Bagian 4

10K 1K 35
                                    

Bagian 4...

Mingyu memaki dalam hati. Flat Wonwoo sungguh berisik, dan terkutuklah siapapun di depan sana yang coba merusak pintu rapuh flat ini.

Ia coba membuka mata sedikit, ingin memaki orang di luar sana dan meminta Wonwoo untuk bangun. Tetapi keinginannya tidak sanggup ia lakukan saat mendapati wajah lelah Wonwoo yang tertidur dalam pelukkannya. Ia menggeram kagum dan menikmati bagaimana bulu mata tipis Wonwoo bergerak kecil di tempatnya.

Sialkan? Ia tidak mungkin mampu beranjak atau membangunkan Wonwoo jika Wonwoo semanis ini saat tertidur.

"Huh... Jeon Wonwoo"

-

Bibi Wol.

Entahlah Mingyu harus menggambarkan wanita itu seperti apa. Beliau datang pagi ini, dengan keadaan yang tentunya baik-baik saja. Mingyu hanya tidak menyukai bagaimana wanita itu datang seenaknya dan kembali mengeluhkan tentang uang kepada Wonwoo. Ia bahkan tidak pernah tahu jika Wonwoo terbiasa menghadapi para bandit rentenir yang suka mendatanginya karena ulah sang Bibi.

Mingyu ingin mengumpat, memaki wanita itu sekasar mungkin untuk membuatnya sadar. Tapi ia tahu jika Wonwoo tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Meski Wonwoo sekarang meminta Bibinya pergi, dan menyuruh beliau untuk tidak datang lagi, Mingyu tahu jika hal itu hanya ucapan sesaat yang tidak sengaja Wonwoo ucapkan.

Yah siapapun pasti akan kesal dan muak jika berada di posisi Wonwoo.

"Jika Bibi seperti ini terus, ada baiknya Bibi kembali ke Chungwon"

Benar, di Suwon ataupun di Seoul sama saja. Bibinya hanya bisa merepotkan. Untung saja Wonwoo bukan orang yang lemah. Mingyu bahkan menyaksikan bagaimana Wonwoo mengusir para rentenir itu dengan wajah dan sikapnya yang tenang.

"Kau yang meminta pada Bibi untuk tetap tinggal di Suwon!"

Terlihat Wonwoo mengeluh dan memijat pelipisnya. Dia terlihat pusing, Mingyu ingin mendekatinya, tetapi ia memilih untuk diam di sisi dapur, melihat dan mendengarkan sampai Wonwoo memberinya kesempatan untuk dekat dan berbicara nanti.

"Kita bicara nanti, aku pergi sekolah dulu"

Wonwoo seakan menghindari pembicaraan lebih lanjut dengan Bibinya. Mingyu sadar hal itu mungkin karena ada dirinya diantara mereka. Pembicaraan keluarga pasti tidak akan nyaman jika ada orang asing diantaranya. Dan... yah, Mingyu sadar jika dirinya adalah orang asing diantara mereka sekarang.

"Aku akan siapkan sarapan"

...

"Aku akan mengantarmu ke coffee shop nanti"

Wonwoo mengangguk. Dia lebih banyak diam saat berangkat sekolah, dan Mingyu coba mengerti keadaan Wonwoo dengan tidak mengajaknya bicara.

Sebelum Wonwoo keluar dari mobil, Mingyu menahannya sebentar. Coba menatap Wonwoo dan membaca raut wajah kekasihnya itu. Sayangnya, Wonwoo sangat pintar mengendalikan ekapresinya sehingga Mingyu tidak menemukan ekspresi apapun di wajah mulus itu. Ia mengeluh pada akhirnya dan meninggalkan ciuman panjang di kening sempit Wonwoo.

Sengaja sedikit lebih lama. Ia hanya ingin menyampaikan kecemasannya terhadap Wonwoo melalui skinship kecil ini.

"Aku akan menjemputmu saat makan siang" putusnya lagi.

"Aku akan mengerjakan tugas di perpustakaan. Kau makan dengan yang lain saja"

Pada akhirnya Mingyu mengangguk meski ragu.

...

Sangat mengejutkan. Soonyoung datang sebagai siswa baru di hadapannya. Bahkan wajahnya yang biru masih sangat jelas terlihat. Baru beberapa hari berlalu sejak kejadian, dia masih bisa tertawa dan petakilan seperti biasa. Mingyu jelas menghindar saat berpapasan dengannya di koridor, tapi Soonyoung lebih dulu mencegahnya dan bercerita jika dia sekelas dengan Wonwoo. Soonyoung juga cerita jika dia di abaikan Wonwoo pagi ini karena telah mengganggunya yang tengah membaca. Dan Mingyu mensyukuri hal itu di dalam hati.

GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang