06

616 111 17
                                    

"Eonni! Sooyoung eonni! Bolehkah aku pergi hari Sabtu besok?" Tanya Yuna, meminta izin pada Sooyoung di hari yang sama pada malam harinya.

"Hm? Mau kemana?" Sooyoung balin bertanya pada Yuna.

"Sebenarnya sih, k-kencan." Jawab Yuna malu-malu.

"KENCAN?!" Tanya Sooyoung dengan histeris.

"I-iya kencan. Tidak akan sampai malam, tapi mungkin sampai sore saja." Jelas Yuna singkat.

"Boleh! Boleh! Bawa kamera polaroidmu juga kalau bisa!"

Sooyoung tampak senang sekali ketika Yuna menjelaskannya. "Oh ya. Siapa laki-laki itu, Yuna?"

"Eonni tahu toko bunga yang di dekat sini itu?" Tanya Yuna.

"Mmm, tokonya Nyonya Baek? Tahu, memang kenapa?"

"Pegawai toko itu yang mengajakku." Lanjut Yuna.

"Oh, tahu, tahu! Aku pernah lihat dia. Seleramu lumayan, Yuna-ya!" Puji Sooyoung.

"Eii, sebenarnya tidak juga." Sangkal Yuna.

Lalu, pintu rumah terbuka dengan cara dibanting.

Sooyoung dan Yuna dengan terburu-buru menghampiri pintu depan. Mendapati ayah mereka datang dengan langkah dihentak-hentak.

"Appa mau apa?" Tanya Yuna.

"Mau pergi dari sini." Jawab ayahnya dingin sambil berjalan menuju kamarnya, mengambil barang-barangnya.

"T-tunggu! Kumohon, jangan tinggalkan kami. Walau begitu, appa masih orang tua kita." Mohon Sooyoung.

"Orang tua? Kau masih menganggapku sebagai orang tua? Lalu kenapa kau selalu melawanku dari kemarin-kemarin?"

"Karena aku ingin memberi tahu appa sesuatu yang benar! Aku ingin appa mencari uang untukku dan Yuna." Jawab Sooyoung.

"Ayahmu ini bisa mengurus hidupnya sendiri. Tidak perlu disuruh olehmu." Ucap Tuan Choi, nadanya terdengar ketus.

"Appa! Apakah appa masih sayang padaku dan Sooyoung eonni?"

Tuan Choi berbalik dan menatap Yuna yang matanya tampak berair.

Napas Yuna memburu. "Appa, kumohon ingat dengan eomma. Eomma pasti tidak-"

"Kau ingin dengar sesuatu? Ibumu itu, adalah wanita murahan yang tidak berguna sama sekali! Aku menyesal sudah menikahinya!" Seru Tuan Choi dengan emosi yang membludak.

"Appa!" Seru Sooyoung sambil memukul lengan ayahnya. Air matanya sudah tidak tertahankan lagi. "Appa tidak boleh bicara buruk tentang eomma!"

"Minggir!" Tuan Choi langsung menyingkirkan Sooyoung dari lengannya hingga Sooyoung jatuh terduduk. Yuna yang ingin menahannya pergi juga didorong hingga punggungnya menabrak dinding.

"Ingat saja! Aku tidak akan kembali ke rumah sialan ini!"

Itu adalah kalimat terakhir yang diteriakkan Tuan Choi sebelum pintu tertutup dengan dibanting.

Hening. Hanya hening disertai isakan Sooyoung dan Yuna.

"A-appa-"

"Jangan katakan itu, Yuna. Dia bukan ayah kita lagi." Sooyoung yang terisak menghampiri adiknya dan menangis sejadi-jadinya bersamanya.

~

Besok paginya, Yuna merasa tidak ada semangat untuk sekolah karena kejadian semalam. Yuna memutuskan untuk tidak masuk sekolah lagi.

flower shop | dokyeom, yuju✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang