Unggun api bersaiz lima pemeluk orang dewasa menyala marak di tengah-tengah kawasan Pekan Azeroth. Debu api berterbangan di bawa angin. Orang ramai kelihatan asyik bersuka ria...
Lima tong arak tersusun di depan tiang batu. Daging kerbau yang dipanggang pula berbau semerbak. Aku duduk di kerusi kayu sambil memerhati liukan api...
Alunan muzik celtic berkumandang perlahan. Dua mahkota diraja diletakkan di sisi kerusi bersama Excalibur. Suara bingit orang ramai bersembang, langsung tidak aku endahkan...
King Haffle dan King Furion sudah menempah ajal di tanganku. Kini, dua pekan sudah aku takluk...
Adakah ini tindakan betul? Jika betul, kenapa aku rasa bersalah...?
Riak muka ketakutan King Haffle dan King Furion bermain-main di depan mata...
Haih...
"Aiden...."
Satu suara menegur tatkala aku meraup muka dengan kedua tapak tangan. Pandanganku tertoleh ke sisi. Lelaki berambut putih bermata biru membalas pandangan aku...
"Ah, Lycans...Take a seat..." Aku membalas teguran seraya berganjak ke sisi. Lycans terus duduk di sebelah.
Arak Yanvir diserahkan kepadaku. Daging kerbau bakar pula diletakkan di tengah-tengah kerusi...
"Kau ok, Aiden...?" Lycans menyoal. Aku menyandar pada kerusi kayu. Rambut coklat digosok perlahan...
"Aku, ok...Kenapa...?"
"Nothing...Its look like, something bothered you..."
"Hurmm..."
Aku melepaskan keluhan lemah. Yanvir diteguk untuk menenangkan hati. Lycans memerhati gelagat aku dari sisi...
"Aiden...Jika kau ada apa-apa masalah...Just let me know...At least, kau tak rasa terbeban..."
"Aku ok, Lycans...Don't bother..."
"You miss Eilya...?"
"No, i'm not..."
Lycans menjungkitkan sebelah kening mendengar bidasan aku. Aku memaparkan riak muka meluat...
"Hurmm...Well, a bit..."
"Haha! Kau langsung tak boleh berenggang dengan musang kau tu..."
"Apa-apa jelah Lycans..."
Aku membalas selamba. Daging kerbau digapai dari atas talam, kemudian digigit perlahan. Lycans tersenyum melihat aku menguyah...
"Aku tak sangka, Aiden...Kau sudah besar macam ni...Look matured enough...Even a bit dumber than i though...But, you make a good progression..."
"Hurmmm...Hurmmm..."
"Kau dengar tak apa aku cakap ni...?"
"Uh-hum...Hurmm..."
Aku terus menguyah tanpa mempedulikan dia. Lycans menyilangkan kaki. Mata birunya menjeling tajam padaku...
"Kau sudah berubah, Aiden...How come...?"
Soalan yang terpacul dari mulut Lycans membuatkan aku berhenti menguyah. Makanan ditelan, kemudian aku menoleh ke arah dia...
"Berubah? Maksud kau...?"
"Aiden yang aku kenal bukan macam ni...You're softer than me...You can't kill someone this easy...But, now? Kau bunuh Haffle dan Furion tanpa belas kasihan..."
"Hurmm..."
"Kau dihasut Excalibur...?"
"No...Excalibur patuh pada arahan aku..."
"Then...?"
Aku mencampak tulang kerbau ke dalam unggun api. Mulut dikesat dengan belakang tapak tangan. Lycans menanti jawapan dariku...
"Aiden, answer me..."
"Kenapa kau sibuk, Lycans...?"
"Sebab kau anak aku...My only son..."
Aku tertunduk mendengar kata-katanya. Lycans mengusap lembut bahuku dari sisi. Helaan nafas lemah, dilepaskan...
"For 500 years, aku hidup keseorangan Lycans... No one bats an eye for me...Except for Vlademir..."
Aku berkata perlahan. Separa berbisik. Lycans berdiam diri....
"Vlademir jaga aku, Lycans...Bagaikan anak dia sendiri...Masa aku berada di rumah anak yatim...Dia selalu datang untuk latih aku...Berikan aku kasih sayang yang aku idamkan...Berikan aku kata-kata semangat...Dia bagaikan bapa pada aku, Lycans..."
Lycans tersenyum mendengar kata-kata aku. Aku menekup dahi dengan sebelah tangan...
"Kematian dia merupakan kehilangan besar untuk aku...Tanpa dia, aku takkan berada di sini...But, those kings...Refuse to help him...They didn't come to Vlademir's funeral...How selfish is that...?"
"Aiden...Ini dendam kau...?"
"Not really...Aku cuma tunaikan impian Vlademir...Dia mahu cipta dunia tanpa darah...Dunia yang aman...But, he failed...Jadi..."
"Now, its your turn huh? I see..."
"Yes...You don't know how miserable my life before...How corrupted this world...Yang kaya terus kaya...Yang miskin semakin merempat...So, i spilled those bastard's king blood in order to maintain the peace.."
"Well...Jika itu niat kau...Aku tak rasa ianya salah..."
"Really...?"
Lycans tersenyum membalas pandangan mata aku. Rambut aku dia gosok kuat...
"Yes...You're Aiden by the way...The son of Legends..."

YOU ARE READING
LYCANS, THE TALE OF LEGENDS | PART TWO [C]
FantasyMOHON BACA LYCANS : THE TALE OF LEGENDS PART ONE DULU. BUKU INI MERUPAKAN SAMBUNGAN DARI BAHAGIAN PERTAMA. HARAP MAKLUM. ****************************************************** "Aiden, jika ada apa-apa berlaku...Please take care of Lora for me...