Sorry

11.1K 1.3K 32
                                    

BUKK!!!



Kedua belas member Seventeen hanya bisa terdiam melihat leader mereka, S.coups, melemparkan setumpuk foto mengejutkan di tengah mereka. Jeonghan segera mengambil foto-foto itu, memastikan jika dia tidak salah melihat.

Di belakangnya, DK dan Seungkwan membelalakkan mata mereka tak percaya. Di sisi lain Hoshi dan Woozi memalingkan wajah mereka ke member yang saat ini hanya menunduk tanpa berminat untuk melihat foto-foto tersebut.

"Kapan kalian pergi berdua?" tanya Hoshi kepada teman seusianya, Wonwoo.

Wonwoo tak menjawab. Dino terlihat khawatir melihat wajah S.coups yang memerah. Bukan, bukan karena dia sedang kepanasan atau sedang malu. Wajah S.coups hanya akan seperti ini jika dia sedang marah.

"Aku sudah memperingatimu, Jeon Wonwoo. Kendalikan dirimu atau hal seperti ini akan terjadi!"

"Ma... maafkan aku... aku benar-benar tidak menyangka jika..."

"Sudahlah!" potong S.coups tak ingin mendengarkan penjelasan Wonwoo. "Y/N... dia sudah dipecat..."

Dan seketika pandangan semua member mengarah ke S.coups. Mereka sangat kaget mendengar kabar itu.

"Kau serius, Hyung?" tanya Vernon.

"Y/N -noona dipecat?" tambah The8.

Hoshi melirik ke Wonwoo lagi. Sorot prihatin terpancar dari mata sipitnya. Hoshi tahu apa yang dirasakan Wonwoo saat ini.

"Dia sudah mendapat peringatan untuk tidak muncul di luar bersama dengan kita. Dan dia melanggarnya..." jelas S.coups.

"Tapi aku yang ingin bersamanya! Aku yang memaksa untuk mengantarnya pulang!" protes Wonwoo.

"Maafkan aku, Wonwoo-ya. Kali ini kau melakukan kesalahan. Aku benar-benar sudah memperingatkanmu untuk mengendalikan perasaanmu pada Y/N ..."

.

.

.

.

.

.

Y/N P.O.V

Aku merasa inilah akhir dari hidupku. Sesaat setelah fotoku bersama dengan Wonwoo tersebar ke seluruh media sosial, aku menjadi target amukan semua fans.

Mereka sedang berada di depan gedung apartment ini. Kudengar juga mereka ada yang menunggu di depan gedung kampus. Aku benar-benar tak berani keluar dari ruangan ini. Jika aku keluar, oh, aku sungguh tidak tahu apa yang akan terjadi.

Di sisi lain aku sangat sedih. Barusan paman meneleponku dan memberitahuku kabar yang sangat membuatku kecewa. Pledis memecatku. Mulai saat ini aku bukanlah lagi pengurus dorm Seventeen.

Tok! Tok! Tok!

Ck, ketukan pintu itu sangat mengagetkanku. Tidak! Apa mereka sudah tahu di mana kamar tempatku tinggal?

"Y/N, ini aku!"

Jangmi? Benar, ini adalah suara Jangmi. Tidak ada gadis lain yang memiliki suara selembut Im Jangmi. Aku pun segera beranjak menuju pintu. Kubukakan pintu dan sosok Jangmi segera masuk lalu ia menutup pintu dengan panik.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya dengan wajah khawatir.

Aku mengangguk, "Aishh... kenapa mereka sangat keterlaluan!" bentak Jangmi.

Aku mengeryitkan dahiku. Heran melihat sikap Jangmi yang seperti sangat mengkhawatirkanku, "Jangmi-ya... bukankah kau sedang marah denganku?"

"Apa menurutmu aku masih akan marah di saat kau berada dalam masalah besar seperti saat ini?" tanya balik Jangmi. "Oh ayolah, simpan dulu penjelasan tentang kenapa kau menyimpan rahasia tentang pekerjaanmu dariku. Sekarang, lebih baik kau cari cara bagaimana bisa lepas dari fans-fans Seventeen..."

Jangmi pun mulai berpikir. Ia berjalan bolak-balik untuk mencari jalan keluar, membantu sahabatnya. Beberapa saat kemudian, ponsel Jangmi berbunyi. Jangmi mengeluarkan ponsel dari saku celananya, dan...

"Y/N! Mereka melakukan V-live!" teriak Jangmi.

Aku segera menghampiri Jangmi dan melihat ke layar ponselnya. Tampak ketiga belas member Seventeen sedang duduk rapi menghadap ke kamera. S.coups membuka slogan mereka yang disahut dengan suara lemah dari adik-adiknya.

"Pada kesempatan ini... kami ingin menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada semua Carat, karna kami telah mengecewakan kalian..." S.coups membuka dengan ekspresi menyesal.

"Aku tahu kalian kecewa karna kehadiran seseorang di tengah-tengah kami. Kalian menemukan hubungan yang dekat antara dia dan kami. Ya, kami mengakui jika kami memang sangat dekat dengannya..."

Entah kenapa saat ini aku merasakan sesak kembali menguasai perasaanku. Ujung mataku sudah mulai basah. Sepertinya sebentar lagi aku akan menangis.

"Dia adalah gadis pekerja keras yang bekerja sebagai pengurus dorm kami. Karna dia sangat baik, kami pun juga memperlakukannya dengan baik..."

"Carat-deul..." kali ini yang berbicara si juru bicara Seventeen, Seungkwan. "Dia bekerja mengurus kami bertigabelas untuk membiayai kuliahnya. Kami sangat sedih karena mendengar kabar tentang perbuatan kalian yang kurang baik terhadap dirinya, yang sudah bekerja susah payah membantu kami..."

"Jadi kami sangat berharap kalian bisa menghentikan segala kekecewaan kalian kepadanya. Sungguh, apa yang kalian lakukan padanya hanya membuat kami merasa bersalah,"

"Y/N-ya..." panggil Hoshi. "Terimakasih sudah menemani kami selama ini. Terimakasih sudah memasak untuk kami, mendengar keluhan kami, dan membantu kami dalam banyak hal. Kami sangat berharap kau bisa selalu sehat di sana..."

Di saat inilah tangisanku terpecah. Jangmi segera merangkulku, menepuk-nepuk pundakku untuk menguatkanku. Aku sangat sedih mendengar perkataan mereka. Aku sangat sedih karena besar kemungkinan aku tidak akan bisa bertemu dengan mereka lagi.

Dan aku sangat sedih karena seseorang, yang harus aku lupakan mulai detik ini.



SVT

Live With SeventeenHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin