Old Best Friends

8.4K 313 0
                                    

Matahari mulai kembali ke tempat peristirahatannya, meninggalkan langit dalam keadaan gelap. Hanya lampu jalan dan cahaya bulan dari kejauhan yang menerangi jalanan malam itu.

Seorang gadis bertubuh mungil sedang berjalan ke arah taman ditemani oleh seorang lelaki bertubuh tinggi dengan bandana di kepalanya. Gadis itu adalah Skylar, dan lelaki itu adalah Alan.

"Tadi lo ninggalin anjing lo di mana?" tanya Alan ketika keduanya telah kembali menginjakkan kaki di taman kompleks.

"Tadi gue ninggalin di pinggir lapangan."

"Ya udah, gimana kalo kita cari di sekitar lapangan basket aja?" usul Alan dan langsung dijawab anggukan oleh Skylar.

Saat ini, suasana taman sudah sepi, tidak seramai tadi sore. Hanya tersisa beberapa orang saja yang masih berada di taman, itupun sepertinya sudah akan pulang.

Skylar dan Alan sudah mencari anjing Skylar dan Hana selama 15 menit. Tapi mereka masih belum menemukan keberadaan dua anjing itu. Skylar yang sudah lelah lantas memilih untuk duduk di salah satu bangku taman. Alan mengikutinya.

Tiba-tiba ada suara yang memanggil nama Skylar. Spontan, sang pemilik nama langsung berbalik ke arah sumber suara itu. Betapa terkejutnya Skylar saat melihat Gavin yang sedang berlari ke arahnya.

"Kenapa? Lo mau suruh gue ngurusin OSIS lagi?!" tanya Skylar dengan nada sewot.

"Lo tuh bisa gak sih gak negatif mulu pikirannya kalo ketemu gue? Itu urusan sekolah, sekarang kita lagi gak di sekolah, jadi lupain pikiran negatif lo ke gue tentang OSIS." Ucapan Gavin berhasil membuat Skylar terdiam.

"Gue ke sini cuman mau ngembaliin anjing lo kok," lanjut Gavin sambil menyerahkan rantai anjing Skylar yang dia genggam di tangannya.

Meskipun gadis itu masih merasa canggung dengan lelaki yang sedang berdiri di hadapannya ini, tapi dia tetap menerima rantai anjingnya itu.

"Oh ya, ini satu lagi. Gue gak tau ini anjing siapa. Mungkin lo tau?" tanya Gavin sambil menyerahkan rantai anjing yang satunya lagi.

Skylar kembali mengambil rantai anjing itu. Setelah memperhatikannya dengan saksama, Skylar pun tersadar bahwa anjing tersebut adalah milik Hana.

"Ini anjing Hana, temen gue."

Gavin mengangguk.

"Ya udah kalo gitu gue pulang dulu. Gue ke sini cuman mau ngembaliin itu doang." ucap Gavin yang bersiap-siap untuk berbalik sampai suara Alan berhasil membuatnya menghentikan langkahnya.

"Mau ke mana lo, Vin? Lo lagi gak mau kabur dari sahabat dulu lo ini, kan?" ucap lelaki tinggi yang yang sekarang sudah berdiri di samping Skylar.

Alan sengaja menyindir Gavin karena dari dulu mereka bertiga memang sudah sangat dekat layaknya sahabat.

"Lo kenapa sih Lan? Lo masih gak terima tentang kejadian 2 tahun yang lalu?" tanya Gavin. Jujur, dia sangat malas jika disinggung tentang masa itu.

"Sebenernya sih gue udah lupain kejadian itu. Tapi yang gak bisa gue terima adalah kembalinya lo ke kehidupan gue dan Skylar."

Skylar yang berdiri di antara keduanya pun mulai merasakan firasat buruk. Karena takut terjadi pertengkaran diantara keduanya jika topik ini diperpanjang, Skylar pun berusaha mengganti topik.

"Udah, udah! Lan, mending lo anter gue pulang, soalnya gue takut kalau jalan sendirian malem-malem. Dan lo Vin, mending lo pulang deh, udah malem."

"Liat Vin, sekarang siapa yang lebih dibutuhin Skylar?" sindir Alan seolah membanggakan dirinya.

Skylar langsung menarik tangan Alan melewati Gavin sebelum terjadi hal yang tidak-tidak. Tapi tepat saat ia melewati Gavin, dengan cepat ia berbisik tepat di telinga lelaki itu, "Sori Vin, dan makasih karena udah nemuin anjing gue."

***

Skylar dan Alan sudah tiba di depan pagar rumah Skylar yang berdiri kokoh.

"Makasih ya, Lan," ucap gadis itu sebelum masuk ke dalam rumah.

"Yap, no problem. Good night."

Setelah melihat Alan berjalan pergi dari depan rumahnya, Skylar pun melangkahkan masuk ke dalam rumah.

"SKYLAR PULANG!" teriak Skylar agar satu rumah mendengar suaranya. Dan tepat saat itu juga, Alicia dan Bella berbondong-bondong turun dari tangga dan menghampirinya.

"Kenapa tadi lo ninggalin kita?" tanya Alicia tidak sabaran.

"Tadi gue males denger debat lo ber-"

"Terus lo tadi kemana?" tanya Bella yang juga sama tidak sabarannya seperti Alicia.

"Tadi gue ke-"

Lagi-lagi ucapan Skylar terpotong.

"Lo kenapa lama banget pulangnya? Sampe udah gelap gini,"

"Karena-"

"Kita jadi ditanya-tanya nih sama orangtua lo!"

"Ya sori-"


"Kenapa tadi lo gak ngajak kita?!" protes Bella.

"Karena-"

"Dan yang terakhir," Alicia dan Bella saling bertatapan, "SIAPA YANG NGANTERIN LO PULANG?!" tanya mereka bersamaan.

"Btw, cowok yang nganterin lo tadi lumayan-"

Kali ini giliran Skylar yang memotong ucapan Bella, "STOP! Lo berdua gimana sih? Tiap gue mau jawab, selalu dipotong. Gimana gue mau jawab kalau gitu?!" protes Skylar.


"Sori sori..."

"Pertama, gue tadi ninggalin kalian karena gue males denger kalian debat. Kedua, tadi gue pergi ke taman kompleks, gue lama karena tadi gue main basket. Ketiga, kalo lo berdua ditanya-tanya sama orangtua gue, itu bukan urusan gue. Keempat, gue baru pulang karena tadi nyari Chiko dulu di taman. Kelima, gue gak ngajak kalian karena kalian tadi lagi bertengkar. Dan yang terakhir, gue tadi dianterin Alan dan dia itu sahabat gue dari dulu, jadi wajar kalo kita deket." ucap Skylar panjang lebar lalu meninggalkan kedua gadis di hadapannya itu dan langsung menaiki tangga menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.

"Alan tinggal di mana, Sky?" tanya Bella yang ikut menyusul Skylar.

"Deket sini juga."

Skylar langsung masuk ke dalam kamarnya dan berbaring di atas kasurnya.

"Sky, kita nginep di rumah lo ya, mumpung besok Minggu." ucap Alicia memberitahu.


"Yaudah, terserah kalian deh. Gue mah bebas." Skylar memejamkan matanya. Hari ini cukup melelahkan.

***

Ketua OSISDonde viven las historias. Descúbrelo ahora