04

803 112 6
                                    

"Terima kasih!"

Di hari Minggu yang cerah, terlihat sosok gadis dengan poni rata berjalan keluar dari sebuah toko makanan dengan tentengan di tangannya. Dia berlari-lari kecil menuju sebuah tempat. dengan senyum kecil di bibirnya. Begitu sampai, dia masuk ke dalam.

"Seokmin!" Panggilnya.

Si pemilik nama yang sedang melayani pelanggan menoleh dan tersenyum. "Hai, Yuna!"

"Aku membelikanmu makan siang. Mau makan bersama?" Tanya Yuna sambil menaruh kantung plastik diatas meja dibalik kasir.

"Uh, boleh. Tapi, bolehkah aku meminta sedikit bantuan?"

Senyum Yuna mengembang. "Tentu!"

Yuna pun dengan senang hati membantu Seokmin melayani pelanggan. Ini bukan pertama kalinya dia membantu Seokmin. Sebelummya, dia sudah membantu Seokmin dua kali. Jadi, dia bisa melakukannya sendiri. Yuna sendiri sudah tahu beberapa jenis bunga, karena dirinya sering membuka website untuk melihat-lihat jenis-jenis bunga.

Kemudian, seorang gadis yang tampak seumuran dengannya--atau mungkin lebih muda, masuk ke dalam toko. Yuna langsung menyapanya. "Selamat datang! Ada yang bisa kubantu?"

Gadis itu menghampiri Yuna dengan senyumnya.

Wah, manisnya, puji Yuna.

"Aku ingin membeli bunga sebagai hadiah untuk ibuku. Kebetulan, ibuku sedang berulang tahun hari ini."

Senyum Yuna sempat pudar sesaat. Tapi dia langsung tersenyum lagi. "Ibumu pasti pecinta bunga. Mau membeli bunga apa?"

Gadis itu tertawa pelan. "Sebenarnya, ibuku tidak begitu menyukai bunga. Entahlah, tapi beliau sangat suka dengan bunga yang satu ini. Mmm, apa itu namanya?" Si gadis tampak mengingat-ingat nama bunga sambil melihat ke langit-langit ruangan.

Kali ini, senyum Yuna benar-benar pudar. Dia menatap ke meja dengan tatapan kosong.

"Ah! Aku ingat! Bunga-"

"Calla. Calla putih."

Gadis tadi tampak terkejut dengan tebakan Yuna yang benar. "Wah, benar. Darimana kau bisa tahu kalau bunga calla putih adalah bunga kesukaan ibuku?"

Yuna memaksakan seulas senyum dan menatap kembali gadis tadi. "Tidak. Aku kenal seseorang yang seperti ibumu. Persis seperti ibumu, bukan pecinta bunga tapi suka sekali bunga calla. Ketika kau mengatakan itu aku langsung teringat padanya."

"Kebetulan yang keren!" Pujinya sementara Yuna mengambil tiga tangkai calla putih.

Yuna membungkusnya dengan plastik bening dan mengikat bagian tengahnya dengan pita berwarna merah muda. Dia memberikan gadis itu bunga calla-nya dan menyebutkan harga yang harus dibayar.

Gadis itu memberikan beberapa lembar uang. "Ini. Dan sepertinya aku akan sering mampir kesini,"

"Oh, ya?"

"Iya! Aku pernah mengenal pegawai yang laki-laki itu, dan dia ramah sekali. Sekarang, aku bertemu denganmu dan ternyata kau orang yang asyik!"

Yuna tersenyum. "Sering-sering mampirlah kalau begitu."

"Terima kasih! Oh, iya, omong-omong, namaku Han Hyeri." Gadis bernama Hyeri itu tersenyum manis.

"Sama-sama, aku Choi Yuna. Ah, katakan selamat ulang tahun dariku untuk ibumu!"

"Baiklah Yuna. Aku akan sering-sering kesini!" Seru Hyeri sambil berjalan pergi dengan buket bunga kecil di tangannya.

Yuna melambai sesaat sebelum dia teringat kembali dengan ibu Hyeri yang bukan pecinta bunga namun sangat suka bunga calla. Terlebih calla putih. Yuna mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Tangannya mengepal. Tapi, hal itu segera dia jauhi saat dia tersadar ada pelanggan lainnya.

flower shop | dokyeom, yuju✔Where stories live. Discover now