PART 11

3.6K 131 7
                                    

Aku berbaring miring menghadap wanita yang sangat aku cintai yang tengah terlelap. Jari-jari panjangku menyingkirkan rambut Cheryl yang menutupi wajah polosnya yang tengah tertidur. Seulas senyum tiba-tiba terukir di wajahku. "Bahkan saat tidurpun kau terlihat sangat mempesona." Bisikku pelan karena tidak ingin membangunkan Cheryl. 

Jari-jariku kini beralih mengusap lembut pipi Cheryl yang terlihat sedikit tembam dari sebelumnya. Mungkin selama beberapa hari tidak bertemu, Cheryl memiliki nafsu makan yang sangat bagus. Kembali aku tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum melihat Cheryl yang terlihat lebih menggemaskan dengan pipi tembamnya.

Belum genap satu minggu kami tidak saling bertemu, tapi aku sudah sangat merindukan Cheryl. Atau lebih tepatnya hatiku merasa tidak menentu karena harus membiarkan Cheryl bertemu dengan Ady secara leluasa. Sampai detik ini aku masih merasa tidak senang dengan kembalinya Ady. Kembalinya Ady di kehidupan Cheryl merupakan ancaman besar untuk diriku.

Walaupun berulang kali Cheryl mengatakan bahwa kembalinya Ady tidak akan merubah apapun dalam hubungan kami, namun tetap saja selama bertahun-tahun hanya ada Ady di dalam hati dan pikiran Cheryl. Bahkan saat dulu bercinta dengan Cheryl, mata Cheryl tampak kosong seperti tidak melihatku yang sedang berada di atas tubuhnya. Dan diakhir percintaan kami selalu berakhir dengan Cheryl yang menangis. 

Aku tahu, bukan diriku yang diinginkan Cheryl, tapi laki-laki brengsek itu yang Cheryl inginkan. Selama ini aku hanya berpura-pura tidak tahu saja, karena aku juga tidak ingin menyakiti diriku sendiri dengan terlalu memikirkannya. Dan nyatanya sekarang kesabaranku sudah membuahkan hasil, perlahan-lahan Cheryl mulai mamandangku dan mulai membuka hati untukku. Bahkan sekarang saat bercinta denganku mata Cheryl tampak lebih hidup dan sudah tidak pernah berakhir dengan tangisan lagi. Tapi tetap saja, perubahan dalam diri Cheryl tidak membuat kekhawatiranku berkurang. Ditambah akhir-akhir ini aku sedang disibukkan dengan pekerjaan dan harus sering meninggalkan Cheryl.

Saat sedang asik dengan pikiranku sendiri, sebuah sentuhan lembut di wajahku membuatku tersadar dari lamunanku. "Kenapa kau belum tidur?" Suara serak Cheryl yang terdengar sangat seksi membuatku tidak bisa menahan senyumanku. "Apa kau masih belum puas dengan percintaan kita tadi?" Tanyanya lagi karena tidak mendapat jawaban apapun dariku.

Jika Cheryl menanyakan tentang kepuasanku, tentu saja aku tidak akan pernah merasa puas bercinta dengannya. Tubuhnya sudah menjadi zat adiktiktif tersendiri bagiku. Tapi jika aku hanya menuruti nafsuku, apa bedanya diriku dengan binatang. Dan juga aku tidak ingin menyakiti Cheryl dengan bercinta secara gila.

"Kemarilah." Alih-alih menjawab pertanyaan-pertanyaannya tadi aku membentangkan kedua tanganku ke arah Cheryl agar tubuhnya mendekat ke arahku. Tanpa bantahan apapun Cheryl merapatkan tubuhnya ke dalam pelukanku. Tidak lama kemudian Cheryl kembali tertidur di dalam pelukanku.

***

Aku terbangun kerena mendengar dengkuran halus di dekat telingaku. Ya, itu suara dengakuran Mike yang masih tertidur memeluku dari belakang. Secara perlahan aku menyingkirkan tangan Mike yang melingkari pinggangku lalu beranjak dari pelukan nyamannya itu.

Baru satu langkah kakiku melangkah dari tempat tidur, aku merasakan kepalaku pusing dan apapun yang ada dihadapanku tampak berputar-putar. Spontan tanganku meraih apa saja yang ada di dekatku untuk berpegangan, dan pilihanku jatuh dapa tiang stand lamp di dekat ranjang. Dengan hati-hati tanganku berpegangan erat pada stand lamp agar tidak terjatuh karena tentu saja beban tubuhku lebih berat daripada stand lamp itu.

"Astaga kenapa dengan tubuhku? Semalam aku baik-baik saja, bahkan masih sempat bercinta dengan hebat bersama Mike." Batinku sembari memijit pelipisku pelan dengan satu tanganku yang tidak sedang berpegangan pada sstand lamp.

Fated to Love YouWhere stories live. Discover now