6.4

702 108 2
                                    


"Balik sono. Udah mau jam 10 jir.", aku mengambil selimut yang dibawakan Calum. Ya, Calum ngambil selimut dari kamarku karena aku terlalu malas berdiri dan kedinginan.
"Ngusir nih?", dia menaikkan sebelah alisnya.
"Ya enggak. Ah elo mah negatif mulu emang.", aku memutar bolamataku.
Calum tertawa sambil mengacak rambutku. Cal mendudukan tubuhnya disebelahku.

"Awh!", ringis Cal sambil memegangi kepalanya. Aku sontak langsung menatapnya bingung.
"Kenapa lo?", tanyaku sambil menatap ekspresinya yang keliatan sakit tapi sekarang mulai memudar.
"Gapapa. Tadi gue kejedug lemari baju lo, sekarang nyut-nyutan.", dia mendengus sebal.
"Yehhh. Kirain kenapa.", aku kembali duduk seperti biasa.
Aku dan Cal berbagi selimut. Tangannya merangkul bahuku yang mungil.

"Kita bakal gini terus kan?", tanyanya tiba-tiba. Membuat jantungku berdegup lebih kencang dari keadaan normalku.
"Mm yoi. Emang pengennya gimana?", aku memencet idungnya.
"Idung lo tuh ya kalo gak selebar jendela rumah tu bagus lho. Coba deh pake penjepit idung itu lho.", aku menatap hidungnya lekat.

Cal mendengus sebal.
"Tai ah. Sebel.", dia menjauh lalu cemberut. Aku tertawa sambil merajuk untuk melihat hidungnya lagi.
"Ih serius. Beli, Cal. Murah sumpah olshop di ig berserakan tuh, beli atuh Cal satu aja.", aku menarik pipinya biar aku bisa menatap hidungnya dekat.

Jujur saja, aku hanya gemas dengan hidung goa hironya plus pipinya yang tebal itu, dia jadi keliatan seperti panda coklat.

"Sekalian aja dijepit pake jepitan jemuran!", dia cemberut lagi.
"Najis cemberut cemberut. Minta disunat kali.", aku memainkan hidungnya lagi.
"Apa hubungannya sama disunat jir?", dia memutar bolamatanya.
"Ya kan anak kecil suka cemberut, anak kecil kan biasanya belum disunat.", jawabku.
"Jaka sembung bawa golok banget njing.", dia tertawa.
"Apaan tu?", tanyaku.
"Ha?",
"Jaka gemblung itu apaan?", tanyaku lagi.

Dia mengkerutkan dahinya lalu tanpa disangka-sangka dia malah menertawaiku tepat didepan manik mataku.
"HAHAHAHA JAKA GEMBLUNG HAHAHAHAHA.", dia tertawa puas. Aku mendengus kesal.
"Gak lucu.",
"LUCU! HAHAHAHAHHAHAHA!", dia ketawa lagi.
"Dasar manusia receh.", gumamku.
"Hah?", dia berhenti tertawa.
"Hah?", tanyaku balik.
"Ngeteh?", tanyanya.
"Ngeteh?", tanyaku balik dengan ekspresi bingung.

Dia memutar bolamatanya.
"Stop repeating my words.",
"Im not repeating your words!",
"You did.",
"No.",
"YOU ARE.",

Hidup gue kembali gak bermutu.
"Udah ah capek.", aku mendengus. Cal yang keliatan lebih tenang kini merangkul tubuhku lagi.
"Mau tidur?", Cal menatapku lembut. Aku menelan ludahku.

Ini orang macem asu banget. Tadi ngajak ribut. Berisik. Nyebelin. Sekarang jadi cool terus lembut gini.

Gak bisa.

Gak kuat.

Mamah, nikahin Naomi sama Calum.

"Yaudah tidur. Nanti gue balik kalo lo udah tidur.", dia tersenyum tepat didepan wajahku. Aku ikut tersenyum sambil memencet hidungnya lagi. Dia memutar bolamatanya. Aku tertawa.

Tiba-tiba mata Calum terhenti dimataku. Begitupun denganku. Calum mengusap pipiku pelan. Aku terpejam saat Calum mencium pipiku lembut.

Aku mengusap pipi Calum lalu memeluknya erat.
"Dont leave me again.", ujarku pelan. Dia menggeleng pelan lalu mengusap rambutku

And now i understand, love isnt always about sex and kisses, love is about take care of each other's. Calum bisa saja melakukan hal itu sekarang, tapi perilakunya selalu berbeda. Calum tau, cinta bukan tentang nafsu semata. Calum tau, cinta gak bakal merusak. Calum tau aku belum siap dengan itu. Calum... Dia berbeda. Calum mencintaiku dan caranya mencintaiku membuatku merasa sepadan dengannya.

••••••••••••••••

sorry baru update br aktif internetan :(
qna replied soon ya! mwah

jemoza🎎

O-Zone [ft. Calum Hood]Where stories live. Discover now