and

846 159 19
                                    


"Semoga gak kena gua.", bisik Adinda. Aku masih diam. Tanganku mendingin.

Sialan. Kalo nanti gua kena gimana?

Boong aja kali ya?

Eh tapi ntar dosa.

"Ready?", ujar Mikey menatap kita satu-satu.
"Ready!", semangat Ash dan Luke.

Botol itu memutar.

Mulai melambat.

Dan.....

"HAAAAA MAMPUS LU KENA.", teriak Adinda mendorong badan Mikey. Mikey menggaruk tengkuk lehernya yang gak gatal.
"Gua pilih dare.", ujar Mikey sok jagoan.

"Dari gue, dari gue!", teriak Adinda.
"Peluk terus cipika cipiki si Calum.", Adinda tertawa senang.

"DIH KOK GUA.", Cal mengernyit jijik. Aku tertawa keras melihat ekspresi Calum. Luke dan Ash juga tertawa geli membayangkan mereka berdua cipika cipiki.
"Tar pas mereka cipika-cipiki fotoin!", bisik Adinda padaku. Aku mengangguk semangat.
"Sini lu.", Mikey menarik tubuh Cal dan menciumi pipi Cal tanpa henti.

Wah keenakan dia. Mauan.

Selesai memotret mereka, aku langsung ngasih Mikey dare.
"Cubit pipi orang yang paling nyebelin dan bawel menurut lo.", ujarku. Mikey langsung tertawa dan menarik pipi Adinda.
"Ish kok gua.", Adinda cemberut.

"Peluk orang yang paling lo sayang disini.", ujar Cal. Mikey menarik Ash.

"Aaaaaw so sweet.", celetuk Cal. Aku tertawa pelan. Tiba-tiba inget Ash bakal pergi ke Brisbane besok pagi.

Tar siapa yang ngasih gue solusi lagi.

Tar siapa yang nraktir gue kwetiaw lagi.

Tar siapa yang suka manggil gue babi lagi.

Tar siapa yang nenangin gue lagi.

Ah kok gue jadi emo gini sih.

Aku mendongak menatap Ash.
"Ash.", panggilku bergetar. Aku jalan memeluk Ash. Dia tertawa senang lalu membalas pelukanku.

Walau gimana pun. Ash adalah orang yang paling ngerti kekanak-kanakanku. Ash orang yang paling mengenalku setelah Calum.

Walaupun kita jarang ngabisin waktu bersama.

Ah kok gua jadi gak jelas gini dah.

Mau PMS kali ya?

"Ah gua jadi sedih.", ujar Luke sambil memeluk Mikey.
"Ish apaan lu najis!", Mikey memberontak. Aku pun melepas pelukannya dan tertawa.

"Luke buru ngedare.", ujarku mengingatkan.
"Ohiya, darenya...... bikinin gue es jeruk aja deh. Gue haus.", kata Luke enteng. Mikey ngeroll eyes.
"Najis lah! Dare nya enak banget!", protes Adinda.
"Iya dong. Lo bego sih dare nya gituan.", Luke tertawa.

"Nih.", Mikey menyodorkan es jeruknya.
"Nah. Buruan Ash.", ujar Adinda.
"I dare you, buat meluk seseorang yang lagi rapuh.", ujar Ash sambil menyeruput es jeruk milik Luke.

Mikey menatapku sambil tersenyum layu. Mikey jalan kearahku.

Aku memejamkan kedua mataku. Lalu menenggelamkan wajahku didada Mikey yang tepos. Mikey mengusap punggungku.

Apa aku serapuh itu dimata Mikey?

"You know, yang nyakitin lo itu bodoh. Lo harus tetep strong. Cowok stoknya ada bermilyar-milyar. Okay?", bisik Mikey. Aku mengangguk lalu melepas pelukannya.

Selama ini, inilah yang aku butuhkan.

Pelukan hangat dan semangat dari mereka.

Dari Mikey dan Ash.

Aku sangat merindukan pelukan mereka dan semangat mereka. Rasanya semua berubah semenjak mereka masing-masing punya pacar.

Apa setiap sahabat yang memiliki pacar akan seperti ini?

Dan, aku gak terlalu membutuhkan pelukan dari Calum dan Luke.

Karena pelukan dari orang yang menyakitiku hanya akan menambah luka yang belum sembuh sebelumnya.

•••••••••••••••••

yHA APASI YN. GILIRAN DIPELUK LUKE SAMA CAL MAH PASRAH AJA. TAU AH. KESEL.

O-Zone [ft. Calum Hood]Where stories live. Discover now