Don't Fall in Love With Seventeen

11.2K 1.3K 52
                                    




Pukul sembilan lewat lima belas malam aku sudah menyelesaikan tugasku di dorm Seventeen. Mereka masih latihan di agensi tapi aku tak harus menemani mereka di sana. Jadi aku bisa pulang ke rumah.

Sebelum pulang aku ingat dengan janjiku untuk bertemu dengan pamanku. Aku singgah ke sebuah restoran kecil di dekat dorm Seventeen. Pamanku sudah menungguku dengan sebotol soju di atas meja. Kulemparkan senyumku padanya begitu aku melihat sosoknya.

"Silakan pesan makananmu, Y/N-ya..."

"Aku pesan makanan yang sama denganmu saja, Paman..." kataku. Lalu paman memanggil pelayan dan memesan dua porsi sup kimchi dan sebotol air mineral untukku. Itu karena aku tidak minum soju.

"Tumben sekali paman mengajakku bertemu seperti ini..."

"Ya. Aku hanya ingin menjaga hubungan antara paman dan keponakan..." ejeknya. "Bagaimana dengan pekerjaanmu? Apa tiga belas bocah itu merepotkanmu?"

"Mereka bukan bocah, Paman..." tawaku. "Tidak juga. Mereka sangat baik dan lucu. Mereka sering membantuku di dorm..."

"Aku dengar kau berhasil membantu Hoshi dan Woozi berbaikan. Apa itu benar?"

"Dari mana paman tahu?"

"Tentu saja manager mereka yang memberitahuku. Jika itu benar, wah, aku sangat tidak menyesal memberimu pekerjaan ini, Y/N-ya..."

Tak lama kemudian makanan yang kami pesan makan. Aku pun segera menyantap sup kimchi dengan lahap karna perutku yang lapar. Ck, menikmati sup kimchi ini aku jadi ingat dengan Jeonghan. Dia sangat suka dengan sup kimchi.

Di sisi lain, aku merasa pamanku belum menyentuh makanannya sama sekali. Aku meliriknya, mendapatinya sedang memperhatikanku. "Apa terjadi sesuatu, Paman?"

Dia tersenyum, "Y/N-ya... aku ingin menanyakanmu beberapa hal..."

Aku menelan sisa-sisa makanan yang ada di mulutku dan berhenti makan. Entah kenapa melihat wajah pamanku aku merasa kami akan membicarakan hal-hal yang serius.

"Apa di antara ke tiga belas member kau punya seseorang yang sangat dekat denganmu?"

"Eoh?" gumamku bingung. "Y...ya... aku cukup dekat dengan beberapa mereka. Aku dekat dengan Seungchol-oppa, Jisoo-oppa, Mingyu, dan..." aku tiba-tiba mengingat seseorang yang membuatku sedikit ragu untuk menyebutkan namanya. "Dan Wonwoo..."

"Hanya empat orang itu saja?"

"Si...sisanya aku juga dekat. Tapi aku lebih sering berinteraksi dengan keempat orang itu..."

Paman mengeluarkan ponselnya. Ia membuka sesuatu dan menunjukkanku sebuah foto. Aku terbelalak kaget melihat foto itu. Itu foto tadi siang. Saat Jun menhampiriku yang terluka karena fans-fansnya. "Para fans mengajukan protes karena kami memperkerjakan staff yang seumuran dengan para member. Mereka protes karena mereka bilang Jun memperlakukanmu dengan berbeda..."

Aku terdiam. Tak bisa berkata apapun. Ingin sekali aku protes jika hal itu bukanlah salahku. Aku hanya melakukan pekerjaanku. Menjadi pengurus Seventeen. Kenapa fans-fans mereka jadi cemburu padaku? Dan tadi siang. Bukankah salah mereka karena mendorongku? Aku tidak meminta Jun menolongku. Dia yang datang dan mengulurkan tangannya untuk membantuku. Salahku di mana?

"Ini yang fans temukan..." kata paman. Ia kemudian menggeser foto itu dan menunjukkanku foto yang lain. "Ini yang kami temukan..."

Foto selanjutnya adalah foto diriku yang sedang tertawa sambil memegang pinggang Mingyu. Aku ingat itu kapan. Itu adalah malam Seventeen pulang dari America. Saat itu aku sedang diboncengi Mingyu dengan sepeda. Aku sama sekali tidak sadar jika ada staff Pledis yang melihat itu dan bahkan memotret kami.

"Manajer sudah memperingatkan kepada mereka agar tidak terlalu akrab denganmu di luar dorm. Tapi mereka tidak mendengarnya. Karna itu Pledis akan membatasi pekerjaanmu. Kau hanya akan mengurus keperluan Seventeen di dalam dorm. Kau tidak akan ikut dengan segala aktivitas Seventeen lagi..."

Masih diam, aku merasa sedikit sedih mendengar hal itu. Seventeen sudah semakin sibuk. Mereka sangat jarang berada di dorm. Jika aku hanya mengurusi kebutuhan mereka di dorm bukankah itu berarti aku akan sangat jarang bertemu mereka?

"Member lain juga tidak diizinkan menghubungimu. Hanya S.coups saja yang boleh..."

Baik, setelah ini aku tidak akan menerima pesan usil dari Hoshi lagi. Atau Dokyeom yang suka menelponku sebelum tidur. Atau Vernon yang mengingatkanku untuk mengerjakan pekerjaan sekolahnya. Dan juga... Wonwoo.

"Apa kau baik-baik saja dengan itu semua?"

"Eung..." jawabku lemas.

"Y/N-ya..." panggil pamanku lagi. Aku mengangkat kepalaku melihat pamanku yang terlihat khawatir. "Sebenarnya sebelum menawarimu pekerjaan ini, aku sangat mengkhawatirkan sesuatu..." paman sejenak terdiam sebelum akhirnya dia kembali berbicara.

"Aku sudah mengenal para member Seventeen sejak mereka baru masuk ke Pledis. Aku tahu semua member memiliki kepribadian yang sangat baik. Kepribadian yang sangat diidam-idamkan oleh gadis mana pun. Siapapun bisa jatuh cinta dengan mereka. Termasuk dirimu, gadis yang setiap hari berinteraksi dengan mereka..."

"..."

"Aku harap kau tidak akan jatuh cinta dengan salah satu di antara mereka... dan jangan pernah!" pesan terakhir paman sampai akhirnya ia pun mulai menyantap sup kimchi pesanannya.

Kini giliran aku yang tidak makan. Entahlah, perutku masih lapar tapi aku merasa tak bisa makan. Semua perkataan paman begitu membuatku resah. Paman mengingatkanku untuk tidak melakukan sesuatu yang telah kulakukan.

Ya, aku telah jatuh cinta pada salah satu di antara mereka.






Ada yang bisa tebak siapa?

Live With SeventeenWhere stories live. Discover now