Bagian 7

1.2K 17 2
                                    

Di rumah pengantin wanita.

" Rony Wijaya. Aku ingin bertemu Mamaku. " Kata Rony pada bodyguard penjaga rumah pengantin

Rony dipersilahkan masuk. Ruangan itu dipenuhi wartawan yang sibuk menanyai Mamanya. Hampir saja Rony jatuh karena berdesakan dengan para wartawan, untung saja Mama Rony mengetahui kedatangan Rony dan mempersilahkan para wartawan memberikan waktu jeda sejenak untuknya. Para wartawan keluar dari ruangan itu dan di sana tinggallah Rony dan Mamanya yang berada pada jarak yang cukup jauh.

" Mama... " Mata Rony berkaca-kaca.

Mama Rony hanya tersenyum. Rony berjalan beberapa langkah untuk dekat dengan Mamanya namun mengusahakan untuk tidak terlalu dekat. Entah kenapa Rony bisa canggung untuk dekat-dekat dengan Mamanya. Padahal saat Rony kecil, Rony begitu dekat dengan Mamanya.

" Mama, aku turut bahagia atas pernikahanmu. Semoga bahagia. " Lalu berbalik dan beranjak pergi.

" T-tunggu. "

" Kenapa harus buru-buru? " Tambah Mamanya.

" A-aku. A-aku tidak bisa menahan ini. " Rony menahan air matanya.

" Kenapa harus ditahan. Kemarilah. Kenapa harus membuat jarak dengan Mamamu? "

" Tidak bisa Ma. Maaf aku harus pergi. "

" Rony, Rony... Tunggu... "

-----

Sesampainya di rumah...

" Rony! Apa yang kamu lakukan? " Tanya Papanya kesal

" A-aku... Cuma ingin bilang selamat dan semoga bahagia ke Mama. " Jawab Rony lesu, wajahnya tidak cool seperti biasanya. Saat itu wajahnya menahan kesedihan dan tidak fokus.

" Kamu mau malu-maluin Papa? "

" Malu-maluin? " Tanya Rony menatap Papanya dengan tajam.

" Mana yang lebih malu-maluin? Papa atau aku? "

" Apa maksud kamu? " Tanya Papa.

" Papa selalu ngadain makan malam rutin sama siswa Papa, tapi sama anaknya sendiri hampir nggak pernah. "

" Semalam aku seneng akhirnya Papa bisa makan malam sama aku, tapi setelah tahu ternyata selama ini Papa ngadain makan malam rutin... itu buat aku... Ah sudahlah... Aku benci sama Papa, aku benci Mama. Aku benci ada di keluarga ini. " Lalu pergi ke kamarnya

" Rony! "

-----

Lupakan masalah keluarga Rony. Di sekolah, Rony dekat dengan Rianti juga dengan Nasya. Mereka selalu belajar bersama tiap sepulang sekolah selepas itu Rianti akan bekerja. Mereka jadi sahabat yang baik dang saling belajar bersama. Nilai Rony mulai ada peningkatan semenjak bergaul dengan Rianti dan Nasya, mereka membawa pengaruh yang baik pada Rony. Rianti dan Nasya pun senang berteman dengan Rony, Rony bukan tipe-tipe orang yang suka memanfaatkan teman, mereka berpikir Rony itu anak yang baik hanya saja penampilannya yang nakal itu ditunjukkan kepada papanya untuk menarik perhatian.

Kedekatan Rony dengan Rianti menuai kontroversi dari genk sok cool. Didalam genk sok cool terjadi perdebatan yang menuai pro dan kontra. Semenjak Rony dekat dengan Rianti, Rony jarang nongkrong di café lagi bahkan saat di sekolah pun jarang makan bakso di kantin seperti biasanya.

" Gue curiga deh, jangan-jangan Rony deket sama Rianti karna pengen katrol nilainya. " Kata Romy

" Kan lo juga yang suruh dia buat deket-deket sama Rianti. " Sahut Jack.

" Iya sih... " Kata Romy menyesal.

" Udahlah... Biarin aja dulu, kalo toh emang gitu ya setelah semester depan dia pasti balik kumpul sama kita. " Kata Rafa mendinginkan suasana.

" Iya, lagian kita berempat juga nggak apa-apa kok. " Tambah Chiko.

-----

Rianti Maid LoverWhere stories live. Discover now