08

634 92 30
                                    

Yuna sekali lagi mengeluh. Matanya benar-benar sudah melewati batasnya. Dia tidak bisa menahan kantuknya lebih lama lagi. Yuna menatap jam. Sudah lewat dari jam 12 malam. Dan dia masih duduk di kursi meja belajarnya, melanjutkan mengerjakan tugas dari Woohee ssaem yang seakan tiada habisnya.

Kemudian, Yuna mendengar ketukan di jendela kamarnya. Dia beranjak dari duduknya dan melihat ke jendela. Ada Seokmin disana. Dengan wajah yang semrawut--karena mengantuk dan memusingkan tugas, Yuna membuka jendela kamarnya.

"Kenapa tengah malam begini kesini?" Tanya Yuna.

"Aku ingin melihat keadaanmu saja. Kenapa juga kau belum tidur?" Tanya Seokmin.

"Banyak tugas. Sedikit lagi, sih. Sementara harus kukumpulkan besok. Maksudku, hari ini." Yuna menguap.

"Lihat, kau sudah mengantuk begitu. Lebih baik tidur saja. Ini juga sudah lewat dari tengah malam." Suruh Seokmin.

"Tinggal sedikit lagi, kalau tidak aku akan kena marah guru." Yuna kembali ke meja belajarnya.

Seokmin melongokkan kepalanya ke dalam kamar Yuna dan melihat beberapa tumpukan buku diatas meja Yuna. "Woah, banyak juga."

"Makanya, ini tinggal beberapa lembar lagi, tanggung." Kata Yuna sambil fokus menulis.

"Yasudah. Semangat ya. Jangan sampai sakit hari Sabtu nanti." Setelah mengatakan itu, Seokmin menghilang dari jendela.

Ketika lelaki itu mengatakannya, Yuna menjadi semakin tidak sabar menunggu hari Sabtu.

~

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Yuna akhirnya datang juga. Yuna--dibantu oleh Sooyoung soal pakaiannya, dan dibantu oleh ketiga temannya dengan saran-sarannya, menunggu Seokmin di tempat mereka sepakat bertemu beberapa hari sebelumnya. Beruntungnya, Seokmin juga datang dua menit setelah Yuna.

"Wah, datangnya cepat!" Seru Yuna ketika melihat sosok figur yang berjalan mendekatinya.

"Memang kau juga baru sampai?" Tanya Seokmin yang dijawab dengan anggukan Yuna.

"Bagus dong! Ayo kita langsung ke tempat makannya!" Ajak Seokmin sambil menarik tangan Yuna.

Keduanya berjalan menuju sebuah restoran dan memilih tempat duduk begitu masuk.

"Kau mau pesan apa?" Tanya Yuna sambil membuka-buka buku menu. Dia memperhatikan secara rinci setiap nama makanan di dalamnya. Yuna menanyakan lagi pertanyaan yang sama pada Seokmin.

"Seokmin, kau mau pesan apa?"

Yuna mengangkat kepalanya yang mendapati Seokmin sedang menatapnya dengan kepalan tangan kiri sebagai tumpuannya.

"Seokmin?"

"Eh-h, apa?"

"Kubilang kau mau pesan apa?" Yuna tertawa. "Aku tidak tahu mau pesan apa."

"Ah! Aku pesan ini saja," Seokmin melihat menu dengan cepat. "..budaejjigae."

"Karena aku tidak tahu ingin memesan apa, jadi aku berdua denganmu saja, budaejjigae. Lagipula, budaejjigae itu kan porsinya banyak. Lalu, aku sedang ingin ini, kimbap. Aku itu saja."

"Minumnya?"

"Aku juga akan mengikutimu. Sungguh, otakku tiba-tiba kosong ketika masuk kesini."

Seokmin tertawa, lalu memanggil seorang pelayan dan memberi tahu pesanan mereka. Pelayan itu mencatatnya dan meminta mereka untuk tunggu.

Untuk beberapa detik, keduanya sempat diam. Rasa canggung yang aneh tiba-tiba muncul dan menganggu keduanya.

"Ini kenapa kita tiba-tiba canggung ya, padahal biasanya kita bicara terus," Seokmin mengusap tengkuknya.

flower shop | dokyeom, yuju✔Where stories live. Discover now