Bagian 1

19.1K 1.3K 97
                                    

Bagian 1

Jeon Wonwoo di kenal dingin sekaligus tenang. Sedikit orang yang berani mendekatinya untuk menjadikannya teman karena Wonwoo begitu dingin. Suasana tiba-tiba akan berubah menjadi dingin seperti di kutub ketika mata sipitnya mulai menatapmu. Itulah alasan mengapa teman-temannya memberi jarak yang jelas pada Wonwoo. Dia juga seorang yatim piatu dan hanya memiliki seorang Bibi yang tinggal di Suwon. Keberuntungan menghampirinya saat ia mengikuti sebuah kuis pendidikan di televisi dan membuatnya masuk ke Sekolah Internasional terpopuler di Seoul tanpa biaya sepeserpun hingga kelulusan.

Berbeda dengan sekolah Umum. Siswa-siswa di sekolah unggulan seperti ini justru lebih menghargai waktu masing-masing setiap orang nya. Mereka ribut dan berbisik kadang-kadang, tetapi lebih sering memikirkan diri mereka sendiri dengan tidak memusingkan urusan orang lain. Inilah salah satu yang Wonwoo sukai dari sekolah ini selain anak-anaknya yang kaya raya.

Semuanya di mulai dua tahun lalu ketika Jeon Wonwoo duduk di kelas awal sekolah menengah atas. Siang itu ia menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk membaca buku dengan tenang tanpa keramaian.

Tidak seperti biasanya, siang itu ketenangannya harus terganggu dengan kedatang Kim Mingyu yang mencarinya. Dia berjalan begitu percaya diri dengan kedua temannya di sisi kanan dan kirinya. Wonwoo bahkan baru pertama kali melihatnya saat itu. Ia bahkan tidak akan tahu namanya jika beberapa siswa di sekitarnya tidak berbisik menyebutkan nama pria itu.

"Hey kau, minggirlah!"

Dia mengusir seorang anak berkaca mata yang duduk di samping Wonwoo. Bukan untuk di dudukinya bangku itu setelah anak itu pergi, Mingyu justru menjadikan bangku itu sebagai sandaran kakinya.

"Jeon Wonwoo?"

Wonwoo menolak untuk peduli awalnya. Tetapi Mingyu menyebut namanya dan membuatnya mau tidak mau menatap wajah dingin itu.

"Aku menyukaimu, jadilah kekasihku"

To the point. Itulah yang ada dalam pikiran Wonwoo ketika melihat bagaimana Mingyu berbicara langsung tanpa basa basi panjang yang membuang waktu. Ia ingin tertawa, namun sengaja ia tahan dan kembali fokus pada buku bacaannya tanpa menjawab terlebih dahulu pernyataan Mingyu.

"Aku tidak pernah menerima penolakan!"

Mingyu terdengar memberi penekanan dan Wonwoo tersenyum diam-diam di balik wajahnya yang dingin. Dari ekor matanya, ia melihat bagaimana Mingyu kembali pergi dengan kedua temannya meninggalkan tempatnya duduk.

"Kita jalani saja"

Jawab Wonwoo datar, fokus pada bukunya. Mengabaikan bagaimana Mingyu dengan senyum kemenangannya mendengar itu semua. Dan, suasana perpustakaan yang awalnya ramai, kembali tenang setelah kepergian Mingyu. Tidak ada segerombolan gadis yang menyerbunya karena berhasil menjadikan Pangeran Es Kim Mingyu sebagai kekasihnya, dan tidak ada juga segerombolan orang yang menekannya dengan kekaguman berlebihan dari apa yang baru saja terjadi.

Sekolah anak-anak kaya raya memang yang terbaik. Pikir Wonwoo.

...

Baik Wonwoo dan Mingyu bukanlah orang yang menyukai aturan yang membuat kehidupan mereka rumit. Itulah alasan kenapa mereka nyaman dengan hubungan kaku dan dingin seperti ini begitu lama hingga berjalan hampir 2 tahun. Mereka jarang saling mengirim pesan, telepon, ataupun kencan seperti pasangan lain. Mereka bahkan jarang mengungkapkan kata-kata cinta. Atau mungkin bisa di bilang tidak pernah sama sekali untuk Wonwoo. Dan hal yang paling Wonwoo tidak suka adalah ketika guru-guru mulai memanfaatkannya untuk mengatur Mingyu yang berandal.

Wonwoo jelas menolak. Bukan ia tidak peduli, tetapi Mingyu bukanlah tipe orang yang bisa di perintah. Dia bergerak bebas sesuai keinginannya. Tidak ada yang bisa melarangnya meski itu dirinya sekalipun.

GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang