02

1K 167 64
                                    

"Tidak bisa pulang bersama?"

Ketiga temannya mengangguk. Yuna mengerutkan keningnya. Tidak biasanya mereka seperti ini.

"Ada apa memang?" Tanya Yuna heran.

"Kita disuruh meminta tolong mengerjakan sesuatu dulu oleh Woohee ssaem. Awalnya hanya Eunbi dan Sujeong, tapi aku juga diseret biar ikutan." Cerita Jiho sambil memutar bola matanya.

"Habis, tahu sendiri Woohee ssaem seperti apa. Sekalinya meminta tolong, mintanya yang sedikit merepotkan. Pernah waktu itu aku disuruh mengganti lampu koridor olehnya. Mana pernah aku mengganti lampu! Takut-takut aku naik tangga lipat," gerutu Eunbi.

Sujeong tertawa. "Benar! Aku melihatnya dia melakukan itu dan wajahnya benar-benar ketakutan." Katanya, yang membuat lengannya dipukul oleh Eunbi.

"Ryu Sujeong! Jung Eunbi!" Suara Woohee ssaem memanggil keduanya dari kejauhan.

"Ah, sudah dipanggil, sudah dipanggil! Maaf ya, Yuna! Kapan-kapan kutraktir beli waffle di kafe sebelah, deh!" Ucap Sujeong dan Eunbi bersamaan, sambil menyeret Jiho.

"Baiklah, aku tidak apa-apa!" Balas Yuna sambil melambaikan tangannya.

"Ayolah! Apa kalian harus menyeretku?" Tanya Jiho.

"Sudah diam!" Seru Sujeong dan Eunbi.

"Bagaimana bisa aku punya teman-teman seperti mereka?" Gumam Yuna bingung sambil menggelengkan kepalanya. Dia pun berjalan keluar sekolah.

~

Yuna turun dari bis dan mulai berjalan menuju rumahnya sendiri.

Sepi yang dia rasakan. Biasanya ada Sujeong yang berjalan pulang bersama, bercerita banyak padanya.

Tiba-tiba, setetes air menyentuh pipinya. Yuna menoleh ke atas. Beberapa detik kemudian, hujan turun dengan sangat deras.

"Payah! Aku tidak membawa payung!" Umpat Yuna sambil berlari mencari tempat meneduh.

Yuna langsung berteduh di sebuah toko setelah berlari. Seragamnya sudah hampir basah semua. Dan dia kedinginan. Gadis itu memeluk dirinya sendiri, walaupun sia-sia saja.

Punggungnya pun merasakan sesuatu yang sedikit dingin. Yuna menoleh ke belakang, dan menyadari dia sedang berteduh di depan toko bunga kemarin. Yuna menangkap si seseorang yang terlihat seperti pegawai toko keluar dari ruangan samping kasir, membuatnya melihat Yuna yang sedang berteduh.

Laki-laki yang kemarin!, batin Yuna ketika melihat wajah pegawai itu.

Si pegawai dengan terburu-buru langsung berlari kecil ke pintu dan membukanya. Wajahnya terlihat sedikit cemas. "Apakah kau kehujanan?"

Dengan bibir yang bergetar karena dingin, Yuna mengangguk cepat.

Pegawai toko itu langsung membuka pintu lebih lebar dan menarik pelan lengan Yuna. "Ayo, masuk, diluar lumayan dingin akibat hujan deras."

Tanpa basa-basi, Yuna menurut dan langsung masuk.

"Duduk disini dulu ya. Akan kucari sesuatu dulu untukmu." Suruh laki-laki tersebut sambil masuk ke ruangan samping kasir.

Sekali lagi, Yuna menurut dan duduk di kursi yang dibawakan pegawai. "D-dingin-nya.."

Tak lama, si pegawai kembali sambil membawa sebuah handuk dan jaket. "Aku hanya punya handuk sebesar ini, tidak ada yang lebih besar lagi. Lalu, kau ganti bajumu, dan pakai dulu jaketku. Disini tidak ada ruang ganti, tapi kau bisa pakai toilet di ruangan samping kasir itu. Toiletnya cukup besar, kok."

flower shop | dokyeom, yuju✔Where stories live. Discover now