PART 4

7.7K 188 5
                                    

"Bunda, kenapa Kakek dan Nenek tidak ikut pulang bersama kita?" Tanya Astha.

Hari ini aku mengajak Astha berlibur ke Jakarta. Sebenarnya aku ingin mengganti waktu liburanku bersama Astha yang tidak bisa aku lakukan kemarin saat di Surabaya. Dan seperti biasanya saat Astha tinggal di Jakarta aku memberikan waktu berlibur untuk kedua orang tuaku. 

"Nenek dan Kakek akan berlibur berdua, sayang."

"Kenapa Astha dan Bunda tidak diajak?"

Aku sedikit terkekeh mendengar pertanyaan Astha karena tidak puas dengan jawabanku tadi. Semakin besar rasa penasarannya semakin tinggi. Padahal sebelumnya Astha tidak pernah protes saat ditinggal Ayah dan Ibu berlibur. "Sekarang Astha kan sedang berlibur bersama Bunda. Astha tidak suka?"

"Suka! Tapi akan terasa sepi tanpa Kakek dan Nenek." Suaranya sedikit melemah saat mengucapkannya.

"Kalau ada Om Mike pasti tidak akan sepi lagi."

Jawabanku itu langsung membuat senyum dibibir mungilnya mengembang diikuti dengan sorak bergembiranya. Sisa perjalanan menuju toko kue aku habiskan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan Astha seputar kegiatan yang akan dia lakukan selama liburan bersamaku dan Mike. Sesekali kami tertawa bersama membayangkan betapa menyenangkannya liburan kami nanti. Sungguh keputusan yang tepat mengajak Astha liburan sekarang. Selain untuk mengganti liburan yang aku gagalkan juga bisa membuat Astha lebih dekat lagi dengan Mike. Keputusanku untuk mulai membuka hati pada Mike tidak menutup kemungkinan kalau Mike yang akan menjadi ayah Astha nantinya. Aku berharap Astha bisa menerima keputusanku dan bisa menerima Mike bukan lagi sebagai om tetapi sebagai ayahnya.

Setelah aku merasa lebih tenang, aku memang memutuskan mengundang Astha ke Jakarta untuk berlibur di sini. Butuh beberapa hari untuk melupakan pesan-pesan di dalam ponsel lama milikku itu. Dan aku sangat beruntung memiliki Mike di sampingku sehingga dapat mengalihkan perhatianku. Pada akhirnya aku memang menceritakan semua yang ada di dalam ponsel itu kepada Mike, menceritakan alasanku menjadi murung beberapa hari belakangan ini. Aku rasa Mike juga perlu tahu, karena pada akhirnya aku memutuskan untuk bersama Mike, sehingga Mike juga harus mengetahui apa saja tentang diriku dan perasaanku. Sama halnya dengan Mike yang selalu terbuka mengenai dirinya padaku. Nyatanya hal tersebut dapat membuat perasaanku menjadi lebih ringan dan membuka hati untuk Mike terasa tidak begitu sulit. 

Saat aku menceritakan niatku mengundang Astha ke Jakarta untuk berlibur, Mike juga terlihat sangat antusias dan berjanji untuk meluangkan waktu agar bisa berlibur bersamaku dengan Astha. Dan sekarang aku sedang menuju toko kue ku untuk memantau sekaligus menitipkan toko kepada asistenku untuk beberapa hari selama aku berlibur dengan Astha.

"Mau mencicipi kue di toko Bunda?" Tawarku setelah memarkirkan mobil di depan toko.

"Tentu! Belum ada yang bisa membuat choco muffin seenak buatan Bunda."

Mendengar jawaban Astha spontan aku tertawa lucu. Aku benar-benar tidak habis pikir anak usia lima tahun sudah pandai sekali berbicara. Aku rasa saat dewasa nanti Astha akan menjadi pria yang pandai memikat hati wanita. "Seperti ayahnya." Tanpa sadar ingatanku kembali mengingat sosok ayah Astha yang sudah susah payah berusaha aku lupakan. "Yah mau bagaimana lagi. Astha memang darah dagingnya, pasti ada beberapa kemiripan diantara keduanya". Batinku berusaha menepis ingatanku tentang ayah Astha.

Tanpa berlama-lama lagi aku menghela Astha ke dalam toko dan memintanya untuk menunggu selagi aku membuatkan choco muffin kesukaannya itu.

"Tunggu di sini ya. Akan Bunda buatkan choco muffin mu itu. Dan sebentar lagi Om Mike akan sampai di sini." Dengan patuh Astha menuruti perintahku. Astha duduk di meja pengunjung dengan tenang sambil memainkan robot mobil-mobilan yang sedaritadi ada di tangannya. Karena toko masih belum buka aku tidak perlu khawatir meninggalkan Astha sendirian di sini. Selain toko masih sepi, ada karyawanku yang mengawasi Astha. Ini bukan kali pertama Astha datang ke toko kue, jadi karyawan-karyawanku sudah mengenal Astha begitu juga sebaliknya.

Fated to Love YouWo Geschichten leben. Entdecke jetzt