#12: Terhempas dan Layu

141K 7.9K 311
                                    

"A-apa yang...kau katakan, Adrian?" Rea tercengang. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Adrian tersenyum lembut, kedua tangannya masih memegang wajah Rea. "Aku mencintaimu, Rea."

Rea tidak sanggup berkata-kata lagi. Semua yang diucapkan Adrian benar-benar tidak bisa ia pahami. Bagaimana mungkin semuanya jadi seperti ini? Disaat tidak ada lagi rahasia yang perlu ia tutupi, kenapa justru ia harus mendapat pengakuan semacam ini.

Rea melepaskan sentuhan tangan Adrian di wajahnya, lantas mulai berdiri.

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan barusan, Adrian." Selesai mengatakan itu, Rea memutuskan untuk melangkah pergi. Apa yang baru saja didengarnya tak ubahnya seperti sebuah dentuman yang memekakkan telinga. Membuat kepalanya sakit.

Adrian terdiam. Ia sengaja tidak menahan Rea pergi, membiarkan wanita itu berpikir. Karena ia sendiri pun terlalu sulit untuk mengungkapkannya pada Rea dan sudah pasti Rea juga akan sulit untuk menerimanya.

Entah apa yang terjadi dengan hubungan mereka selanjutnya, tapi Adrian sudah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa alasan ia mengungkapkan perasaannya pada Rea adalah karena ia ingin Rea tahu perasaannya yang sebenarnya. Dan berharap ia akan mendapatkan cinta Rea. Ia sudah bertekad untuk memperjuangkan cintanya pada Rea.

***

Rea menutup pintu kamarnya dengan keras. Saat ia sudah masuk kedalam, tubuhnya melorot kebawah. Sedari tadi ia sudah tidak sanggup lagi berjalan, tubuhnya melemas. Dengan bersandar pintu, Rea mulai mengingat lagi apa yang baru saja dikatakan Adrian. Kenapa semuanya jadi seperti ini? Kenapa Adrian harus membuat semuanya jadi serumit ini?

Bagaimana mungkin Adrian mencintainya? Jika benar apa yang Adrian ucapkan tadi, maka alangkah bodohnya Rea. Selama ini ia sudah tertipu dengan semua kebaikan laki-laki itu. Ia selalu menganggap kalau Adrian adalah laki-laki yang sangat baik padanya, pengertian dan begitu bertanggung jawab. Ia sama sekali tidak menyangka kalau dibalik itu semua, Adrian justru menyimpan rasa padanya. Mencintainya diam-diam.

Tanpa sadar bulir-bulir airmata Rea jatuh begitu saja. Setelah pengkhianatan yang dilakukan orangtuanya, ia mendapat pengkhianatan baru, yakni perasaan Adrian. Lantas, bagaimana ia akan menghadapi ini semua? Jika Rea tetap berada disini, bukan tidak mungkin Adrian akan bertindak tak terduga, membuat dirinya disudutkan dengan perasaan-perasaan yang Adrian miliki. Sedangkan di luar sana, ada Vino yang percaya padanya, menunggu dirinya kembali.

Ini tidak bisa dibiarkan, gumam Rea pasti. Ia sudah memutuskan apa yang harus ia lakukan sekarang. Cepat-cepat Rea mengelap airmata dengan punggung tangannya. Kakinya sudah kuat kembali, ia bangkit. Dicarinya ponsel Rea yang entah ia letakkan dimana. Rea sudah tidak melihatnya lagi sejak percakapannya dengan Vino dua hari yang lalu.

"Apa mungkin tertinggal di mobil Adrian." Rea berasumsi. Bukankah saat pulang dari kafe, ia masih memegang ponsel itu dan menonaktifkannya. Pasti saat berada di mobil Adrian ponselnya terselip dan tertinggal disana.

Baiklah, Rea tidak mungkin mengambilnya sekarang. Ia tidak mau berurusan dengan Adrian saat ini. Akhirnya Rea memutuskan untuk keluar dari kamar. Ia akan menggunakan telepon rumah Adrian untuk menghubungi seseorang.

Satu menit berlalu sejak Rea mengangkat gagang telepon dan menunggu dengan sabar sampai telepon tersambung, tapi lagi-lagi nomor telepon yang ia tuju sedang tidak aktif.

Rea tidak punya opsi lain selain menghubungi nomor satunya lagi. Meski sekarang sudah hampir pukul setengah sebelas malam, tapi perasaan Rea saat ini sedang tidak bisa ditolerir. Ia harus menelepon seseorang sekarang juga.

Nada sambung mulai terdengar di telinga Rea, dan beberapa detik kemudian sebuah suara muncul di ujung telepon.

"Apa Vino ada disana sekarang?" ujar Rea cepat. Ya, nomor pertama yang mau Rea hubungi adalah nomor Vino, tapi tidak aktif. Dan opsi lain yang bisa Rea hubungi adalah nomor ini, nomor hape mamanya.

It's Love, Real LoveWhere stories live. Discover now