Rain

6.4K 233 1
                                    

Panas matahari sudah tidak sepanas tadi siang. Langit mulai kelihatan mendung. Semua awan hitam seperti berkumpul di atas sana, siap untuk menumpahkan air hujan yang sudah ditampung berhari-hari. Skylar sedang berdiri di halte bus, berharap sebuah bus datang sebelum hujan deras turun membasahinya.

Sejak satu jam yang lalu, ibunya telah menelfon kalau dia tidak bisa datang untuk menjemput putrinya itu, apalagi ayahnya yang super sibuk dengan pekerjaannya. Alhasil, Skylar pun menunggu bus dengan kedinginan. Sepertinya, seluruh siswa siswi SMA Trinity sudah pulang, mengingat jam sudah menunjukkan pukul setengah lima.

Sampai hari ini, Skylar masih belum mendapat kabar tentang Alicia dan Bella. Setelah kejadian di taman beberapa hari yang lalu, kedua gadis itu bagaikan ditelan bumi. Mereka menghilang begitu saja tanpa jejak. Skylar tentu menyimpan banyak pertanyaan di benaknya mengenai kedua temannya itu.

Selama Alicia dan Bella tidak ada, Skylar hanya bergaul dengan Gavin dan teman-temannya. Hubungannya dengan lelaki itu mulai membaik, tidak seperti sebelumnya yang setiap ketemu pasti adu mulut.

Selain Alicia dan Bella, Dylan juga mulai jarang memunculkan batang hidungnya di sekolah. Kalau Alicia dan Bella yang menghilang setidaknya itu masih masuk akal, karena mereka memang memiliki masalah, mungkin mereka butuh refreshing. Tapi kalau Dylan, dia bahkan tidak memiliki masalah selama ini. Hidupnya tenang-tenang saja. Kata Gavin, Dylan juga tidak memberinya kabar sama sekali.

Lamunan Skylar terhenti begitu ia merasakan rintik hujan menyentuh kulitnya. Sepertinya sedikit lagi akan turun hujan deras, mengingat awan hitam di atasnya itu.

Benar saja, tidak lama hujan turun dengan derasnya. Menunggu bus sambil memandang hujan yang turun di depannya itu berhasil membuat Skylar teringat dengan masa kecilnya bersama Gavin. Dulu setiap hujan dia dan Gavin pasti akan keluar dari rumah dan bermain hujan di halaman rumah. Kenangan indah itu berputar di kepala Skylar, semua kenangannya bersama Gavin saat hujan.

Pikiran Skylar tiba-tiba buyar saat melihat mobil hitam berhenti di depan halte bus, tepat di depannya. Skylar memandang mobil itu dengan penuh tanda tanya.

Kaca mobil hitam itu perlahan turun ke bawah, menampakkan wajah sang pengemudi, yang ternyata adalah Gavin.

"Sky, lo belum pulang? Bareng gue aja," Gavin setengah berteriak agar suaranya tidak tenggelam oleh suara hujan.

Melihat Skylar yang sungkan menjawabnya membuat lelaki itu membuka pintu mobilnya, bersiap untuk menjemput Skylar dengan payungnya.

"Gak ngerepotin?" tanya Skylar saat Gavin sudah berdiri di hadapannya.

"Ya enggak lah. Lo ingat kan dulu kita sering pulang bareng. Santai aja kalo sama gue, udah kayak baru kenal aja," Gavin lalu memayungi tubuh Skylar ke arah mobilnya, membuka pintu untuk Skylar, dan gadis itupun masuk ke dalam.

Gavin berjalan memutari mobilnya lalu membuka pintu pengemudi dan ikut masuk ke dalam mobil.

Ucapan Gavin tadi kembali membuat Skylar mengingat kenangan-kenangan masa kecilnya itu. Mungkin gadis itu akan terus melamun kalau saja bukan karena suara Gavin yang menyadarkannya.

"Kenapa tadi belom pulang?"

"Gak ada yang jemput, jadinya gue nunggu bus," jawab Skylar. "Lo sendiri kenapa belum pulang?" lanjutnya.

"Gue tadi masih ada urusan OSIS bentar," jawab Gavin.

"Eh, rumah lo masih di yang dulu kan?" tanya Gavin.

Skylar mengangguk. "Iya,"

Dari kecil, Skylar sudah sangat dekat dengan Gavin. Bahkan, mungkin teman dekatnya hanya Gavin. Waktu dia masih kecil, dia tidak terlalu pandai bergaul, oleh sebab itu orang-orang kadang memanggilnya dengan sebutan 'gadis kaku'.

Sampai pada suatu saat, ia berniat untuk mengubah sebutan itu, karena ia tidak memiliki orang di sisinya lagi. Karena Gavin sudah tidak bersamanya lagi. Skylar bertekad untuk bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar. Berusaha untuk bisa mendapat teman baru agar ia tidak terlalu terpuruk. Walaupun saat itu Skylar masih memiliki Alan, tapi tetap saja Alan berbeda dari Gavin. Dia tidak terlalu dekat dengan Alan, mereka hanya sebatas teman biasa, bukan sahabat seperti dirinya dan Gavin dulu.

Meskipun Skylar dan Alan tidak terlalu dekat, tapi justru lelaki itulah yang membantu Skylar bangun dari keterpurukannya. Dia yang membantu Skylar bersosialisasi dengan orang-orang. Tapi ketika Skylar sudah bertemu dengan Alicia dan Bella, dan sibuk dengan tugas sekolah, mereka tidak sering bertemu lagi. Itu karena mereka yang berbeda sekolah.Alhasil, mereka hanya bertemu saat di taman, itupun kalau mereka kebetulan pergi ke sana di waktu yang bersamaan.

"Sky, kalo gue singgah toko buku bentar, gak pa-pa kan? Soalnya tadi Emily nitip buku. Lo mau bantuin gue nyari gak?" tanya Gavin.

"Boleh, gak pa-pa kok, gue gak buru-buru,"

Emily adalah adik Gavin. Umurnya hanya berbeda 2 tahun dari Skylar. Dulu mereka juga sangat dekat, bahkan Skylar sudah menganggap Emily seperti adiknya sendiri karena dia tidak memiliki saudara.

Tapi semenjak kejadian dua tahun lalu, Skylar tidak pernah lagi melihat Emily. Skylar juga baru melihat Gavin saat dia menjadi murid baru di kelas sebelas. Skylar tentu sangat terkejut saat itu. Tapi saat itu Skylar masih enggan berbicara dengan Gavin, bahkan untuk melihatnya saja tidak mau. Skylar baru mulai berbicara dengan Gavin saat di kantin waktu itu, itupun hanya karena masalah wakil ketua OSIS.

***


Ketua OSISWhere stories live. Discover now