Bagian 8

9.1K 935 159
                                    

Bagian 8...

Soonyoung tidak merasa harus melakukan ini, tetapi Kim Mingyu adalah orang yang tidak suka di bantah meski itu oleh teman-temannya sendiri. Dan Soonyoung membenci fakta bahwa dirinya berada didalam lingkaran teman-teman Kim Mingyu si Tuan Muda yang egois.

Dia tengah mengendap di malam hari. Mencuri sesuatu di ruang audio dan ruang pengamanan. Ini tidak lebih berbeda dari seorang pencuri, tapi Soonyoung hanya bisa berdoa jika aksinya ini tidak diketahui siapapun, meski Mingyu telah memastikan semuanya aman.

Sebenarnya semua terasa mudah. Gerbang sekolah dan pintu aula bahkan sengaja tidak di kunci. Soonyoung berpikir sesaat, berapa banyak uang yang Mingyu keluarkan untuk menyuap satuan penjaga sekolah? tetapi yang jelas, bayaran atas jasanya ini harus lebih mahal dari itu semua. Setidaknya sebuah kapal persiar akan terparkir manis di dermaga milik keluarganya pagi nanti.

Dalam beberapa menit dia telah sampai di lantai paling atas ruang kontrol audio dan ruangan pengamanan. Soonyoung mengetes pintu ruangan lain, dan semua terkunci. Hebatnya hanya kedua ruangan yang di tujunya lah yang tidak terkunci. Yah mungkin mereka hanya mempersiapkan satu pencuri seperti dirinya. Tidak pencuri lain untuk di ruang tata usaha ataupun ruangan presedir sekolah yang menyimpan banyak uang dalam brangkas.

Sudah lama sekali sejak terakhir Seungcheol menyuruhnya membobol berkas rahasia perusahaan rival keluarga Choi, kini keterampilannya sebagai seorang hacker handal kembali di butuhkan. Tugas seperti ini sebenarnya tidak membutuhkan seorang hacker handal, hanya mencuri audio dan rekaman cctv lalu menyebarkannya di internet, Soonyoung rasa seorang hacker amatir juga bisa melakukannya. Tapi Mingyu bilang ini penting bagaikan tugas seorang FBI pasukan khusus.

Konyol.

Itu bualan, jelas!

FBI pasukan khusus tidak mungkin mengintai di sebuah sekolah malam hari dengan dukungan mudah seperti ini.

"Iya, aku sudah masuk ruang kontrol audio"

Soonyoung menjawab panggilan telepon dari Mingyu. Lelaki itu sungguh tidak sabaran, padahal dia hanya mengontrol sambil meminum teh hangat di balkon kamarnya.

Dasar!

"Jika sudah selesai, pergi ke distrik Cheong. Disana ada PD Gil yang telah menunggumu"

Jari-jarinya bergerak lincah diatas keyboard dengan komputer yang telah menyala dan flashdisk yang telah terpasang. Dia mengerenyit sesaat mendengar perintah lanjutan dari Mingyu.

"Hey ini perintah tambahan! Bagaimana dengan hadiahnya?" Serunya tidak terima.

Terdengar suara Mingyu yang mengumpat disana. "Kenapa kau jadi perhitungan seperti ini? Ayolah, Kwon! Ayahmu baru memenangkan sebuah project miliyaran dollar dan kau masih memperhitungkan hadian kecil!"

"Itu Ayahku -" Soonyoung kembali mematikan komputernya di saat tugasnya telah selesai. Dan beranjak sambil membersihkan jejak debu pada kakinya. "-uhh ruang audio tidak pernah di bersihkan. Baiklah Mingyu, besok sore di dermaga, aku mau kapal pesiar-ku sudah ada disana"

Dia menutup teleponnya secara sepihak dan mengabaikan Mingyu disana yang masih akan bicara. Tanpa membuang banyak waktu, Soonyoung langsung menuju ruang pengamanan. 5 layar yang mengawasi cctv seluruh sekolah, tersaji di hadapannya ketika ia baru saja membuka pintu ruangan.

Soonyoung berdecak, merasa hal ini masih mudah untuknya, dan itu terbukti saat semuanya selesai hanya dalam hitungan menit. Di depan, telah ada yang menunggunya. Itu Hong Jisoo, penjaga kepercayaan Mingyu yang sengaja dikirim untuk mengawalnya.

"Hay Jisoo Hyung, lama tidak bertemu".

Lelaki itu tersenyum dengan tenang, dan Soonyoung mengagumi bagaimana kedamaian tergambar di wajah penjaga tampan itu. Didalam hati Soonyoung berharap, suatu hari dia bisa pergi ke Gereja bersama dengan Jisoo dan memilik wajah tenang seperti itu.

GravityWhere stories live. Discover now