Extra Part

2.4K 116 0
                                    

Rena duduk di bangku paling depan di kelasnya. Ia duduk tepat di samping Hilda. Bosan, itu yang ia rasakan. Rena mencoret-coret bukunya dengan angka-angka yang sulit dihitung.

Guru belum memasuki kelasnya. Mungkin sedang bebas hari ini. Tiba-tiba, Gino, ketua kelasnya datang dan memberikan pengumuman.

"Pengumumannya apa woy?" Tanya Ryan yang tidak sabaran.

"Lo diam dulu anjing!" Jawab Gino.

Ketika semua sudah diam, dia memulai memberikan pengumuman.

"Buat kelas XII yang tertarik ke AKPOL, ada sosialisasi di Aula, buat yang nggak tertarik tetap tinggal di kelas,"

Rena tidak tertarik. Ia meletakkan kepalanya di atas meja. Banyak anak laki-laki yang mengikutinya. Mungkin mereka berminat untuk melanjutkan kesana atau mereka tidak ingin ikut pelajaran.

"Lo nggak minat?" Tanya Hilda kepada Rena.

"Enggak, gue pengen ke universitas aja," jawab Rena sambil menggelengkan kepalanya lemas.

"Bukannya kak Aldi ada disana?"

"Terus apa hubungannya?"

"Siapa tahu lo kangen," kata Hilda sambil menaikkan bahunya.

"Dih, kata siapa?" Jawab Rena.

Munafik. Rena sangat merindukan Aldi. Sangat.

Rena memutuskan untuk keluar dari kelasnya. Ia duduk di sebuah bangku panjang yang berada di depan kelasnya.

Ia memikirkan Aldi. Rena tidak tahu Aldi saat ini bagaimana. Apakah dia masih menjadi Aldi yang Rena kenal atau berubah.

"Ehm, gue boleh duduk sini kan?" Kata seseorang menginterupsi lamunan Rena.

Rena hanya menganggukk tanpa melihat kearah seseorang yang mengajaknya berbicara. Pikirannya masih terfokuskan kepada Aldi.

"Tempat ini nggak berubah ya? Masih ada bangku ini disini," kata orang itu lagi.

Kali ini, Rena menengok kesampingnya. Ia melihat seseorang yang sedari tadi berada di pikirannya sedang tersenyum.

"Aldi?"

"Long time no see?"

Rena hanya mengangguk. Bgaimana mungkin?
Saat ini Aldi sedang mengenakan seragamnya. Itu membuat hati Rena seakan ah-sudahlah.

"Lo? Lagi sosialisasi?"

"Ya, lo apa kabar?"

"Baik kok, lo?"

"Gue nggak baik, nggak ada lo soalnya,"

Tawa Rena pecah seketika. Aldi juga.

"Kalo Alma?"

"Dia di Amerika, lanjutin sekolah di sana,"

"Udah nggak nulis buku lagi?"

"Masih kok, baru aja bukunya diterbitkan lagi,"

Rena hanya manggut-manggut. Ada keheningan sejenak diantara mereka. Rena yang diam dengan pikirannya sendiri. Begitupula dengan Aldi. Rindu, itu yang Rena rasakan. Tapi ia tidak tahu apakah Aldi merasakan hal yang sama atau tidak.

"Lo nggak pengin muji gue tambah ganteng gitu?"

"Lo sendiri?"

"Lo cantik, tambah cantik,"

"Lo juga,"

"Juga? Juga cantik?" Tanya Aldi.

"Juga tambah ganteng," jawab Rena diiringi senyuman tulus dari bibirnya.

Aldi menarik tangan Rena, "ikut gue yuk!"

Rena hanya menurut tanpa banyak komentar. Tangannya ditarik oleh Aldi. Pelan dan tidak kasar.

Aldi mengajaknya masuk ke dalam sebuah ruangan. Rena belum pernah ke ruangan tersebut.

"Ini tempat gue dulu ngumpul sama anak-anak kalo lagi bolos," kata Aldi dengan santai.

Di dalam ruangan itu, ada sebuah tv kecil, beberapa kursi dan karpet. Di dinding ada sebuah hiasan yang bertuliskan I Miss You.

Juga ada sebuah layar yang menanmpilkan foto-foto Rena. Entah kapan foto itu diambil. Aldi diam-diam sangat memperhatikan Rena.

"Gue tahu, ini udah terlambat banget buat jawab pertanyaan lo tentang perasaan gue, dan mungkin lo sendiri juga udah lupa. gue nggak enak kalo harus jawab waktu itu juga meskipun gue udah tahu jawabannya. Gue harap pertanyaan lo waktu itu belum kadaluarsa."

"Pertanyaan?"

"Intinya, gue sayang sama lo Ren," kata Aldi dalam satu tarikan napas. Ia sudah yakin dengan apa yang dia Rasakan.

Entah apa yang ada di pikiran Rena, spontan ia mengecup sekilas pipi Aldi. Aldi tersentak melihat respon Rena setelah ia mengungkapkan perasaannya.

"Gue juga sayang sama lo, Di,"

.
.
.
.
.

SELESAI!

BACA TERUS CERITA KARYA @NURCHOIRUNISA

Jangan lupa VOTE DAN COMMENT!

KETEMU LAGI DI CERITA SELANJUTNYA YA!

BYE!!!

My Best BrotherWhere stories live. Discover now