BAGIAN VIII

16.2K 1.1K 91
                                    

"...Orang tidak mempunyai hak milik atas nyawanya, Melainkan hanya memiliki hak untuk menggunakannya."

~~~~~

BAGIAN VIII

          Bahu kirinya terluka, beberapa jahitan sudah kami lakukan. Dan dia demam karena lukanya infeksi. Saya sarankan agar dia menginap dirumah sakit agar kami mudah memantau kondisinya." Dokter wanita yang kini dapat Minhwo ketahui bernama Lee Yoona menjelaskan ketika mereka berdua masih diam berdiri didekat ranjang yang telah ditempati Jungkook. Pemuda itu memejamkan matanya, tubuhnya tertutup selimut dan pakaiannya telah berubah menjadi pakaian khusus pasien rumah sakit itu. Hanya ada mereka bertiga diruangan itu dan justrul membuat suasana terasa sangat sepi.

           "Lalu aku ingin menyarankan agar lebih memperhatikannya. Otot Tubuhnya memang bagus, tap Dia mungkin sedang stress karena denyut nadinya lemah." Ucap Dokter Yoona menatap sekilas Jungkook. Minhwo ikut menatap anak bungsunya dengan pandangan sendu. "Dan sebelumnya dia menyarankanku untuk melakukan tes pada Min Yongi dan Jung Hoseok, hasilnya semua baik-baik saja. Tidak ada pendaharan dikepala mereka. Untuk hasil lab bisa kau ambil pada bagian administrasi."

          "Hasil lab?" Tanya Minhwo heran, pria itu bahkan tidak menyangka Jungkook bisa menyarankannya pada seorang dokter. Yoona mengangguk, "Baiklah, saya permisi dulu." Yoona berjalan perlahan menuju pintu kamar, pria paruh baya itu hanya diam memperhatikan wajah Jungkook yang masih tertidur pulas, ia benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan ketiga anaknya berada dirumah sakit. Tapi, pria itu sangat bersyukur mereka semua tidak mengalami luka yang serius.

          Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, tiga detik berikutnya pintu terbuka memunculkan Jung Hoseok disana. "Ayah, apa Jungkook sudah bangun?" tanyanya. Minhwo menggeleng. "Kenapa kau kesini? Kau kan masih sakit." Tanya Minhwo melihat Hoseok yang memakai baju yang sama dengan adiknya sambil membawa kantung cairan yang jarumnya masih menancap dilengan kiri pria itu. "Aku benar-benar mengkhawatirkannya. Apa yang dikatakan dokter ayah?"

          "Dia demam karena luka dibahunya infeksi. Apa luka itu didapat dari kecelakaan?" Tanya Minhwo. Jung Hoseok mengerutkan keningnya heran. "Mungkin, seperti itu." Jawabnya tidak yakin. "Ayah ingin menengok Yongi hyung? Aku bisa disini sambil menjaganya." Tawar Hoseok. Minhwo mengangguk, setuju dengan ide anaknya.

         "Baiklah, ayah tinggal dulu." Jawab Minhwo kemudian berjalan mendekati pintu. Setelah mendengar suara pintu ditutup, Hoseok menatap seisi ruangan itu, ruang VIP tersebut tampak sepi dan dingin. Bahkan suara detik jam dinding diatas pintu terdengar sangat keras.

           Sambil menunggu, akhirnya Jung Hoseok duduk disofa disamping ranjang Jungkook dan mulai membuka benda pipih yang sejak tadi berada disaku bajunya.

           "Kau benar-benar tidak tahu password itu??" Tanya Woojo terlihat sangat marah

           "Aku berkata jujur, Junho tidak mengatakan apapun padaku."

           "KAU BOHONG!!" Teriakkan seorang wanita paruh baya disebuah ruangan yang gelap dan dingin. Seorang pemuda yang duduk terikat disebuah kursi mencoba terus bergerak, berharap ikatan yang melilit tubuhnya bisa terlepas.

           "Baiklah, kau menguji kesabaranku." Woojo tiba-tiba mengeluarkan sebuah pistol, dan entah dari mana istrinya mendorong seorang pria dari sisi gelap dibelakang Woojo. Jeon Jungkook melotot kaget, seorang pria yang terpaut lima tahun dari usianya diikat dengan memar dan darah disekitar wajah tampannya.

            "Jin Hyung...!! Jangan Ganggu dia." Teriaknya benar-benar khawatir. "Tidak ada kesempatan kedua." Bisik wanita itu, Woojo mengarahkan pistol glok 17 kedada Jin. Jungkook menggeleng keras, setetes airmata keluar dari pelupuk matanya.

SPEND TIME || FF BTS (End)Where stories live. Discover now