Prolog

16.1K 331 3
                                    


"Sssshhhhhh..... aaahhhhhhh...."

Desahan demi desahasan menggema di seluruh penjuru ruangan. 

Pria di atasku sekarang sungguh mengerti bagaimana untuk memuaskanku. Menemukan titik-titik tersensitifku. Menggodaku. Hingga aku hanyut ke dalam gairah cintanya. Tapi setiap bercinta dengannya hanya ada wajah pria brengsek itu di dalam kepalaku. Pria yang sudah menghancurkan mimpi-mimpi indah yang pernah akan aku bangun, bersamanya.

"Apa kau menyukainya sayang? Aku akan bergerak lebih cepat lagi. Mendesahlah! Desahanmu membuatku semakin bergairah." Bahkan aku masih bisa mengingat setiap kata yang ia ucapkan saat bercinta denganku dulu. Dan mengingatnya selalu bisa membuatku menjadi sangat bergairah.

"Apa kau mulai lelah? Kenapa diam saja? Aaaahhhhh..." Pria di atasku bertanya dengan nada tidak suka.

Alih-alih menjawab pertanyaannya, aku hanya tersenyum dan mulai bergerak lagi dibawahnya, mengimbangi gerakannya yang semakin menuntut. Aku pun juga sama menuntut untuk dipuaskan.

Aku lingkarkan kedua tanganku di lehernya. Bergelayut manja di sana kemudian meraih bibir tebalnya dan mencecap rasanya. Berharap dengan begitu bayangan wajah pria brengsek itu akan hilang. Namun seperti biasa dadaku terasa sesak karena merindukannya sekaligus menginginkannya.

"Aaaahhhhhh... hen.. tikan.. Mike.. Kau membuatku gila!" pekikku disela-sela kecupanku pada bibirnya.

"Aku suka melihatmu menjadi gila, sayang." balasnya dengan menghujaniku kecuan-kecupan basah dipuncak payudaraku.

"Kau sunguh-sungguh membuatku gila, Mike!"

Gerakanku semakin menggila di bawah tubuh kekar milik Mike. Mike pun juga sama, ia menggerakkan tubuhnya semakin cepat membuat tubuhku bergetar hebat tidak dapat lagi menahan gelombang kenikmatan yang membuncah.

Tak butuh waktu lama tubuh Mike juga ikut bergetar di atas tubuhku menandakan kalau dia sudah memuntahkan benihnya ke dalam rahimku.

Seperti biasa dengan nafas yang masih terengah ia akan menghujaniku dengan kecupan-kecupannya di pipiku, menghapus air mata yang mengalir deras di pipiku.

"Kenapa kau selalu manangis setiap kali bercinta denganku? Apa aku menyakitimu?" Tanyanya disela-sela kegiatannya menghapus airmataku. Bukannya menjawab tapi air mataku justru mengalir semakin deras. 

"Kau sama sekali tidak menyakitiku, Mike. Justru aku yang akan menyakitimu jika aku mengatakan hal yang sebenarnya. Mengatakan bahwa aku selalu merindukannya saat bercinta denganmu." Akuku dalam hati dengan hati sesak.

"Aku hanya tidak bisa menahan kenikmatan yang kau berikan Mike." Jawabku seperti biasanya.

"Aku ingin tidur. Bercinta denganmu selalu membuatku lelah, Mike."

"Tidurlah.. Aku akan memelukmu sampai pagi."

Seperti malam-malam sebelumnya aku akan tertidur di dalam pelukan Mike sampai pagi, dan kemudian akan melakukan pekerjaan masing-masing di pagi harinya.

Fated to Love YouWhere stories live. Discover now