Prolog

8.9K 294 35
                                    


Harry pov.

Sangat menyebalkan ketika seorang laki laki mendekatinya, apalagi sampai menyatakan perasaanya pada gadisku, bukan! tepatnya adikku.

Ya aku mencintai adikku sendiri, Dea. Aku tak tahu kenapa dia bisa membuatku gila seperti ini. Aku sangat terobsesi padanya.

Tubuhnya yang ramping, mungil membuatku ingin selalu menyentuhnya. Hidungnya yang mancung ditambah pipi yang chubby membuatnya terlihat lebih menggemaskan.
Apalagi disaat dia manja padaku, disaat itulah ujian terbesar bagiku. Dimana aku harus dengan kuat menahan birahiku.

Tapi ketika seorang laki laki yang notabenenya adalah pacarnya datang untuk menemuinya, mengajaknya keluar. Sungguh, aku sangat membenci itu!
Disaat itulah, jiwaku bergejolak tak tahan untuk segera memenggal kepanya.

Aku merasa sangat bahagia dan ingin tertawa lepas melihat pacar adikku tak berdaya dengan sungai darah disekujur tubuhnya, yang kini terpisah antara badan dan kakinya. Aku sangat puas melihatnya seperti ini.

Dengan begitu, adikku akan selalu bersamaku. Asal kalian tahu, aku sudah melakukan ini pada 3 pacar adikku. Dan aku sangat puas.

Sebelum melenyapkan mereka, aku selalu meneror mereka kemudian aku sekap dan menyiksa mereka. Bagiku, itu pekerjaan yang selalu membuatku ketagihan.

Psikopat? Tentu! Aku adalah psikopat, yang sedang jatuh cinta pada adiknya.
Sayangnya, adikku tidak pernah tahu perasaan kakaknya dan semua yang telah aku lakukan pada kekasihnya.

- - -

Dea p.o.v

Aku menarik nafasku dalam dalam dan meyakinkan tekadku untuk langkah pertamaku di Universitas Indonesia ini. Aku tak sendiri, melainkan bersama dengan Harry.

Jika kalian berfikir Harry adalah mahasiswa senior disini, Kalian salah! dia bukan mahasiswa sini ataupun akan mendaftar disini. Dia hanya mengantarku.

Jangan berfikir jika aku ini bocah yang minta diantar kakaknya saat hari pertama kuliahku! Harry yang memintanya. Dan aku tak akan pernah bisa untuk menolaknya😒

"Baiklah Harry, lebih baik sekarang lo pulang sebelum gue dibilang bocah sama mahasiswa lain!" tegurku kesal padanya.

"Ia adikku sayang. oke gue pulang ya. Lo ati ati, belajar yang bener! jangan genit genit sama cowo ya. Nanti kalo mau pulang, WA gue aja biar gue jemput."

Itulah pesan yang selalu dia ucapkan dari dulu, saat aku akan berangkat sekolah. huft. Tak pernah berbeda.

"Ia kakak bawel! yaudah sono!"

Dia tertawa lalu masuk lagi kemobilnya dan tersenyum sebelum pergi dengan mobilnya.

Dia kakak terbaik di dunia, aku sangat beruntung memilikinya.
Hah sudah sudah! sekarang waktunya masuk ke kampus pertamaku.

---

Aku memasuki kelas, tak sedikit laki laki dikelas ini yang bersiul saat aku melewatinya, sedangkan para gadis? menatapku seakan aku ini mangsa.

Heh! Apa ada yang aneh denganku? Kurasa tidak. Atau mungkin mereka saja yang aneh. Dasar!

Aku mendudukkan bokongku di barisan yang belum cukup ramai. Maksudku bangku dibarisan ini baru sedikit yang menempatinya, jadi aku memilih tempat ini.

"Good morning guys!" Ucap seseorang yang kurasa dosen. Tapi entahlah, dia terlihat masih sangat muda. Atau mungkin dia senior?

"Good morning," jawab semua yang ada diruangan ini dengan kompak.

When Psycho Fallin in LoveDove le storie prendono vita. Scoprilo ora