read my mind

943 158 15
                                    


BUG!!!

Pukulan dari tangan Calum tiada henti mendarat diwajah Luke. Calum keliatan tak ada ampun meskipun aku sudah menarik dan meneriakinya berkali-kali.

Aku menangis. Luke mulai tak berdaya disana. Ya Tuhan rasanya perih sekali melihat Luke seperti itu.
"Calum, please stop....", aku menangis dan menarik Calum sambil menatap Luke.
"Cal-staph!"

DUG!!!

Semuanya gelap. Hanya suara Calum dan Luke dengan tempo yang beriringan.

-skip-

Calum's POV

"Ini semua gara-gara lo, bangsat!", gue mendorong tubuh Luke.
"Jangan banyak bacot. Buruan angkat Naomi. Mimisannya makin banyak.", Luke menatapku tajam sambil mencoba mengangkat tubuh kecil Naomi.
"Gue aja yang gendong. Jangan berani lo sentuh dia.", gue masih menatap Luke angkuh.

Gue berlari keruang UKS.
"PMR! PMR! DIMANA SIH PETUGAS UKS?!", gue teriak-teriak panik.
"Ada apa kak? Astaga-- Naomi kenapa?", ujar Aulia. Temen sekelas Naomi sekaligus anak PMR. Gue menidurkan Naomi diatas ranjang UKS.
"Tadi dia gak sengaja ketonjok tangan gue.", jawab gue seadanya sambil memperhatikan wajah Naomi.

Aulia merawat memar dipipi Naomi.
"Kok bisa? Lo ribut sama Naomi? Kenapa sampe ketonjok?", Aulia terus bertanya-tanya.
"Gue ributnya sama Luke. Tapi Naomi tiba-tiba muncul diantara gue sama Luke, dia kayak melerai, jadi tonjokan gue salah sasaran.", gue meringis sambil menarik tangan Naomi dan memainkan jari-jari kecilnya. Jarinya seperti barbie, kecil, panjang dan jentik.

"Kok bisa? Gara-gara Clake?", tanya Aulia lagi.

Apaan lagi Clake....

"Clake?", tanya gue dengan alis bertautan.
"Clara-Luke. Itu julukan yang dibuat Naomi buat mereka.", jawab Aulia sambil ketawa. Ngetawain apa coba, sableng. Gak ada yang lucu.

"Lo tau, setelah Naomi jauh dari lo dan Luke. Naomi jadi beda.", ujar Aulia lagi sambil menyuci handuk kecil yang ia pakai untung membersihkan darah dihidung Naomi tadi.
"Maksud lo?", tanya gue lagi.
"Ya gitu. Naomi suka ngelamun, ngomong aja seadanya. Jarang mau keluar kelas. Palingan kekamar mandi nganterin Adinda doang.", jawab Aulia.

Sesakit itu ya, Nom? Lo sepatah hati itu ke Luke?

"Lo sama Naomi ada apaan sih? Kok tiap ada elu, dia langsung ngehindar gitu.", Aulis sekarang duduk dibangku sebelah ranjang Naomi. Sedangkan gue berdiri.
"Oiya? Gue gak tau. Naomi ngejauh dari gue, gara-gara gue sama Jean. Padahal gue ngertiin kalo dia dulu lagi sama Luke.", gue mendengus.
"Tapi kan Naomi udah gak sama Luke. Rasanya aneh aja gitu, biasanya lu lengket sama Naomi. Tiap Naomi nangis sekalipun, lo orang pertama yang dateng dan ngehibur dia.", Aulia terkekeh pelan.

"Malahan bocah dikelas nyangka lo sama Naomi pacaran. Eh tapi ujungnya lo sama Jean.", Aulia beranjak.

Ya Tuhan....

"Udah ah, gue mau beli makan. Lo disini ya. Jangan macem-macemin Naomi.", Aulia menatap gue tajam. Gue tertawa kecil.

Gue menatapi wajah Naomi lagi. Dia lucu kalo lagi tidur gini. Tiba-tiba hati gue terasa perih.

Nom, seandainya lo gak nyuruh gue jadian sama Jean. Seandainya gue gak nurutin apa kata lo. Seandainya lo sadar Luke bukan orang yang lo tunggu. Seandainya semua ini cuma mimpi, apa lo bakal milih gue?

Sampe saat ini pun gue gak tau tentang perasaan lo. Lo itu abu-abu. Gue gak tau lo cuma nganggep gue sahabat atau lebih dari itu. Gue gak tau juga perasaan gue ke elo ini salah atau enggak.

Gue sayang sama lo Nom, tapi gue juga sayang sama Jean...

•••••••••••••••••

CALUM MULAI SAYANG JEAN WOI

GARELA

GAMAU

ICHALUM GIMANA NASIBNYA WOI

:(

O-Zone [ft. Calum Hood]Where stories live. Discover now