dua

15K 1.5K 36
                                    

"Tae? kenapa kembali lagi?"

"eomma lihat kertas kecil berlipat empat di meja makan tadi? itu punyaku,"

"sepertinya masih ada di meja makan, eomma hampir membuangnya tadi," ucap Ny. Kim sementara Taehyung segera berderap ke ruang makan.

"ada Eomma! gomawo! aku berangkat!!"

=================

"kemana Hope Hyung?" Taehyung menggerutu, sementara pemuda sipit di sampingnya membisu bersama ponselnya. Ia dan Jimin sudah menunggu di gerbang sekolah sejak tiga puluh menit yang lalu. Dan pemuda berwajah lonjong itu tak menunjukkan batang hidungnya sedikitpun.

Namjoon? Ia sudah mengirimi Taehyung ratusan permintaan maaf karena tidak bisa ikut bermain. Jabatannya sebagai ketua osis mengharuskan pemuda dengan lesung di pipi kanannya itu tinggal di sekolah lebih lama untuk mengawasi persiapan Festival budaya yang rencananya diadakan akhir minggu ini. Taehyung sang at memahami kesibukan si ketua osis pujaan gadis itu sehingga bisa menerima permintaan maaf NamJoon tanpa banyak mengeluh.

"oh sial," Jimin mengumpat, menyadarkan Taehyung dari khayalannya tentang Namjoon yang bersimpuh meminta maaf padanya.

"wae?" Taehyung menoleh pada Jimin yang tengah menggenggam ponselnya erat, "Jangan banting ponsemu Jim, dia tidak salah," canda Taehyung.

Jimin memandangnya dengan pandangan menyesal, dan tidak perlu jadi orang yang jenius untuk membaca raut wajah dan maksud dari seorang Park Jimin. Apalagi untuk Taehyung yang sudah mengenal Jimin sejak ia bisa berjalan.

"begini, sebenarnya, Tae—" Jimin berbicara ragu. Sementara Taehyung diam. Ia sudah tahu apa yang akan dikatakan Jimin. Jadi ia mengerahkan segala konsentrasinya untuk membuat wajah setenang mungkin.

"sebenarnya, Hoseok Hyung baru saja memberitahuku. Ia dipanggil Han Ssaem sepulang sekolah tadi, ia meminta Klub Dance mengisi acara pensi sekolah hari minggu nanti, lalu berlatih untuk mengikuti lomba 2 minggu lagi," Jimin mulai menjelaskan. Ia menjeda kalimatnya sebentar.

"kalian harus latihan, aku tahu," Taehyung memotong kalimat Jimin sebelum pemuda sipit itu meneruskan kalimatnya, "pergilah, Hope Hyung dan yang lain pasti sudah menunggumu," Taehyung menyunggingkan cengirannya untuk meyakinkan Jimin.

"tapi, kami sudah berjanji padamu Tae," Jimin berucap dengan gaya memelasnya yang seperti puppy yang kehilangan orang tuanya.

Taehyung kembali menyunggingkan senyum khasnya, ia mengacak rambut Jimin dengan gemas sebelum berucap, "aku tak apa, festival itu sangat penting kan? Kau MVP jadi harus ikut latihan, cepat pergi sana!"

"Ya, kau mengusirku?" Jimin berucap tak terima saat Taehyung mulai mendorong tubuhnya kembali masuk ke pekarangan sekolah. Asal kalian tahu, meski Jimin 'sedikit' lebih pendek dari Taehyung, tapi tubuhnya kekar dan tegap. Tidak seperti Taehyung yang kurus dan jangkung. Ia bisa saja menghentikan dorongan Taehyung dengan sekali jejakan kaki.

"iya, aku mengusirmu! Cepat pergi sana!" seru Taehyung.

Jimin membalikkan tubuhnya. Menatap Taehyung dengan senyum terkembang. Ia mengusak puncak kepala Taehyung sebelum berucap, "iya, aku pergi!"

"jangan kembali lagi," canda Taehyung saat Jimin mulai melangkah menjauhinya.

"besok hari sabtu, kami akan berpesta di rumahmu semalam suntuk besok Tae! Siapkan makanan yang banyak dirumahmu!!" seru Jimin sebelum berbalik dan berlari semakin jauh memasuki sekolah.

Sementara Taehyung diam di tempatnya. Senyumnya perlahan memudar, tergantikan dengan raut kecewa yang terpatri jelas.

"besok, ya.." bisiknya kelewat pelan, "mungkin bisa," lanjutnya sebelum kemudian membenarkan syal abu muda yang dikenakannya hingga menutupi hidungnya yang agak memerah kedinginan.

Taehyung melangkahkan kakinya ke halte bus terdekat. Ia mengeluarkan lipatan kertas dari saku mantelnya, dan membukanya dengan jemarinya yang agak kebas. Sialnya ia lupa membeli hotpack, padahal baru pertengahan musim gugur dan sudah sedingin ini.

Sebuah ide terlintas di pikirannya. Pemuda kurus itu segera memasuki bis pertama yang datang dan duduk di dekat jendela. Senyuman ceria kembali terukir di wajahnya.

Segelas cokelat hangat dan sepotong cake manis, ditambah sedikit obrolan ringan dengan para Hyung kesayangannya terdengar tidak buruk kan? Apalagi di cuaca seperti ini.

To Be.. Continued


sipp ini lanjutnannya~~ makasih banget yang udah meninggalkan jejak di halaman sebelumnya~ makasih juga yang udah baca! makasihh makasihh banget!! kalian yang bikin aku tetep semangat nulis! yuhuuu aku heppy!!

buat kedepannya, pasti bakal jarang update~ biasa anak kelas 12 yang menghadapi UN dan SBM dan SNM dan sebagainya~ doain diriku ya~ si saya nggak akan hiatus! kenapa? karena sehari tanpa nulis rasanya bagai sayur kurang garam *waks*

eheh~ yang pasti, aku bakal tetep update, tapi pasti lebih lenglet dari sebelumnya.. soo makasih banget buat yang udah keep waiting dan masih baca ff ff abal aku~

last, dont thor me. serasa jadi dewa petir taugaaa~ panggil aja se akrab mungkin. btw aku setaun lebih muda dari kuki~ 90's baby bruh~ hehe ^^

so, see ya! paii paiii

Tomorrow [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang