Like Son Like Mom

13.9K 1.5K 12
                                    


Seventeen tidak ada schedule hari ini. Mereka hanya akan latihan untuk penampilan mereka besok hari di malam nanti. Yap, itu berarti aku bisa menghabiskan waktuku bersama dengan mereka. Aku bahkan membawa beberapa tugas kuliahku meskipun aku tahu jika aku tak akan pernah bisa menyentuhnya di sana.


Di tanganku, aku membawa tujuh porsi ddeobeokki pesanan Seventeen. Aku sudah tidak sabar untuk meneriakkan ddeobeokki ini begitu aku tiba di dorm.

.

.

.

.

"YEDEUL-AH... DDEOB...boo..." teriakanku tak selesai begitu aku melihat sesuatu di depan pintu dorm Seventeen.

Heels? Milik perempuan? Siapa perempuan yang datang ke sini? Manajer-nam tak memberitahu apapun tentang kedatangan staff ataupun crew yang ingin mengecek kondisi member. Tunggu, apa jangan-jangan seorang fans berhasil menjebol dormitory mereka?


"Y/N-yaaa!!" panggil Jeonghan begitu aku menginjakkan kakiku di ruang tamu.


Aku melihat para member sedang duduk mengerumuni seseorang. Tepatnya seorang wanita yang tersenyum lebar padaku.


"Y/N-ya, perkenalkan... dia ibuku..." kata Joshua membuat aku tercengang kaget.

.

.

.

.

.

.



"Gadis mana pun pasti akan iri dengan pekerjaanmu ini, Y/N-ssi..."

"Aahh... ne..." jawabku malu-malu. Kulirik ibu Joshua yang sedang membantuku memotong sayuran untuk makan siang Seventeen.

Buah tak jatuh jauh dari pohonnya. Begitulah pepatah yang bisa kugambarkan untuk Joshua dan ibunya. Wah, kepribadian mereka benar-benar mirip. Ternyata karakter lembut, ramah, dan gentle Joshua adalah turunan dari ibunya. Mereka benar-benar sangat baik.

"Kau lebih muda satu tahun dari Jisoo kan?" tanyanya lagi.

"Ne... aku lahir tahun sembilan enam..." jawabku.

"Apa kau sedang kuliah?"

"Ya. Aku mahasiswa semester lima..."

"Kudengar kau membiayai kuliahmu sendiri dengan bekerja, eoh?"

Aku menoleh lagi ke ibu Joshua, "Darimana Anda mengetahuinya?"

"Jisoo yang bercerita... Ada seorang gadis seusianya yang setiap hari bersama-sama dengan mereka. Aku yakin member lain juga banyak menceritakan tentang dirimu ke orangtua mereka, Y/N-ssi..."

Aku tersenyum malu. Aku tak bisa menanggapi yang satu ini dengan kata-kata. Selanjutnya, ibu Joshua terus mengajakku membicarakan banyak hal. Ya, dia memang banyak bercerita tentang Joshua. Bagaimana dia selalu khawatir, serta kesepian karena Joshua adalah anak satu-satunya yang ia punya. Selain itu ibu Joshua juga banyak mengajarkanku resep makanan yang mungkin bisa aku buat untuk Seventeen di kemudian hari.

.

.

.

.

Live With SeventeenWhere stories live. Discover now