CHAPTER 253 | THE PROMISES

5.3K 430 16
                                    

Penduduk Arastosa beransur-ansur menghilang dari perkarangan pusat pekan. Yang tinggal hanya bala tentera dan beberapa orang penduduk yang rela berkorban nyawa.

Aku berjalan tenang merentasi kawasan taman lenggang. Dari jauh, kelihatan Merlin dan Leonidas asyik berborak di sebelah tiang batu. Entah apa mereka bincangkan, aku sendiri tak tahu...

Senyuman terukir di bibir tatkala pandangan mata tertacap pada wanita berambut coklat. Loralyn leka menghasilkan sihir pelindung di sekitar istana.

Perlahan-lahan aku mendekati dia. Sanggul rambutnya aku cuit dari belakang. Loralyn menoleh. Merlin dan Leonidas langsung tidak mempedulikan kami berdua.

"Apa sayang buat...?"

Aku menyoal seraya memeluk tubuh. Loralyn memandang kosong kepadaku. Telapak tangannya dihalakan ke depan, aura pelindung berwarna biru terhasil.

"Saya hasilkan sihir pelindung lah...Nanti rosak istana pusaka Imperial Wolf..."

"Ermmm, Lora..."

Aku menggosok belakang kepala. Ekor mata Loralyn dilirikkan kepadaku. Perbuatannya terhenti.

"Lycans? Ada apa-apa tak kena...?"

Si musang menyoal perlahan. Renungan mata coklatnya tertacap padaku. Helaian rambutnya, aku sisirkan ke sisi. Pipi gebunya aku cubit lembut.

"Sudah berapa lama kita bersama, Loralyn Lyonne...?"

"Ha...?"

"You're still pretty as before..."

Si musang termangu-mangu apabila aku merangkul pinggangnya tiba-tiba. Ekornya mulai meliuk perlahan. Desahan nafasnya kedengaran kencang apabila ciumanku singgah di lehernya

"Ermm, Lycans...Kenapa ni...? Abang takutkan saya..."

Si musang menolak dadaku ke depan, namun rangkulanku masih tidak terlepas dari pinggangnya. Mata coklat bertembung dengan mata biru.

"I can't afford to lose you once again, my honey bun..."

"Apa abang cakapkan ni...?"

"Abang nak sayang ikut penduduk Arastosa ke Azeroth..."

Wajah Loralyn bertukar masam mendengar kata-kataku. Tubuhku ditolak ke depan. Eraman geram mulai kedengaran.

"Abang jangan nak buat kerja gila! Abang nak bertempur seorang diri, bukan? No way! No! I am your companions! Hidup mati, kita bersama!"

Tengkingan Loralyn membuatkan Merlin dan Leonidas beredar dari situ. Belakang kepala digosok sekali lagi.

Aku dah agak, dia takkan ikut arahan aku. Gumiho memang degil. No doubt about that.

"Lora..."

"Abang cakaplah apa pun! I'm staying here! I can heal you!"

"Just listen..."

"One more words, i'm gonna bite you! Try me, Lycanstrophes!"

Aku menghela nafas lemah. Loralyn memalingkan muka. Pipinya merona merah dek menahan geram.

Think, Lycans! Think! Fikirkan cara supaya dia beredar dari Arastosa!

Si musang langsung tidak menoleh tatkala tangannya aku genggam. Jari-jemarinya, aku usap perlahan.

"Abang pernah kehilangan sayang dulu...Jika abang kehilangan sayang sekali lagi, i rather die..."

"Whatever..."

"Can you be a good wife and listen to me?! Cukuplah dengan sikap keras kepala tu!"

Loralyn berdiam diri. Aku juga berdiam diri. Masing-masing tidak tahu apa hendak di bahaskan.

"Abang tahu kan? Gumiho tak boleh tinggalkan pasangannya? You know who i am...?"

"Yes...But..."

"No, but...Saya takkan tinggalkan abang...We fight together...We die together..."

Helaan nafas lemah dilepaskan sekali lagi. Kedegilan Loralyn mengalahkan dewa. Pujuk dewa lebih senang dari pujuk si musang ni.

Trust me. Its easier.

Si musang menjeling apabila aku melutut di depan dia. Kedua tangannya aku genggan erat, memaksa dia memandangku.

"Please...Lora, tinggalkan Arastosa..."

"No..."

"I can't afford to lose you..."

"Abang tak faham bahasa ke? I said, no!"

"I JUST LOSE VLADEMIR! CAN YOU JUST LISTEN TO ME THIS ONCE!? I CAN'T LOSE YOU! KEMATIAN VLADEMIR SUDAH CUKUP BUAT ABANG TERSEKSA! JIKA LORA TERKORBAN, I LOOSE MYSELF! DON'T YOU UNDERSTAND!?"

Loralyn tersentak mendengar tengkinganku. Mata biru merenung tajam mata coklat. Si musang merentap tangannya dariku.

"You're selfish, Lycans...Jika abang terkorban, how about me...?"

"Loralyn...Abang janji...I won't die..."

Si musang merenung aku dalam-dalam. Bawah bibir digigit lembut. Aku membalas pandangan dia.

"Fine...Saya pegang janji abang tu...Kalau abang terkorban...Saya akan buat kerja gila..."

Loralyn berkata lalu melutut di depanku. Kedua pipi dipaut, kemudian dia mengucup lembut bibirku. Kami bercium seketika.

Si musang bangun dari melutut. Dia mengorak langkah ke depan. Aku menggosok kuat rambut putih.

"Lora...? Apa kerja gila tu...?"

Langkah Loralyn terhenti. Telinga musang condong ke bawah. Aku tergaman melihat airmatanya menitis ke pipi.

"I kill myself..."

Kata-katanya membuatkan aku terpegun seketika. Si musang beredar dari perkarangan istana. Airmata dikesat dengan sebelah tangan.

What did she said...?

Kill herself...?

"Wew...Bini kau memang psiko, Lycans...Hahahahaha! Damn creepy..."

Aku menoleh ke sisi apabila suara sinis menegur. Merlin memeluk tubuh di tiang batu. Sengihan dia buatkan aku terasa menyampah.

"Shut the fuck up, Merlin..."

"Haha! Sayang betul Loralyn kat kau..."

"Hurmmm, apa kau buat kat sini, Merlin? Go to Azeroth, protect the citizen...Aku dan Allucard akan bertahan di sini..."

Si ahli sihir menyimpulkan senyuman sinis. Aku memandang kosong kepadanya...

"I'm staying here..."

"Merlin..."

"Janganlah kau risau, aku tak bunuh diri kalau kau mati..."

"MERLIN!"

LYCANS, THE TALE OF LEGENDS | PART TWO [C]Where stories live. Discover now