michael dan siomay, curhat dong

830 127 6
                                    

Aku membuka pintu rumah dan melihat Mikey yng memegang sebungkus siomay. Sialan, dia gak bercanda.

"Ngapain bawa siomay?", aku tertawa sarkastik.
"Sama-sama.", Mikey tersenyum lalu memutar bola matanya. Aku terkekeh lalu mengambil alih siomay ditangan Mikey.

"Lo sendiri?", tanya ku.
"Sama Calum sih, tapi dia lagi ngumpet diluar.", jawab Mikey sambil membula jaket jeansnya. Aku melotot.

Mikey tertawa melihat ekspresi ku.
"Gue bercanda anjir. Takut amat sih lu.", Mikey menghempaskan dirinya keatas sofa.

Aku menatap siomay yang sudah kutaro dipiring, Calum.

"Lo mau cerita apa?", tanya Mikey tiba-tiba.
Aku mendongak lalu mengusap pelan tengkuk leherku.

"Entahlah, gue gak tau harus mulai dari mana.", jawabku sambil terkekeh.

"Gue siap nungguin elu nunggu mau cerita dari mana, mau dari elu kabur dari ToD juga gapapa.", Mikey tertawa. Sialan. Kejadian itu lagi, memalukan.

Aku ikut tertawa sambil memukul lengannya yang hanya tertutup kaos biru dongker diatas sikunya.
"But actually, emang mulai dari situ sih.", jawabku lagi tanpa nada.
"Seriously? Can you just-- tell me? Gue udah kebelet kepo anjir.", Mikey sekarang menghadap serius kearahku.

"Well....", aku bergumam sebentar sambil menggigit bibir bawahku.

"Malem itu, setelah pengakuan itu, entah kenapa gue ngerasa malu, senang juga takut.", aku memulai. Mikey mengangguk memintaku untuk melanjutkan.

"Malu karena semuanya datang terlambat, senang karena Cal ternyata memiliki perasaan yang sama kayak gue, takut.... Gue takut persahabatan gue sama Cal rusak nantinya, gue takut Jean juga tau, gue gak mau nyakitin siapa-siapa, Mike.", ujarku mulai sedikit menaikkan setengah nadaku.

Ya Tuhan kenapa aku jadi emo setiap kali membahas Calum. Mikey tersenyum manis.

"Okay... Firstly, your friendship with him is already broken. So what are you afraid of? You cant break something that already broken, Naomi...", Mike menatapku tepat di manik.

"Kedua, Jean's feelings is not your bussiness anyway. You hurt yourself, you hurt Calum's. You both get hurt, you both walking around like 'everything's fine' just to save Jean's feelings. Isnt it pathetic? And... You know, you just cant save Jean's feelings like.... Forever? Right?", tambah Mikey lagi. Aku menunduk sambil menghela nafas.

Ada benernya juga ni Michael Teguh

"Lanjut.", tambahnya lagi.
"Abis itu, gue kabur. Gue agak nyesek liat Luke yang nyamperin gue, kemana Cal?", aku tertawa sarkastik. Mikey berdecak.

"In case you dont know, he was a mess when you left him that night. He got a nightmare and throwed everything away. But really, gue gak pernah liat Calum sepatah hati itu.", aku mengigit bibir bawahku lagi menahan luapan rasa sedih mengetahui kenyataan kalau selama ini aku menyakiti Calum.

Tentu saja. Aku selalu menyakiti banyak orang, kenapa dia tidak pergi saja dan melupakanku? Itu lebih baik.

"Abis itu, gue meluk Luke, selama perjalanan Luke terus meminta maaf karena pengakuan gue. Dan tiba-tiba, malam itu, Luke nyium gue, Mike. Gue-- gue...", aku mendongak dan mendapati Mikey melongo, dia keliatan kaget.

"You? You what?", Mikey mengernyit.
"Naomi... you know hes still with Clara right?", ujar Mikey.
"I know! Gue juga gak pengen itu terjadi, Mike. Its just... Itu terjadi gitu aja.", jawabku.
"Dia ngeraba-raba gak? Wtf, dia nyari kesempatan banget, babi.", Mikey keliatan kesal.

Bukan Luke, Mike..

"Hey, calm down, dia cuma nyium gue, its not a big deal anyway.", aku terkekeh dengan nada minor. Mikey memutar bola matanya sambil berkata, okay.

"Selang beberapa hari, Cal bolos sekolah, Cal jarang dirumah kan? Dan tiba-tiba malem itu, Cal dateng kerumah gue, dia mabok. Dia berantakan, banget. Gue ngebawa dia ke dalem rumah, alkohol tercium jelas dari Calum. Calum ngajak gue bercanda, tapi gue ninggalin dia di sofa. Gue masuk ke kamar, gue 'minum'--", ujarku panjang lebar.

"Abis itu gue liat Cal tergeletak di lantai, gue akhirnya membopong badannya ke kamar. Gue naro dia di kasur, abis itu, gue gak inget sebelumnya kita ngomong atau ngapain. Yang gue inget, gue makeout sama Luke, gue mendesah nama Luke dan sesekali nama Cal. Gue bersumpah, gue mabok waktu itu. Cal sadar kalo gue mendesah nama Luke, Cal keliatan kesel. Dia ninggalin gue. Gue udah nyakitin dia, dan gue bakal nyakitin Jean nantinya.", aku memeluk tubuhku. Mikey hanya menatapku shock.

"Gue tau lo bakal ngejudge gue, gue udah dipegang, Mike.", tembok pertahananku runtuh. Aku menangis.

"Kalo Jean tau-- Gue-- hal ini  bakal ngehancurin hubungan Cal, gue ini-- gue cewek macem apa sih?", aku mengernyitkan dahi bingung pada diri sendiri. Mikey membuka lengannya selebar mungkin.

"Shhh. You both drunk. Itu gak sengaja kan? Lo sampe kesitu?", tanya Mike sambil mengusap punggungku. Aku menggeleng.

"Cuma kissing, necking dan-- dia ngeraba gue, Mike. Gue--", aku mengeratkan pelukanku lagi. Mikey kembali berdesis
"Semua ini gak disengaja, lo gak bisa nyalahin diri lo sendiri. Nanti gue bakal ngebela lo kalo Jean nyerang, okay?", aku mengangguk.

Pelukan Mikey adalah pelukan ternyaman dan terhangat setelah Calum. Of course karena mereka sahabat gue.

PRANG!!!

Aku terkaget langsung melepaskan pelukan dan mendongak.
"Are you being serious if Cal is here with us?", aku mengernyit bingung dengan nada kesal.

•••••••••••••••••••

Aneh. Chessy. Parah, stuck. Aku menyerah :((((((

O-Zone [ft. Calum Hood]Where stories live. Discover now