Believe (3)

794 78 8
                                    

Author Point Of View

.
.
.

Kini mereka telah sampai tepat di depan pintu utama rumah Shania."Permisi, Im coming, waspada!!!" Teriak Nabilah yang langsung mendapat toyoran oleh Jeje.

Nabilah meringis."Sakit Je, gila lu! ini kepala bukan bola basket!"

"Mata gue kagak buta. Dasar Kubil...." Teriak Jeje.

Keluar lah seorang wanita paruh baya yang memakai daster."Eh teman-temannya non Shania, mari masuk"

"Bi ini rumah enggak ada penghuninya?" Celetuk Nabilah asal, yang dapat sikutan dari Jeje sedangkan Sonia sedari tadi diam berbisu.

"Ada den Andrew mbak. Yaudah saya permisi dulu ya... Non Shania ada di kamar" Pembantu di rumah Shania itu pun pergi meninggalkan mereka.

Terlihat Andelo berjalan kearah Boby, Jeje, Sonia, dan Nabilah dengan tangannya yang menggenggam segelas es sirup.

"Mau jenguk Shania?" Tanya Andelo pada keempat teman Shania, mereka pun mengangguk.

"Muka Lo kenapa babak belur Bob?"Andelo menatap Boby heran.

"Gapapa Kak, tadi ada masalah sedikit"

"Hmm yaudah, langsung aja ke kamar Shania, ada suster juga yang lagi periksa Shania" Jelas Andelo.

"Oh iya gue cuma minta bujuk Shania buat makan ya, tadi pas dia siuman makannya dikit, paling juga minum susu" Jelas Andelo.

"Pasti koh! koh Andrew enggak kuliah?" Tanya Jeje.

"Tadi sih udah berangkat. Tapi karna dosen enggak ada, yaudah nganter Mami ke rumah sakit" Jelas Andelo.

"Oh gitu... Thank ya Kak, kita duluan." Ucap Boby, Andelo mengangguk.

Mereka sudah berada tepat didepan kamar Shania, masuklah Nabilah terlebih dahulu terlihat Shania masih terbaring sambil menonton Televisi, dan suster yang sedang menyuntikan cairan sesuatu tepat di infus Shania berada.

Reflek Shania menoleh kearah pintu yang sudah terlihat batang hidung nabilah yang tersenyum kearahnya, lalu disusul Jeje, Sonia dan terakhir Boby.

"Kalian..."

Mata Shania terbelalak kaget keempat temannya bisa berda disini, Sedangkan mereka tersenyum lebar kearah Shania.

"Loh kamu kenapa Bob?" Shania melihat Boby dengan bibir yang masih sedikit berdarah dan luka lebamnya di bawah mata.

"Aku gak papa kok" Jawab singkat dari Boby.

"Nggak! Nggak! Nggak! kamu pasti bohong, sini aku obatin..."

Boby segera mencegah tubuh Shania yang ingin bergerak kearahnya."Eh eh eh... Jangan sok kuat deh orang baru aja di periksa sama suster udah mau gerak aja. Hih!"

Shania memasang wajah jengkel."Yaudah, sus tolong obatin temen saya ya" Suster Sonya mengangguk


***

Mari kita lihat Elaine CS.

"Aduh Pak saya ini temennya Shania! Bukain dong!" Rengek Elaine.

"Tapi saya kok gak pernah liat adek-adek ini kesini ya?" Pak Yono memasang wajah polos.

"Hih dasar! diliat dari seragamnya kan sama" Cetus Nadse.

"Wah tapi saya gak bisa bukain, kata dek Nabilah kalian sering jahat sama non Shania" Jelas pak Yono.

"Jangan percaya sama nabilah, kita anak baik kok iyakan" Ucap Elaine yang lalu diangguki oleh kedua temannya.

"Tetap tidak bisa" Elak pak Yono, Elaine pun berpikir cerdik.

What Can I Do For Someone?Where stories live. Discover now