sewot

789 122 3
                                    


"UDINDAAAAA ISH APAAN INI BAJAK BAJAK INSTAGRAM GUA.", teriakku. Semua orang menatapku aneh sekaligus cekikikan.

Tai nih Adinda.

"Apaan sih bawa-bawa Udin, dih.", Adinda cemberut.
"Lagian apaan sih bajaknya bawa-bawa partai.", aku memutar bolamataku.
"Itu fakta ya. Lo jomblo pegat urat. Itu fakta.", Adinda mengunyah french fries buatan Jean.
"Ngaca anjing.", celetukku.
"Gua sih punya ya si Aaron. Lah elu.", Adinda tertawa puas.

Bangsat

Anyway, kita masih di party nya Ash

"Ini fotonya apaan lagi. Panorama begini.", protesku sambil memperhatikan fotonya. Disitu semuanya keliatan happy. Aku duduk tertawa dengan Luke, Mikey suap-suapan kue sama Stella, Ash sama Bry ngobrol cantique dimeja makan dan Calum? Dada Calum dipake Jean buat sender-senderan.

Apaan nih, kalo Clara liat gimana? Lagian apaan nih si Cal sama Jean sok a6 bingidzts.

Yeu dah si Calum udah kek tembok china

Aku mendelete foto itu dari instagramku. Selang beberapa detik, Mikey mengerang disana.
"AAAAGAHAGAHAAAAA TAI KENAPA DIAPUS.", teriak Mikey berapi-api.

Yekali ah. Avatar the Legend of pitak.

"Apaan yeu sewot.", aku menatap Mikey senga.
"Itu gua sama Stella candidnya lucu anjing. Baru mau gua screen. Babi lu. Tau ah. Najisin males.", Mikey marah-marah.
"Wei biasa aja dong gak usah sentak sengor gitu. Lu ngajak tawuran?", aku menggulung lengan bajuku. Mikey berdiri dari duduknya mendekat ke arahku.
"Berani lo?", Mikey menantang.
"Ya enggak. Cuma ngancem doang tadinya.", aku nyengir konyol.
"Dugong. Untung gua sayang.", Mikey tertawa sambil mengetekiku. Untung wangi.

"Wei. Ntar gua balik nebeng atuh Mek.", ujarku.
"Gua juga.", tambah Adinda.
"Dih apaan lu, najis. Gua lagi marah ya sama lu. Gak usah deket-deket gua.", aku menatap sinis Adinda. Adinda cuma mencolek daguku sambil tertawa meledek.
"Da, lu sama gua sama Luke. Nomi sama Bry bareng Cal, kan kalian sejalan. Biar gua gak bulak balik.", ujar Mikey sambil tersenyum penuh maksud.
"Dih najis ah lu. Males ah.", aku memelototi Mikey.
"Gua dalam tahap pengiritan BBM, nom. Ok. Sip. Bye. Mau pdkt sama pengharum ruanganku lagi.", Mikey ngasih aku dan Adinda kiss goodbye.

Najis

"Mampus lu balik sama mereka. Mampus lu balik-balik galau dah listening BBM lu.", Adinda tertawa puas.

Tau ah. Dia mah. Kayak anjing. Anjing laut.

"Males ah. Naik taxi aja. Fake taxi sekalian.", celetukku.
"Wah anjir. Tau tauan lu fake taxi.", Luke tertawa dibelakang.
"Luke, lo balik ama gua aja deh Luke. Naik taxi kita.", aku meneguk minuman soda yang disediakan.
"Gua sama Mik-",
"Oh, yaudah. Gua marah lagi nih?", ancamku.
"Yah. Lu mah. Tai.", Luke menatapku sinis.
"Ya makanya. Nurut aja napa. Sekali kali lu nurutin mau gua.", ujarku.
"Jangan, elah. Setan tuh si Nomi. Lu mau tar di taxi digrepe-grepe Yn? Dicalonin jadi PSK lu Luke ntar.", Adinda sok serius.

"IH TAI LU NAJISIN PERGI KEK.", aku mendorong Adinda jauh jauh. Adinda hanya tertawa puas.

Najis

"Yaudah iya. Kita balik bareng. Tapi pake mobil Cal.", ujar Luke sambil berlalu. Aku menarik hoodie Luke.
"Tai. Naik taxi, Luke.", kataku penuh penekanan.
"Gak mau ah. Sekarang jam berapa gila. Mana ada taxi.", Luke tertawa pelan.
"Selo aja gak akan canggung. Kan ntar ada gua.", Luke tersenyum lebar.

PLIS LAH KAMU TEH JANGAN BIKIN GAMON AKU

"Ugh, yaudah lah.", aku pasrah.
"Mau makan gak lu? Biar tambah bulet.", Luke menyodorkan makanannya. Aku memukul lengannya pelan.
"Ih. Gua bohay bukan bulet.", elakku.
"Iya bohay, iya.", Luke menatapku senewen.

-skip-

"Wei. Gua balik dulu lah. Udah menjelang siang nih.", Mikey berdiri lalu handshake ke Ash, Cal sama Luke.
"Najis lah bahasa lu. Baru jam set 1 malem. Menjelang pagi sih masuk.", Ash tertawa sambil mendorong pelan bahu Mikey.
"Ada ya anak ipa tolol gini.", Cal tertawa sambil meledek Mikey.

Tumben ni orang ngomong. Dari dateng ampe ujung acara baru dah tu dia ngomong.

"Lo balik ber4 kan?", Mikey menatapku, Cal, Luke dan Ybn secara bergantian.
"Yoi.", jawab Luke sambil handshake lagi.
"Yaudah. Yuk, Yank.", Mikey menarik Stella lalu menatap Adinda bingung.
"Da, lo balik naik gojek kan?", Mikey jahil.
"Ish. Elu mah.", Adinda menatap Mikey mengancam.
"Hehehe. Iya iya buset jangan galak-galak napa. Yaudah guys. Babay.", Mikey, Stella dan Adinda menghilang dihadapanku.

Mampus dah. Awkward ini mah.

"Bry balik apa nginep lu?", tanyaku sambil terkekeh dan nyamperin Bry.
"Balik lah gila, mau digorok bokap kali.", dia tertawa renyah.
"Dianter gua ntar.", sambung Ash tiba-tiba.
"Oh, okay.", Ash ikut duduk dimeja makan bareng Bry.
"Lo ati-ati di Brisbane.", ucapku ke Ash.
"Pasti. Jangan kangen ya lo.", Ash tertawa sambil mengacak pelan rambutku.
"Kangen lah. Kangen ditraktir mie ayam, kangen dibeliin jus di pak Gunarso.", jawabku sambil nyengir lebar.
"Najis. Matre.", Ash menatapku malas.

"NOMIIII!!", teriak Luke dari ruang TV. Aku memutar bolamataku lalu Ash dan Bry menatapku bingung. Aku berjalan kearah Luke.
"Apaan si.", aku menatapnya malas.
"Kata Calum mau balik gak?", ujar Luke sepolos pantat dugong.
"Ya.....udah. Balik.", jawabku malas-malasan.
"Ash, Bry. Balik ya.", Aku lari ke arah Bry sambil memeluknya sekilas lalu memeluk Ash sekilas juga.
"Iya. Hati-hati ya, nom.", ujar Bry sambil senyum manis. Aku mengangguk lalu jalan duluan keluar rumah Ash.

"Nomi, mobilnya disini.", tunjuk Luke.
"Udah tau, emang gua katarak.", celetukku.
"Kan ngasitau aja gua mah. Galak amat sih.", Luke cemberut.
"Alay. Udah buru masuk lu.", ujarku.
"Lu duluan lah.", jawab Luke.
"Lu duluan asu. Pengen gua jejelin?", Luke hanya berdecak malas.

Lucu juga ngejahatin Luke

Ohiya, Nyonya besar duduknya didepan lho. Aku sama Luke duduk dibelakang. Nonton Nyonya besar sama Tuan besar menye-menye setan.

Luke mencolek tanganku. Aku mendongak. Luke mengisyaratkanku untuk menyender dibahunya.

Apaan coba. Dikira gua baper.

"Kalo ngantuk tidur aja.", Luke menarik kepalaku. Aku memutar bolamataku.

Sapa yang ngantuk coba. Orang lagi kesel.

"EKHEM.", deham Cal tiba-tiba yang berhasil bikin aku, Luke dan Jean tersentak.
"Inget Clara, Luke.", Cal dengan suara berat. Dari sini aku bisa liat Jean menatap Cal sedikit sayu dan kecewa, tapi Cal gak sadar akan hal itu.

Gak lama, kita sampai didepan rumah Jean. Tanpa babibu dan pamit, Jean langsung keluar dari mobil. Tanpa cipika cipiki sama Cal malahan. Aku menatap mereka bingung.

Cal langsung menancap gas penuh emosi.
"Nganter gua duluan ya, Cal.", ujarku ditengah keheningan.
"Luke dulu. Dia paling deket dari sini.", ujar Cal.

Lah?

Luke menatapku sambil tersenyum jahil.
"Yaudah gua turun dirumah Luke dah.", kataku lagi.
"Hah?", Luke menatapku bingung.
"Tar lu anter gua balik ya.", aku menatap Luke sambil senyum memelas.
"Dih-",
"Ribet amat sih? Sukur-sukur gua anterin balik. Tinggal diem, duduk. Kenapa sih?", potong Cal tiba-tiba dengan nada sedikit marah dan suara beratnya yang khas.

•••••••••

YHAAAAAAA APAAN NIH

O-Zone [ft. Calum Hood]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora