"Astaga Shania! Shania pucat sekali, tubuhnya demam, ini karna dia terlalu lama dengan air hujan"

Sangat terlihat jelas wajah Shania pucat, Shania pingsan, sesekali Devan memegang kening Shania. Ve yang melihat putri kesayangannya pun turut resah dengan keadaan Shania, Boby justru merasa gagal untuk menjaga Shania.

"Shania pingsan Mi, mana mantel Shania" Pinta Devan.

Ve pun memberikan mantel Shania kepada Devan, Dengan cepat Devan menyelimuti tubuh Shania dengan mantel tersebut, di angkatlah tubuh jenjang milik Shania menuju mobil Devan di ikuti oleh Ve dan Boby.

Selama diperjalanan pulang Ve selalu memeluk tubuh putri kesayangannya yang semakin terasa dingin, saat ini Shania benar-benar membutuhkan kehangatan dari pelukan sang Maminya.

Boby juga berusaha memberi kehangatan untuk Shania, ia terus menggosok-gosokan kedua tangannya sesekali ditempelkan ke dua pipi Shania, bukan hanya itu saja Boby mencoba menggosok-gosokan kedua tangan Shania yang dingin dan sedikit kaku itu.

"Mi tolong telpon Andrew, suruh dia cepat pulang" Pinta Devan yang fokus dengan mengemudinya.

Tak butuh waktu lama Ve langsung menghubungi anak sulungnya untuk segera pulang ke rumah dan mengabarinya bahwa Shania sudah bersama Ve dan Devan.

Setelah beberapa menit pun mobil Devan sudah memasuki perkarangan rumahnya, dengan cepat Devan menggendong tubuh Shania membawanya masuk kedalam rumahnya, semua yang berada dirumah Devan pun terkejut melihat keadaan Shania, melihat wajah Shania yang pucat sekali.

"Bi Siapin air panas ya bawa ke kamarnya Shania" Pinta Ve kepada bi Iyem.

Baru saja Ve ingin mengikuti langkah Devan yang terburu-buru membawa Shania ke kamarnya, tapi langkahnya terhenti saat Om dari Shania menanyakan keadaan Shania.

"Apa yang terjadi sama Shania Ci?" Tanya Om Shania tersebut.

"Ceritanya nanti saja No" Ucap Ve yang lalu pergi meninggalkan ruang keluarga dan berjalan menuju kamar Shania.

Boby? Boby kini berada didalam kamar Shania membantu Devan, hingga kini sudah ada Ve di kamar Shania.

"Mi gimana air hangatnya sudah ada?" Tanya Devan.

"Udah Pi" Jawab Ve.

"Yaudah Papi ambil alat-alat medis papi dulu. Bob ayo keluar biar tante Ve menggantikan bajunya Shania dulu" Kata Devan, Boby pun menurut.

Setelah Boby dan Devan sudah berada di ruang keluarga, datanglah Andelo.

"Pi gimana sama Shania?" Raut wajah Andelo terlihat jelas sangat khawatir dengan keadaan sang adik.

What Can I Do For Someone?Where stories live. Discover now