hanya masa laluku

41.5K 2.3K 11
                                    


Hari ini aku kembali ke Jakarta. Ketika sudah mendarat dan menunggu bagasi, kami langsung keluar menunggu jemputan. Tidak lama Hengky berjalan ke arah kami mengambil barang-barang dan memasukan ke dalam bagasi mobil. Tapi Bima tidak masuk ke dalam mobil itu, dan mengajakku pergi ke tempat parkiran mobil.

Bima menekan tombol pada remote kunci itu, dan sebuah mobil berbunyi. Mobil sport? Lalu ia menaiki mobil itu, sedangkan aku hanya terdiam saja di depan mobil itu.

"kenapa diam?Ayo masuk, panas nih."

Aku memasuki mobil sport itu. Ini pertama kalinya aku memasuki mobil sport, sebelumnya tidak pernah. Lagian mana mungkin aku berteman dengan seorang yang memiliki mobil sport.

"Ini mobil kamu?" tanyaku sambil menganggumi design mobil ini.

"Iya, tapi aku ga suka trek-trekan atau ngebut kok. Cuma suka aja."

Aku menikmati perjalanan dengan mobil ini, melihat keunggulan design dan kecanggihan mobil ini. mungkin seumur hidupku tidak akan bisa membeli mobil seperti ini. jika bisa pun lebih baik aku membeli rumah lalu di kontrakan, lebih memberikan keuntungan.

Aku tersadar dengan jalanan di depan ini. ini bukan jalan ke apartemen, ke rumah mami ataupun kerumah keluargaku. Mau kemana ini?

"Kita mau kemana??"

"Nanti kamu juga tau. " jawabnya sambil tersenyum, senyuman itu. Senyuman mematikan. Aku selalu saja terjatuh dengan senyuman itu, apakah wanita lain sama denganku?

Wanita lain? Aku tidak pernah memikirkan wanita lain di hidup Bima. Adakah? Atau tidak? Aku tidak berniat bertanya tentang masa lalu nya. Terkadang masa lalu seseorang adalah hal yang tidak ingin di ungkit. Aku takut Bima adalah salah satu dari seseorang itu. Selagi masalalu itu tidak menganggu, aku tidak akan mengusik. Biarkan ia merahasiakan masa lalu itu.

Setelah 30 menit, akhirnya kami sampai di perumahan. Perumahan yang lumayan mewah. Bukan lumayan tapi mewah. Sangat mewah. Bima memarkir mobil sport ini ke dalam 1 garasi mobil rumah ini.

"Ayoo turun."

"Ini rumah siapa?" ia tidak menjawab pertanyaanku dan membawaku masuk ke dalam. Ia mengambil kunci dari saku celananya dan membuka pintu rumah ini.

"Rumah kita." Ucapnya sambil mengandeng tanganku masuk.

Rumah ini sangat mewah, tidak ada pintu gerbang langsung memperlihatkan garasi mobil dari komplek ini. semua rumah kiri kanan hampir berdesign sama. Yang membedakan adalah besar jendela dan besar pintu. Rumah yang aku masuki memiliki pintu dan jendela yang besar di banding yang lain. Teras rumah yang memiliki kursi dan meja santai senada dengan cat rumah ini. ketika pintu terbuka, rumah ini memberikan nuansa putih dan cream. Setelah memasuki rumah ini, langsung di berikan dengan ruang keluarga, tamu atau ruang TV. Lampu gantung yang elegan, dapur yang tertutup sekat yang memisahkan dapur dan ruang keluarga serba guna itu. Kamar mandi di ujung rumah ini. lalu tangga yang yang menurutku mempercantik design rumah ini. di atas terdapat 3 ruangan. Ruangan tidur ku dan Bima, ruang kerja Bima, dan kamar tamu.

 Ruangan tidur ku dan Bima, ruang kerja Bima, dan kamar tamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Every New Step to Make a New JourneyWhere stories live. Discover now