limabelas-dua

14.5K 1.3K 320
                                    

Bersakit sakit dahulu, bersenang senang kemudian.

Pelangi muncul setelah badai besar terlewati.

Banyak perbahasa yang mengarah pada kebahagiaan di setelah penderitaan, kemudahan setelah kesulitan. Namun tidak semua orang bisa mendapatkannya.

Hanya mereka yang berhasil melewati kesulitan itulah yang bisa.

-----

Tomorrow

-Bagian terakhir-

Special Thanks untuk semua reader yang sudah mendukung sejak awal cerita gaje ini dipublish dan semua yang sudah mau repot repot baca sampai akhir.

-----

Taehyung menatap ruangan besar berlangit-langit tinggi di sekitarnya. Seluruhnya berwarna cokelat dan perunggu. Keempat sisi ruangan membuka ke lorong-lorong gelap yang tak dapat ia lihat ujungnya. Penerangan datang dari obor-obor yang menyala terang di keempat sisi ruangan, memberikan afeksi menakutkan dengan suara derik api dan bayagan yang bergoyang karena nyala api.

Suara langkah kaki menggema seperti suara letusan pistol saat ia menuruni undakan yang menghubungkan tempatnya berdiri dengan bagian tengah ruangan yang kira-kira dua meter lebih rendah dari mulut lorong. Ruangan ini bisa dibilang simetris sempurna dengan undakan dan lorong-lorong itu. Namun Taehyung kemudian menyadari, setiap pilar di samping kanan lorong dihiasi ukiran-ukiran rumit yang Taehyung yakin semacam hieroglif-atau apapun itu namanya- juga ukiran binatang yang tidak-belum-dikenalinya.

Taehyung mengamati empat lorong di sekitarnya. Ia melangkah menuju lorong dengan ukiran kumpulan binatang berkaki empat di puncak pilar, satu yang dilewatinya untuk sampai ke ruangan aneh ini.

Lagi, Taehyung melangkah ke salah satu mulut lorong. Yang satu ini memiliki ukiran sejenis serangga di pilarnya. Tiga ekor. Dan Taehyung segera menandai letak lorong itu, memastikan agar saat panik ia tidak langsung berlari masuk ke lorong itu. Perasaannya tidak enak, ia benci serangga. Tidak lucu kalau saat ia masuk kesana ada ratusan atau mungkin ribuan serangga menunggunya. Taehyung lebih baik kembali ke labirin tadi. Lorong yang lain memiliki ukiran semacam ikan di pilarnya. Dan satu lagi yang tersisa memiliki ukiran semacam burung disana.

Taehyung terdiam. Ruangan dengan empat lorong, dengan ukiran binatang di mulut masing masing lorong. Ia rasanya mengetahui sesuatu, tapi ia tidak bisa mengingatnya.

Sebuah cermin setinggi tiga meter dan lebar satu setengah meter berdiri tegak di tengah ruangan. Bingkainya yang terbuat dari perunggu berkilau saat Taehyung melangkah mendekatinya.
Ia melangkah menuruni undakan, matanya berpindah mengamati cermin besar yang sekitar satu meter lebih tinggi darinya.

Ia mengamati ukiran yang menghiasi bingkai cermin. Ukiran itu membentuk pola-pola sulur yang terlihat rumit. Cermin itu agak buram tertutupi debu, namun Taehyung masih bisa melihat bayangannya terpantul disana.

Ada tulisan diatasnya, erised stra ehru oyt ube cafru oyt on wohsi.

Erised, bisik Taehyung. Sekilas ingatan muncul di kepalanya, dan seketika ia menepukkan tangannya puas.

The Mirror of Erised--cermin Tarsah. Benda ini adalah wujud imajinasinya tentang Cermin Tarsah di serial pertama penyihir kesukaannya, Harry Potter.

Ishownotyourfacebutyouheartsdesire.

I show not your face but your heart desire.

Taehyung tersenyum pelan, ia adalah seorang Potterhead sejati. Tidak mungkin ia melupakan kutipan terkenal cermin tarsah. Pemuda itu memandang wajahnya yang terhalang debu dan kotoran permukaan cermin. Apapun itu, ia harus mengetahui jalur mana yang harus digunakannya untuk keluar dari ruangan ini.

Tomorrow [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang