01

1.2K 172 18
                                    

1 bulan kemudian.

Yuna mengangkat kepalanya. Suara diluar kamarnya sangat berisik. Dia mendecak. Pasti itu kakaknya yang berdebat dengan ayahnya.

"Selama ini kerjaan appa hanya keluar-masuk rumah untuk minum-minum saja! Apakah tidak ada yang lebih berguna untuk dikerjakan?!"

"Jangan berani-beraninya kau menyuruh dan berteriak pada ayahmu sendiri, Choi Sooyoung!"

"Oh, ya? Tapi kan uang yang appa pakai untuk minum-minum juga kan uang hasil pekerjaanku!"

"Dasar anak sialan-"

Walaupun Yuna hanya mendengarkan, Yuna sudah bisa menebak bagaimana kelanjutannya. Ayahnya akan berniat menampar kakaknya, tapi tidak jadi--atau mungkin tidak tega memukul, lalu akhirnya ayahnya pergi.

Blam!

"Sesuai dugaanku," gumam Yuna enteng sambil duduk di sisi kasur.

Dia melihat jam. Masih ada waktu 2 jam untuk bersiap-siap. Yuna membulatkan tekadnya. Cukup sudah dia berpura-pura sakit selama seminggu lebih hanya untuk menghindari sekolah. Yuna beranjak dari kasur dan membuka pintu kamar. Senyuman hangat Sooyoung langsung menyambutnya.

"Pagi, Yuna. Tidurmu nyenyak?" Tanya Sooyoung.

"Nyenyak. Appa pergi lagi?"

Sooyoung menghembuskan napas kasar. "Yaah, tahu sendiri lah. Kau mau kubuatkan sarapan sekarang?"

Yuna tidak menjawab pertanyaannya, dan mengatakan hal lain dalam sekali napas. "Aku akan masuk sekolah hari ini, eonni."

Mata Sooyoung membesar. "H-hari ini?"

Yuna mengangguk. "Dan seterusnya."

Sooyoung menjadi bersemangat. "Baiklah, baiklah! Sekarang kau mandi saja dulu, ya? Apa kau mau kuantar ke sekolah? Tapi sebentar, aku akan membuatkan sarapan untukmu sebelum aku berangkat kerja--dan oh! Apa kau mau kubuatkan bekal juga??"

"Aku bisa berangkat sendiri kok, eonni. Sarapan saja cukup, aku akan makan di kantin sekolah saja nanti." Jawab Yuna sambil terkekeh karena kakaknya yang bersemangat. Gadis itu masuk kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap.

-45 menit kemudian

"Yuna-ya! Ayo cepat!" Ajak Sooyoung, masih bersemangat.

"Kenapa buru-buru? Eonni duluan saja, aku masih harus menghabiskan makananku dulu." Yuna meminum airnya, mengangkat piringnya dan menunjukkan pada Sooyoung bahwa makanannya yang mulai tersisa sedikit. "Oh, ya, aku juga kan berangkat sendiri,"

Sooyoung mendekati Yuna. "Ayolah, cepat habiskan, aku ingin mengantarmu ke sekolah." Dia pun mengambil sendok Yuna dan memakan sisa makanan yang ada di piring Yuna.

"Kok begitu? Nasinya enak, tahu!" Protes Yuna ketika kakaknya menghabiskan jatahnya.

"Biar kau cepat selesai lalu aku bisa mengantarmu. Nah, ayo!" Ucap Sooyoung setelah mengunyah habis makanan di mulutnya. Dia langsung menarik tangan Yuna agar berdiri dari duduknya.

"Tunggu! Aku belum memakai sepatuku!"

~

"Ah, Yuna! Akhirnya kau masuk juga!" Pekik Kim Jiho senang, melihat Yuna berjalan menuju meja kantin dengan nampan di tangannya.

"Iya, lagipula, aku tidak bisa bersedih selamanya." Yuna duduk di samping Ryu Sujeong.

"Bagaimana kau bisa masuk?" Tanya Jung Eunbi, selagi mengunyah makanannya.

flower shop | dokyeom, yuju✔Where stories live. Discover now