.
.
.
.
"Seo Myungho-ssi..."
Begitu nama Seo Myungho dipanggil, aku langsung beranjak bangun memegang sepucuk resep obat. Kulirik beberapa gadis muda yang juga sedang menunggu panggilan. Entah apa yang membuat mereka tiba-tiba saling berbisik melihatku.
"Anda wali dari Seo Myungho-ssi?" tanya petugas apoteker padaku.
"Ne..."
"Ini obatnya, yang ini dikonsumsi sebelum makan, dan sisanya dikonsumsi sesudah makan. Untuk hasil pemeriksaannya ada di amplop ini... Seo Myungho-ssi hanya mengalami kekurangan cairan. Disarankan untuknya agar lebih banyak mengonsumsi air putih, terutama jika dia memiliki jadwal yang padat..."
"Ne... aku mengerti. Khamsahamnida..."
.
.
.
.
"Seo Myungho? Bukankah itu nama Korea The8 Seventeen?"
"Tidak mungkin! Ada puluhan orang bernama sama di Korea Selatan..."
"Tapi kudengar hasil pemeriksaannya mengatakan bahwa si Seo Myungho itu kekurangan cairan karena terlalu banyak latihan..."
Ck, ternyata itu yang membuat mereka terus menatapku sejak tadi. Baiklah, girls, kalian benar. Seo Myungho yang dipanggil tadi memang The8, member Seventeen yang kalian lihat di televisi. Lalu, apa kalian pikir aku akan ikut bersama kalian dan memberitahu bahwa aku memang mengambil obat The8? Lupakan. Itu tidak akan pernah terjadi.
.
.
.
.
.
.
[ Pledis Entertainment ]
Begitu aku masuk ke ruang latihan para members, mereka sedang berlatih dengan serius. Dari pantulan cermin aku bisa melihat bagaimana kedua belas member sangat berbeda dari biasanya. Jika biasanya mereka sangat ricuh dan jahil, kali ini aku sangat terpesona dengan kharisma mereka.
Mereka berlatih lagu "Chuck". Masih dalam minggu promosi album baru mereka, kudengar dari Seungcheol-oppa kalau lusa adalah penampilan terakhir mereka di MCountdown. Katanya, mereka mempersiapkan koreografi special yang tak mereka beritahukan padaku.
"Di mana Myungho?" tanyaku pada Manajer-nim yang duduk di sudut ruangan.
"Kau tak membaca pesanku? Dia sudah kuantar pulang ke dorm, seharusnya kau langsung ke sana, Y/N..."
"Eoh, benarkah?" ucapku lalu segera mengeluarkan ponselku. Dan benar, ada satu pesan dari Manajer-nim yang tak kubaca. "Baiklah, kalau begitu aku akan ke dorm..."
.
.
.
.
"Noonaaaa!!"
Aku berbalik. Kim Mingyu berlari menghampiriku dari jauh. Tak ada member lain di belakangnya. Hanya dia sendiri, "Kim Mingyu?"
"Aku harus mengambil sesuatu di dorm..." jawabnya.
Aku dan Mingyu pun sama-sama berjalan menuju dorm. Suasana jalan yang sepi membuat kami tak perlu khawatir dengan siapapun yang mungkin mengenali Mingyu. Lagipula ini sudah malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Live With Seventeen
Fanfiction[COMPLETED] Aku, seorang gadis berusia dua puluh satu tahun yang tak menggemari satu pun Kpop Idol di negaraku. Seluruh hidupku kuhabiskan untuk bekerja, kuliah dan bekerja lagi. Aku tak punya waktu untuk menikmati hidup sebagai seorang fans, ya...