Tujuh Belas: Berbeda

2K 122 4
                                    

Sejak Rendi lumpuh, semuanya berbeda. Mulai dari Rena yang setiap pagi berangkat sekolah bersama Rendi, kini ia berangkat sendiri. Orang tua Rena yang hampir tidak pernah di rumah, kini setiap hari berada di rumah.

Setelah Rendi lumpuh, semuanya menjadi begitu cepat. Keadaanya semakin buruk.

Rendi duduk di kursi rodanya. Menghadap sebuah jendela yang menampakkan pemandangan di luar rumah.

Dia membaca puisi dari buku yang Alma buat. Kini baru Rendi sadari. Alma benar-benar mencintainya. Sampai sekarang, masih belum berubah.

Rendi pikir, Alma hanyalah cinta pertama yang akan dengan mudahnya ia lupakan. Apalagi saat itu Rendi masih SMP. Tetapi, nyatanya tidak.

Rendi tidak bisa melupakan Alma dan Alma masih mencintai Rendi.

****

Hari ini, Rendi berulang tahun ke-18. Rena, Richard dan teman-teman Rendi bermaksud untuk membuat sebuah kejutan untuk Rendi.

Ponsel Rena bergetar.

Richard :
Gue udah siapin, nanti gue kirim sopir buat jemput lo sama Rendi.

Setelah mengirim balasan, Rena menghampiri Rendi.

Sudah dua bulan ini sejak Rendi lumpuh. Awalnya hanya kakinya. Lama kelamaan hampir semuanya. Bahkan saat ini Rendi sudah tidak bisa bicara. Untungnya tangan Rendi masih bisa di gerakkan. Rena dan kedua orang tuanya dengan sabar merawat Rendi.

Ketika sudah sampai di depan kamar Rendi, Rena mengetuk pintunya dengan pelan, lalu masuk ke dalam.

"Bang, jalan-jalan yuk!" Ajak Rena dengan senyum yang mengembang.

Rendi hanya menggeleng.

"Ayo lah bang, gabut nih kalo di rumah aja"

Rendi menulis apa yang akan dia katakan di sebuah buku.

Gue nggak mau! Ribet tau ngajak orang lumpuh kyk gue!

"Nggak, kata siapa?" Jawab Rena tidak menyerah.

Rena langsung mendorong kursi roda Rendi untuk keluar rumah. Disana sudah ada sopir yang dikirim Richard.

Rendi masuk kedalam mobil dengan bantuan papa Rena dan Sopir Richard.

Rendi mengetik sesuatu di handphone nya. Sejak ia tidak bisa berbicara, begitulah salah saru cara untuk berkomunikasi dengannya.

Mau kemana si?

"Udah, ikut aja" jawab Rena dengan senyumnya.

Tidak lama kemudian, Rena sudah sampai di sebuah cafe milik mama Richard.

Richard menyambut kedatangan Rena dan Rendi. Disana sudah ada Richard dan mamanya, Aldi, orangtua Rena, dan teman-teman Rendi dari SMA nya.

Rendi masuk kedalam kafe tersebut. Disana sudah didekorasi yang sangat meriah.

Ketika Rendi masuk, serentak mereka menyanyikan lagu happy birthday untuk Rendi.

Ada sebuah kue dengan lilin angka 18 yang menyala diatas sana. Serta nama Rendi yang menggantung di dinding.

Happy birthday to you!

My Best BrotherWhere stories live. Discover now