epilog.

880 118 47
                                    

Dua tahun kemudian.

"Yuna! Kau sudah siap?"

"Sudah!"

Yuna menatap kembali sesaat sebuah polaroid, kemudian memasukkannya kedalam tas lalu membawa tasnya dan keluar dari kamarnya. Dia berjalan menuju pintu dan keluar rumah.

"Eonni, aku ingin ke toko bunga dulu ya!" Yuna meminta izin pada Sooyoung yang sedang berbicara pada seorang pria yang mengurus pindahan mereka. Sooyoung mengangkat jempolnya, menandakan 'oke'.

Setelah mendapat izin, Yuna berjalan menuju toko bunga dan masuk ke dalam. Toko terlihat ramai saat itu. Nyonya Baek terlihat berada di dalam, melayani tiap pelanggan yang datang.

"Halo, Nyonya Baek!" Sapa Yuna.

"Ah, halo Yuna! Tunggu sebentar ya," Nyonya Baek melanjutkan melayani pelanggan. Dengan sigap, Yuna langsung membantu Nyonya Baek membantu melayani pelanggannya.

Dengan cepat, pelanggan-pelanggan terlayani dengan bantuan Yuna yang gesit.

"Terima kasih atas bantuanmu, Yuna." Ucap Nyonya Baek begitu pelanggan mulai berkurang.

"Terima kasih kembali. Aku senang bisa membantu." Yuna tersenyum.

Terlihat seorang gadis berwajah imut keluar dari ruangan samping kasir. "Eh, Yuna!"

"Han Hyeri! Wah, kau jadi membantu disini juga ya?" Tanya Yuna begitu melihat Hyeri.

Hyeri mengangguk. "Sekalian mengisi waktu luang juga, sih."

Nyonya Baek tersenyum. "Kalian itu baik sekali. Sama seperti lelaki muda itu yang membantuku mengurus toko ini ketika aku pergi."

Jantung Yuna berhenti sesaat ketika mendengarnya. "Seokmin, ya?"

"Ooh, Seokmin. Aku tahu dia." Hyeri mengingat-ngingat sedikit sambil menatap langit-langit.

"Nah, iya. Anak itu benar-benar baik, dan aku turut sedih saat kepergiannya." Ucap Nyonya Baek, matanya terlihat menerawang sementara bibirnya menyunggingkan senyum yang terlihat sedih.

Wajah Seokmin yang sedang tersenyum cerah tiba-tiba terbayang di pikiran Yuna. Buru-buru, Yuna menyahut. "Iya. Aku juga."

"Ah! Aku baru ingat, aku ingin pamit. Aku akan pindah ke daerah Daejeon."

"Daejeon? Wah, dari Seoul lumayan juga." Celetuk Nyonya Baek. "Kalau begitu, hati-hatilah. Kalau kembali ke Seoul, sering-sering mampir, ya?" Hyeri mengangguk-ngangguk, menyetujui apa kata Nyonya Baek.

Nyonya Baek melebarkan tangannya dan Yuna memeluknya lembut. "Tentu saja. Aku akan mampir ke sini."

Keduanya melepas pelukannya. Lalu, bergantian Hyeri yang memeluk Yuna. "Aku akan berangkat sekarang. Sampai ketemu lain waktu, Nyonya Baek, Hyeri!"

Yuna berjalan keluar dan berlari ke rumahnya. Sudah ada Eunbi, Jiho, dan Sujeong diluar.

"Kau lama sekali, Yuna! Ayo, kita akan segera berangkat." Omel Sooyoung.

"Tadi aku membantu Nyonya Baek dulu. Beruntung ada Hyeri." Jawab Yuna.

"Hyeri?"

Yuna segera menjawab pertanyaan Eunbi. "Han Hyeri, dia seorang teman."

Sujeong langsung melebarkan tangannya. Yuna langsung menghambur memeluknya, Eunbi dan Jiho juga ikut memeluknya.

"Aku akan merindukan kalian." Ucap Yuna.

"Kita juga akan merindukanmu." Balas Jiho, mewakili semuanya.

Keempatnya melepas pelukan. Lalu tersenyum.

"Oh, iya. Disana kau akan masuk universitas mana?" Tanya Eunbi.

"Aku tidak tahu. Mungkin KAIST atau Chungnam National University?" Jawab Yuna ragu.

"Heol! Hebat sekali kalau KAIST!" Celetuk Sujeong.

"Kalau kalian?" Tanya Yuna.

"Rencananya, aku akan masuk Ewha Women University, Sujeong akan masuk Sungshin Women University, lalu Eunbi akan masuk Yonsei University." Jawab Jiho.

"Kalian masuk universitas khusus perempuan?" Yuna menunjuk Jiho dan Sujeong. Keduanya mengangguk.

"Oh iya. Kau tidak ke makam ibumu dan Seokmin dulu?" Tanya Eunbi, dengan sedikit ragu. Takut dia akan menyinggung Yuna.

"Kenapa nada bicaramu seperti itu?" Yuna tertawa. "Aku sudah kesana kemarin. Ditemani Sooyoung eonni juga."

"Yuna, ayo berangkat!" Seru Sooyoung.

"Ah, oke, oke!" Yuna melambaikan tangannya pada ketiga temannya sebelum menghampiri mobilnya.

Yuna-ya! Semangat!

Yuna menolehkan kepalanya ke sekitar. Telinganya seakan baru mendengar suara Seokmin yang menyemangatinya. Yuna tersenyum, lalu menatap ke langit cerah selagi tangannya memegang kalung yang diberikan lelaki itu, dua tahun yang lalu. "Aku akan semangat, Seokmin." Bisik Yuna sebelum masuk ke dalam mobil.

"Sampai jumpa Yuna!"

"Jangan lupakan kami!"

"Sering-sering telepon!"

"Sampai nanti teman-teman!"

--------------------

a/n;

Wuwuwuwu selesai sudah ini ff~ thanks buat semua yg udh mau baca! Ya walopun termasuk sedikit sih yg baca.... tpi gpplah! Pada suka ga? Klo ga suka bilang aja, biar dijadiin kritik saran buat aku :) jgn lupa baca ff aku yg lain okee^_^

 tpi gpplah! Pada suka ga? Klo ga suka bilang aja, biar dijadiin kritik saran buat aku :) jgn lupa baca ff aku yg lain okee^_^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
flower shop | dokyeom, yuju✔Where stories live. Discover now