duabelas

10.4K 1.1K 122
                                    


Kupu-kupu biru adalah lambang dari sesuatu yang tidak nyata, sesuatu seperti mimpi.

---

"Hei bocah, kapan kau bangun?" Baekhyun mengusap punggung tangan Taehyung yang berada dalam genggamannya dengan lembut.

"Dunia di dalam mimpimu semenyenangkan itu ya?" Tanya Baekhyun sembari mendongak menatap wajah tirus Taehyung.

"Kami semua merindukanmu, bodoh," bisik Baekhyun. Suaranya tercekat.

Baekhyun terdiam. Ia benar-benar merindukan sepupu kesayangannya ini. Entah itu tawanya, suaranya, kepribadiannya yang ceria.

Intinya, Baekhyun hanya ingin Taehyung membuka matanya dan kembali pada mereka.

Baekhyun kini diam, tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya untuk membujuk Taehyung agar bangun.

Ruangan itu sunyi senyap, hanya suara 'pip' pelan dari alat-alat penujang Taehyung dan detik jam yang terdengar. Awalnya, Baekhyun benci mendengar suara itu. Namun setelah mendengar penjelasan Daehyun kemarin, ia menyukuri setiap 'pip' pelan yang menandai detak jantung Taehyung.

Baekhyun kembali melamun. Tentang masa kecilnya dan Daehyun. Tentang Taehyung, tentang mereka. Kenapa harus Taehyung yang menerima semua ini? Apa ia melakukan kesalahan besar di kehidupannya yang sebelumnya?

Suara pip yang frekuensinya makin cepat menghamburkan lamunan Baekhyun. Ia menatap elektrokardiogram dengan panik.

Ada apa ini?

---

"Taehyung,"

Pemuda bersurai cokelat itu menoleh. Matanya menangkap seorang pemuda lain, yang mengulurkan tangannya. Pemuda dengan tubuh mungil, mata sipit, dan senyum tulus.

"Jihoon," Taehyung kini berbalik sepenuhnya.

"Ayo ikut aku, aku akan tunjukkan tempat yang lebih bagus dari sini," ucap Jihoon. Ia meraih tangan Taehyung dan menariknya.

Awalnya Jihoon berjalan pelan. Namun tak berapa lama kemudian, Jihoon mulai menarik Taehyung berlari.

"Ada apa Hoon? Kenapa kita harus berlari?" Tanya Taehyung heran. Ia tidak lelah, napasnya pun teratur.

"Ada yang mengejar kita, ayo!" Tanpa banyak tanya, Taehyung mengikuti kecepatan lari Jihoon.

Pemuda bertubuh mungil itu menuntunnya ke arah gua besar yang terlihat sangat gelap. Taehyung mulai sangsi apakah Jihoon menuju tempat yang benar.

"Hoon, kau yakin ini jalannya?" Tanya Taehyung.

"Tentu saja, ini portalnya," seru Jihoon. Ia mengulurkan tangan dan tangan Jihoon seolah menembus sebuah selubung tipis. Seperti menembus air yang tenang, udara di sekitar tangan Jihoon menimbulkan riak pelan.

"Ikuti tepat seperti apa yang kulakukan," ucap Jihoon.

Ia melangkah menembus selubung itu dengan cepat. Dan Taehyung -meski agak ragu- mengekori Jihoon.

"TAEHYUNG!"

Baru saja ia mengulurkan tangannya, seseorang berteriak memanggilnya. Refleks, Taehyung berbalik. Dan seketika, matanya melebar.

"Jimin?" Bisiknya.

Dan saat itu, Taehyung melihat tangan Jihoon muncul di kedua sisi tubuhnya, memeluknya, kemudian menariknya menembus selubung.

---

"JIM, KONDISI TAEHYUNG MEMBURUK!" Jimin menelan bulat-bulat seluruh serapahnya dan berlari keluar kelas. Hampir melemparkan ponselnya sendiri saat berlari dan mengabaikan seluruh transportasi yang bisa dinaikinya untuk mencapai rumah sakit.

Tomorrow [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang