Miss Shania (2)

903 72 6
                                    

Holla! Author comeback! Hehe maaf ya akhir-akhir ini gak bisa apdet, sibuk alias sok menyibukkan dirinya sendiri! Yuk langsung baca part ini!
.
.
.
.
.

Author Point Of View

Bulatan besar berwarna orange mulai bergerak naik dengan pelan, dengan cahaya silau yang amat indah itu sang matahari menerangi bumi di pagi hari. Sama seperti gadis manis yang telah rapi dengan kaos putih tebal panjang, dan celana jeans biru yang ia kenakan. Ia melirik sekilas jam yang setia melingkar di pergelangan tangan kirinya terlihat jarum jam menunjukan pukul 06.00 ia bergegas mengambil tas wristlet hitam miliknya.

Shania berjalan menapaki anak tangga satu-persatu, terlihat di ruang keluarga sudah ada Kokonya dan teman-teman dari Kokonya.

"Pagi adeknya koko yang paling cantik dan manis..." Shania tersenyum samar.

"Mau kemana Shan?"Tanya gadis cantik berambut hitam pekat dan lurus.

"Gereja kak Stell" Jawab Shania singkat, yang lalu berjalan menuju ruang sepatu.

"Gue kasihan kalo harus lihat Shania berlarut-larut dalam kesedihan kek gitu"Ujar gadis tadi yang di panggil Shania dengan sebutan 'Stell' ya! namanya Stella kakak dari Sonia.

"Makanya gue minta bantuan kalian..." Ucap Dhika.

Andelo menaikkan satu alisnya."Bantu apa?"

"Kita bicarakan nanti. Masih belum aman, soalnya masih ada Shania" Andelo dan kedua temannya mengangguk mengerti.

**

"Mau kemana sayang?" Tanya Ve.

Shania menghentikan langkahnya sejenak. "Gereja Mi. Shania berangkat dulu"

Shania berjalan meninggalkan Mami dan Papinya yang berada di ruang makan. Sampai akhirnya kini ia sudah berada di halaman rumahnya yang sangat luas, terlihat mobil putih panjang milik Papinya dan supir yang biasanya mengantarkan kemana Shania pergi.

"Pak Agus. Antar Shania ke Gereja" Titah Shania.

"Siap! Non Shania"

Pak agus segera membukakan pintu mobil tersebut untuk sang majikan. Setelah Shania sudah berada di dalam mobil, Pak agus pun segera menuju kemudi.

Selama di perjalanan. Kedua mata indah Shania memperhatikan lalu lalang kendaraan yang sepi. Apalagi saat-saat hari minggu seperti ini, banyak orang yang melakukan aktifitas untuk Car free day atau hanya sekedar bersepeda.

Entah apa yang membuat Shania menyunggingkan senyum manisnya itu, Ia kembali teringat dengan anak-anak panti. Saat hari minggu seperti ini setelah dari Gereja, Shania pasti langsung pergi bermain bersama anak-anak panti termasuk dengan Reyhan. Mengajak mereka semua untuk pergi ke rumah pohon.

Shania jadi teringat kembali masa-masa bersama Reyhan. Kali ini ia tidak ingin meneteskan air mata, walaupun hatinya sedikit merasa sesak teramat dalam jika mengingat itu semua. Bagamana tidak! Selama ini temannya, adiknya, sekaligus sahabatnya yang tidak lain tidak bukan hanyalah seorang Reyhan lah yang dapat mendengarkan semua cerita tentangnya, bahkan menguatkan Shania, saat-saat Shania sedang sedih atau punya masalah.

"Non Shania" Ucap pak Agus, Yang mampu membuyarkan lamunan Shania.

"Ah iya pak"

"Sudah sampai non" Jelas sang supir.

Shania segera mengambil tasnya dan Alkitab yang berada disampingnya."Yaudah. Shania masuk dulu ya pak"

**

What Can I Do For Someone?Where stories live. Discover now