Bagian 12

770 16 0
                                    

Malam itu, jadwal geng sok cool untuk kumpul di cafe. Kali ini mereka kumpul di cafe rekomendasi Rony dulu. Semenjak Rony tak pernah kumpul bersama geng sok cool, Rafa yang datang paling dulu. Disusul dengan Chiko, Jack, dan Romy.

" Gue jadi kangen gini sama Rony. " Kata Rafa membuka perbincangan.

" Oh, jadi ini alesan lo kumpul di sini? " Cetus Jack.

" Hmmm... Kira-kira kali ini dia ikut kumpul nggak ya sama kita? Masak juara satu nggak mau merayakan keberhasilannya? " Kata Chiko.

" Tapi, hebat juga sih Rony, sadar juga tuh anak! " Seru Jack.

" Sadar apa'an? Dia kan jadi juara karena nempel sama Rianti. Dia sok belajar bersama tiap malam, padahal itu cuma gaya-gaya'an dia doang. "

" Kok lo ngomong gitu sih? " Ujar Jack.

" Ya... emang itu kenyataannya. " Balas Romy.

" Tapi kan... itu semua juga karna lo yang kasih saran ke Rony. Lagipula gue nggak percaya kalo Rony gitu. Bukan Rony banget. " Sahut Chiko.

Mereka bertiga terus saja saling debat. Sedangkan Rafa membaca pesan yang baru dia terima.

Rony 2/7/2015

08xxxxxxxxxx

Kalian nongkrong dimana? Gue mau ke sana.

Rafael 2/7/2015

08xxxxxxxxxx

Cafe rekomendasi lo. Buruan ke sini. Gue kangen.

Rony 2/7/2015

08xxxxxxxxxx

Cih.

" Heh, diem woy. Rony sms gue, dia mau ke sini. " Kata Rafa

" Yeay! " Seru Jack girang.

Tak lama kemudian...

TIING

" Nah, itu dia si gondrong! " Seru Chiko yang kali ini kegirangan.

Semua mata geng sok cool tertuju pada anak laki-laki yang baru masuk cafe.

" Hei! Sini! Sini! " Sapa Chiko.

" Feeling gue kok gak enak liat ekspresi Rony. " Gumam Rafa.

Rony berjalan buru-buru menghampiri meja mereka. Wajah Rony tidak manis seperti biasanya. Seperti menahan... kemarahan. Rafa terus saja memandangi ekspresi Rony dan ternyata ekspresi itu ditujukan kepada Romy. Rony menghampiri kursi Romy dan menarik baju Romy. Sontak pengunjung cafe dibuat terkejut olehnya. Pelayan-pelayan cafe pun ikut terkejut. Mereka diheningkan oleh rasa penasaran tentang apa yang terjadi anatara Rony dan Romy yang saat itu menjadi pusat perhatian mereka.

" Gue nggak pernah cari gara-gara sama lo! " Kata Rony sambil menunjukkan telunjuknya ke wajah Romy.

" Kenapa lo bilang sesuatu yang gak bener ke Rianti! " Tambahnya.

Romy melepaskan tangan Rony dari bajunya.

" Jadi, pacar pelayan lo ngadu ke lo! " Seru Romy.

Rafa, Chiko, dan Jack mencoba melerai kedua sahabatnya.

" Kalo lo punya masalah sama gue gak usah bawa-bawa Rianti. Kita selesai'in sekarang! " Tantang Rony.

" Ok. Ayo kita keluar! " Balas Romy.

Rony dan Romy keluar cafe diikuti Rafa, Chiko, dan Jack. Suasana cafe jadi gaduh. Pengunjung cafe malah ingin menonton aksi mereka. Mendengar nama Rianti disebut-sebut dalam perdebatan, Rena, salah satu pelayan cafe tersebut yang kebetulan dekat dengan Rianti berlari menuju dapur dan menghampiri Rianti.

" Rianti! Rianti! Rianti! " Panggil Rena.

" Ada apa Kak? "

" I-itu... D-di luar... Ada yang yang ribut gara-gara kamu. " Kata Rena terengah-engah.

" Ribut gara-gara aku? " Gumam Rianti bertanya-tanya.

Segera Rianti berlari ke luar cafe. Segera saja Rianti masuk ke kerumunann itu. Rianti tak percaya apa yang dilihatnya.

" Rony? " Gumam Rianti.

Segera saja Rianti menghampiri Rony dan Romy yang sedang saling adu jotos dan melerai mereka karena Rafa, Chiko, dan Jack malah babak belur tak bisa melerai mereka.

" Cukup!!! " Teriak Rianti.

Mata Rafa, Chiko, dan Jack tertuju pada sumber suara. Mereka terkejut meliaht penampilan Rianti. Rony menghentikan aksinya, tapi tidak dengan Romy. Jotosan Romy itu malah mendarat di pipi Rianti.

" Awww... " Rianti kesakitan.

Tubuh Rianti jatuh ke tanah. Dia memegang pipinya. Sontak Rony mengulurkan tangannya untuk membantu Rianti bangkit. Namun, Rianti malah menolak uluran tangan Rony. Rianti bangkit dengan tenaganya sendiri. Berdiri dengan mata berkaca-kaca sambil menahan rasa sakit atas jotosan Romy.

" Kalian itu apa-apaan sih? Sadar dong! Kalian itu udah gede! " Teriak Rianti tertuju pada Rony dan Romy. Rafa, Chiko, Jack, dan semua pengunjung yang jadi penonton terdiam. Mereka terpesona dengan ketegasan Rianti.

" Gila! Ternyata Rianti kerja di cafe. Tapi, Rianti cantik banget kalo marah. " Bisik Jack pada Rafa.

" Diem lo! " Ujar Rafa.

" Nggak bisa ya masalahnya dibicarain baik-baik?! " Tambah Rianti.

" Ini semua nggak terjadi kalau bukan karena lo! " Bentak Romy pada Rianti.

Mata Rianti terbelalak mendengarnya. " Aku? " Gumam Rianti.

" Persahabatan kita retak gara-gara lo! Rony nggak pernah kumpul bareng sok cool gara lo! Lo juga kan yang ngadu ke Rony karena waktu itu?! "

Rianti diam, matanya makin berkaca-kaca.

" Kalau lo punya malasah sama gue kita selesain sekarang! " Ujar Rony pada Romy.

Romy dan Rony ingin melanjutkan aksi mereka.

" Udah... Cukup! " Teriak Rianti.

" Iya, Rom. Lo bener! Gue cewek miskin dan gue... pelayan cafe. Gue emang nggak pantes bergaul sama golongan kelas atas kayak kalian. Lo boleh kok Rom bilang ke ortu lo buat cabut beasiswa gue. G-gue... emang nggak pantes sekolah di sana. Makasih buat jasa ortu lo. "

Rianti belari, masuk ke cafe dan menuju ke toilet. Dia menangis di sana. Sedangkan Rony menatap tajam Romy lalu pergi. Romy juga pergi, pulang ke rumahnya. Melihat hal itu, Rafa, Chiko, dan Jack membubarkan pengunjung. Rafa, Chiko, dan Jack masuk ke cafe untuk membayar lalu pulang ke rumah masing-masing dengan satu pertanyaan di benak mereka, " Gimana nasib geng sok cool? "

Rianti Maid LoverWhere stories live. Discover now