Lima Belas : Tidak sengaja

2K 115 0
                                    

Setelah dirawat di rumah sakit kurang lebih 2 minggu, Rendi memutuskan untuk pulang. Ia ingin rawat jalan supaya bisa kembali beraktivitas. Menurutnya tubuhnya itu sudah sehat, kembali seperti semula.

Rendi pergi kesekolah bersama Richard. Mobil sport Richard memasuki pelataran sekolahnya.
Jika hari biasanya membawa motor, Mulai hari ini Richard akan memebawa mobil untuk Rendi.

Rendi menghampiri Irfan dan Gaung yang sedang bermain basket.

"Wihh! Bagus ya Gue nggak di ajak!" Teriak Rendi sambil menghampiri mereka yang membuat aktivitas kedua temannya itu berhenti seketika.

"Anjing lo Ren! Main aja sendiri!" Jawab temanya sewot.

Irfan dan Gaung pun memilih untuk beristirahat, duduk di tribun lapangan basket.

"Lo kenapa huh?" Tanya Rendi.

"Nggak usah sok peduli! Selama ini lo nggak pernah anggep kita temen kan? Lo cuman anggep Richard sebagai temen lo!" Jawab Gaung.

"Gue nggak ngerti sama kalian" jawab Rendi.

"Cuma karena kita baru kenal pas masuk SMA, lo nggak percaya sama kita? Kenapa lo nggak bilang kalau lo sakit?" Jawab Irfan.

"Gue nggak maksud gitu. Gue cuman nggak mau kalian kepikiran" jawab Rendi dengan tenang.

"Goblok!" Umpat Gaung.

"Sorry" kata Rendi.

Tiba-tiba Richard datang. Ia menghampiri ketiga temanya itu.

"Kenapa sih kok melow gini?" Tanya nya bingung.

"Mau tau ajaaa kamuuu" kata Rendi yang berhasil membuat suasana cair kembali.

****

Bel sekolah sudah berbunyi sedari tadi. Rendi belum juga pulang. Begitupun dengan Richard.

"Gue nanti pulang sendiri" kata Rendi.

"Nggak, jangan"

"Lo bukan nyokap gue ya, nggak usah sok ngelarang"

"Terserah"

Jika Rendi sudah bilang seperti itu, Richard hanya bisa diam. Memang dia tidak punya hak apapun atas Rendi. Jadi jika ia ingin menjaga sahabatnya itu, ia harus menjaga nya dari kejauhan. Tempat yang tidak bisa dilihat oleh siapapun.

Rendi keluar dari sekolah tersebut. Ia berjalan ke arah rumahnya. Tiba-tiba ia ingin mengunjungi sebuah danau dan taman yang ada di belakang SMP nya dulu. Taman yang sudah sangat lama tak pernah ia kunjungi.

Ia memutar arahnya. Tidak jauh dari tempatnya berada sekarang. Lima menit kemudian, ia sudah sampai di sana.

Sepi. Tidak ada seorangpun. Memang taman ini tidak begitu banyak pengunjung. Karena memang tidak banyak yang tahu.

Rendi? Ia hanya kebetulan tahu karena waktu itu ia sedang bermain futsal dan bolanya terlempar ke arah ini. Setelah itu, ia sering mengajak Alma pergi ke taman dekat danau ini.

Rendi duduk di bangku yang berada di taman itu. Ia terpikirkan oleh seorang gadis yang dulu selalu mengisi hatinya.

Tiba-tiba terdengar suara yang memanggilnya. Bukan memanggil, seperti ada yang meneriakkan namanya. Sekali, Rendi pikir ia salah dengar. dua kali dia pikir bukan namanya yang diteriakkan. Ketiga, ia sangat yakin ketika melihat ada seorang cewek yang berdiri di tepi danau.

My Best BrotherWhere stories live. Discover now