BAGIAN XIII -- REFLECTION

16.7K 1K 148
                                    

"..Aku tahu setiap kehidupan adalah sebuah film. Kita mendapat karakter dan cerita yang berbeda.." (Lyric Reflection By RM BTS)



~~~~


Bagian XIII -- Reflection


               Jeon Jungkook menghela nafas panjang menatap batu nisan dihadapannya bersama seorang gadis yang terisak disampingnya. Ya, mereka sedang mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Junho dan hanya ada mereka berdua karena Jungkook meminta ketiga kakaknya untuk pulang duluan meski pada awalnya tiga pria itu tidak ingin meninggalkan Jungkook sendirian tapi pemuda itu meyakinkan dengan enam pengawal yang mengantarnya.

               Melihat gadis dihadapannya tengah terisak kencang sambil berjongkok dihadapan batu nisan itu membuat hati pemuda itu menghangat. Tidak menyangka akan ada seorang gadis yang bahkan bukan dari keluarga mereka menangisi kepergian Junho sampai seperti itu. Rasa iri itu memang ada, tapi tidak sebesar rasa syukurnya untuk saudara kembarnya yang sudah tiada. Bahkan dia sebagai saudara kembarnya baru kembali lagi untuk menengok batu nisan dihadapannya setelah lebih dari tiga tahun.

               "Ma-maaf karena menyangkamu selama ini adalah Junho." Bisik Ely sedikit membuat senyum Jungkook mengembang.

                "Tidak apa-apa. Aku berterimakasih padamu karena ada yang begitu mencintai Junho."

                "Kenapa kau tidak pulang? Bukankah kau sedang sakit?" tanya Ely akhirnya mendongak menatap Jungkook sekilas.

                 "Aku sudah lama tidak mengunjungi Junho. Jadi aku disini." Jawab Jungkook dengan nada yang datar dan dingin tapi Ely tahu makna dari perkataan pemuda itu justrul terasa hangat, hanya cara mengekspresikan saja yang orang lain akan mengira Jungkook seseorang yang kelewat tidak peduli dan dingin.

                "Aku jadi ingat, dulu dia sering menceritakan tentang kau padaku. Dia merasa iri padamu karena sejak kalian kecil kau lebih unggul dalam bermusik apalagi bernyanyi. Junho tidak pernah bosan memuji suaramu." Ely terkekeh pelan disela-sela isakan tangisnya. Jungkook terdiam, menunggu perkataan gadis itu selanjutnya. "Kau juga lebih hebat dalam menggambar. Ahh, aku jadi sadar selama ini dia lebih sering membicarakanmu dari pada tentang dirinya sendiri."

                 Jeon Jungkook terkekeh. "Sekarang, biarkan aku yang menceritakan dia." Sebelum melanjutkan perkataannya, Jungkook berdehem pelan dan menarik nafas dalam. Fikirannya berputar kembali ke masa-masa dimana dia begitu bahagia bisa bersama dengan Junho dan keenam kakaknya.

                "Jeon Junho. Dia lahir dua menit lebih dulu dari pada aku. Dia memiliki karisma yang baik dan nada suara yang bagus." Ely melirik sekilas Jungkook, merasa aneh dengan kata terakhir Jungkook. Nada suara? Ely bahkan merasa nada suara dua saudara kembar itu sangat mirip bahkan sulit dibedakan. Tapi gadis itu tidak komentar, diam menunggu apa yang akan dikatakan Jungkook selanjutnya.

                "Secara fisik dia seperti cerminan diriku, tapi secara sifat. Kami memang berbanding terbalik. Tapi bagiamanapun, Junho tetaplah saudara yang sangat aku syukuri dapat berbagi kehidupan dengannya, dapat berbagi kemiripan fisik dan berbagi rahim. Ketika usia kami menginjak umur empat belas tahun, kami sepakat untuk bersama-sama pergi ke Gym, olahraga agar tubuh kami kuat untuk melindungi orang-orang yang kami sayangi. Dia tipe pria yang sangat menjunjung tinggi toleransi. Dia selalu setuju dengan apapun yang dikatakan Jin Hyung karena menurutnya, kakak tertua adalah kakak yang sudah paling banyak mengalami penderitaan." Jungkook tertawa kecil setelah mengatakan kata terakhirnya. Ely ikut terkekeh pelan. Lalu gadis itu bangkit berdiri dan menghadap langsung pada pemuda itu.

SPEND TIME || FF BTS (End)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz