tujuh

10.8K 1.3K 140
                                    


a/n : tolong baca sampe akhir, dibawah ada vote buat endingnya~ kalo mau ending sesuai harapan kalian, sempatkan vote yaaa :)

maafkan typo yang bertebaran


semua menungguku, jadi aku harus pulang.


888


Jimin menuggu teman-temannya di depan Happiness Delight. Café itu adalah tempat paling bagus yang bisa dijadikan meetpoint untuk pergi ke rumah Taehyung. Pertama, semua anak tahu diamana posisi Happiness delight. Kedua, letaknya yang hanya terpaut dua blok dari rumah Taehyung.

"Jim, menunggu seseorang?" tanya Chanyeol yang baru saja memutar papan 'closed' menjadi 'open' di depan pintu café.

"teman-temanku. Kami mau pergi ke rumah Taehyung," Jimin menjawab sembari menyunggingkan senyum.

Chanyeol mengangguk, "sampaikan salamku untuk Tae-tae ya," ujar Chanyeol sebelum masuk kembali ke café dan meminta karyawannya mulai membersihkan café. Tiga hari tidak dibuka nampaknya membuat Happiness Delight dilapisi debu setebal setengah senti.

Tak lama, Jungkook datang. Ia membawa ransel yang ukurannya tidak jauh dengan milik Jimin. Suga dan Namjoon menyusul setelahnya. Lalu Jin muncul dengan ransel berukuran sedang dan dua tas jinjing di tangannya.

"cemilan dan bahan masakan lain, aku sudah izin pada Chanyeol untuk ikut menginap bersama kalian," Jin berujar saat melihat anak-anak yang lebih muda darinya itu menatap dua tas di tangannya dengan pandangan heran.

Hoseok datang terakhir dengan napas tersenggal, "maaf, aku bangun kesiangan. Aku mengejar bus, tapi tahunya sudah sampai disini," pemuda berwajah lonjong itu menjelaskan setelah napasnya mulai teratur.

Yang lain menggeleng heran, itu berarti Hoseok berlari dari rumahnya sampai kemari. Luar biasa.

"kalau begitu, ayo!" seru Jimin sembari memimpin jalan menuju rumah Taehyung.

Mereka mengobrol selama perjalanan, namun Jimin terlihat hanya menimpali seperlunya. Ia masih memikirkan percakapannya dengan Jungsoo dan Taehyung semalam. Keduanya jelas-jelas menghindari topik yang ingin Jimin bicarakan.

"Hyung, kau memikirkan apa?" tanya Jungkook yang kini berjalan mengimbanginya. Mereka berdua berjalan di depan meniggalkan yang lain.

"tidak ada," Jimin menjawab sekenanya.

"Hyung, jangan berbohong. Tidak biasanya kau tidak ikut berheboh ria dengan Hoseok Hyung," desak Jungkook. Ia memperhatikan, sejak tadi pemuda itu terus melamun seolah sedang memikirkan sesuatu.

Jimin menghela napas, Jungkook memang lebih peka daripada dirinya.

"aku memikirkan Jungsoo Hyung, ia aneh sejak kemarin," Jimin akhirnya menjelaskan, tak tahan dengan tatapan ingin tahu Jungkook yang terus menghujamnya.

"tumben Hyung memikirkan Jungsoo Hyung," kekeh Jungkook, "lalu?"

"Taehyung juga aneh," gumamnya.

Jungkook mengernyit bingung, "apa maksudmu Hyung?" tanyanya.

"tidak, tidak usah dipikirkan. Aku akan mencari tahu sendiri," gumam Jimin.

888

Mereka baru saja akan menekan bel ketika klakson mobil terdengar dari belakang mereka. Wajah seorang wanita berusia sekitar tiga puluhan muncul dari balik kaca mobil.

Tomorrow [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang