Bagian 18

540 10 2
                                    

-Ruang Rapat Guru-

Di sana sudah ada para guru kedisiplinan. Termasuk wali kelas Rianti, beliau jug guru kedisiplinan. Tapi, kali ini wali kelas Rianti bertindak sebagai wali kelas. Di sana juga ada Pak Petra sebagai Presdir dan orang tua Romy. Tak lupa, Romy ada di sana. Romy duduk dengan tatapan seperti korban. Hal itu membuat Rianti yakin, bahwa beasiswanya terancam.

Saat Rianti di persilahkan duduk oleh Pak Petra. Atmosfer ruangan itu pun mulai terisi dengan kronologi cerita Romy yang dibuat-buat. Dan kronologi yang dijelaskannya tak seperti yang sebenarnya terjadi. Romy mengubah jalan ceritanya.

Rianti membelalakkan matanya.

" Ternyata, anak ini benar-benar ingin mencabut beasiswaku. " Gumam Rianti.

" Benar begitu Rianti? " Tanya Pak Petra.

Rianti bingung ingin menjawab apa. Kalau dia berbohong, mengiyakan apa yang dikatakan Romy, ia tidak bisa bersekolah lagi. Tapi, kalau dia berbicara jujur, menolak apa yang dikatakan Romy dan menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, ia tersiksa di sekolah dengan bullying.

Mami Romy mendekati Rianti dan memperhatikan Rianti dengan seksama. Lalu menggosok wajah Rianti dengan jarinya.

" Ini. Ini apa? Foundation? "

Lalu Mami Rony menemukan warna biru yang tertutupi oleh foundation di pipi Rianti.

" Ini? Lebam di wajahmu yang dimaksudkan Romy? "

Para guru menenangkan Mami Romy dan menyuruh Rianti segera menjawabnya.

" S-sebenarnya... "

DUBRAKK

" Itu bohong! " Seru Rony yang tiba-tiba masuk ruangan.

" Rony! " Semua orang terkejut.

" Gue udah tau kalo lo akan ngelakuin ini. Dan gue nggak bisa diem ngeliat orang yang nggak bersalah diadili kayak gini. " Kata Rony.

" Rony, apa maksud kamu?! " Tanya Pak Petra.

" Sebenarnya... " Rony menjelaskan apa yang benar-benar terjadi.

Setelah perkelahiannya dengan Romy sebenarnya Rony pergi ke cafe itu untuk bertemu dengan Rianti. Tapi, Rianti belum datang. Saat itu Romy melihat salah seorang pengunjung cafe yang merekam aksi Rony dan Romy sekaligus apa yang Romy katakan kepada Rianti. Di sana juga terekam bagaimana pipi biru Rianti tercipta. Rony meminta video itu dan meminta orang itu untuk tidak menyebarkan video itu sebelum Rony menyuruhnya. Sebagai imbalannya, Rony memberinya uang 2 juta. Dan berjanji akan memberi orang itu uang 1 juta untuk menyebarkannya di you tube.

Rony menunjukkan video itu kepada semua orang yang ada di ruangan itu.

Rianti terkejut. " Thank's GOD. " Gumam Rianti.

" Jadi, semuanya jelas bukan? " Tanya Rony setelah semua orang menonton video itu.

Rony menangkap ekspresi Mami dan Papi Romy.

Romy membungkukkan badannya.

" Maafkan aku, Tuan dan Nyonya Bramasta. Bukan maksudku mempermalukan keluarga kalian di depan para guru. Tapi, aku tidak bisa orang yang tidak bersalah diadili seperti ini. " Kata Rony.

Mami Romy hampir saja ingin membalas perkataan Rony, tapi suaminya menahannya.

" Iya, kamu tidak perlu minta maaf. "

" Seharusnya kami berterima kasih pada kamu. Kamu tidak menutupi kesalahan sahabatmu untuk membela orang yang tidak bersalah. "

Catet!

" Kamu... seperti Petra. Tidak pernah pandang bulu. " Tambah Papi Romy sambil memegang pundak Rony.

" Lho, Pi. " Sahut Romy.

" Ayo, kita pulang. " Ajak Papi Romy pada Mami.

Papi dan Mami Romy membungkukkan badan pada Pak Petra dan para guru. Lalu keduanya keluar ruangan.

" Pi... " Panggil Romy.

Romy menatap tajam pada Rony lalu menyusul langkah Papi dan Maminya.

Para guru kedisiplinan dan wali kelas Rianti satu persatu membungkukkan badan pada Pak Petra dan terseyum pada Rianti lalu keluar ruangan. Tinggalah Pak Petra, Rony, dan Rianti. Rianti membungkukkan badannya pada Pak Petra. Lalu menatap Rony.

" Terima kasih. " Kata Rianti sambil tersenyum manis.

Tinggal Pak Petra dan Rony.

" Jadi, kamu merasa bangga pada dirimu sendiri? " Tanya Pak Petra.

" Nggak. "

" Kenapa? "

" Aku merasa, itu sudah kewajibanku. Karena aku tahu yang terjadi. Dan kukira, Rianti tidak akan bisa mengatakan yang sebenarnya. "

" Jadi, apa kesimpulannya? "

" Ya... karena aku tahu yang sebenarnya, aku punya kewajiban untuk menjelaskannya. "

Catet!

" Kamu memang anak Papa. " Kata Pak Petra sambil tersenyum bahagia.

Pak Petra memeluk Rony.

" Tunggu Pa! Kata om Bramasta, Papa nggak pernah pandang bulu. Bener? Tapi kenapa aku selalu lolos dari cukuran masal? "

DOEENG

Pak Petra menjitak kepala Rony.

" Apa hubungannya? "

" Aduh. Sakit Pa. "

" Kan bener, Papa nggak pernah pandang bulu. Emang kamu pernah ngeliat Papa pandangin bulu? Kayak kurang kerjaan aja. Mending cari donatur. "

DOEENG

Rony menjitak kepala Pak Petra.

WARNING!

JANGAN TIRU INI ADEGAN INI DI RUMAH

" Dasar anak nakal! "

Lalu, keduanya main kejar-kejaran.

Rianti Maid LoverWhere stories live. Discover now