BAGIAN 6

22.3K 3.5K 42
                                    

Now, I'm almost crying and falling apart
I barely lost myself
Whose words should I trust, so I could move on?

Esok pagi aku merasakan firasatku tak enak. Entahlah. Tapi aku memberanikan diri untuk pergi ke kampus.

Sesampai di kampus, semua tatapan membunuh tertuju pada ku saat aku memasuki lingkungan kampus. Aku tidak begitu peduli lagi. Toh, ini terjadi setiap hari. Aku sudah terbiasa. Ini sudah menjadi makananku sehari-hari.

Aku pun berjalan menyurusi ruang kelas, melewati koridor-koridor yang ramai dipenuhi mahasiswa.

Sumpah! Kenapa tatapan mereka seperti singa kelaparan?

Sebelum memasuki ruangan kelas, aku mengambil satu buku di lokerku terlebih dahulu. Aku terkejut. Aku mendapati fotoku dipajang di depan lokerku dengan wajahku yang dicoreti dengan spidol. Mereka membuat tanda silang menutupi wajahku di kertas foto polaroid tersebut. Dan di bawah foto itu, mereka menuliskan beberapa kata sumpah serapah yang tak asing lagi ku dengar.

Aku sudah terbiasa.

Aku menutup lokerku kembali dan berjalan ke kelas. Sampai di kelas ku pun semua orang masih melihatku. Aku cukup terkejut melihat Sehun yang duduk di belakang bangku ku. Aku berkeringat dingin sekarang. Apalagi mengingat kejadian semalam. Seumur hidupku baru kali itu dia berbicara padaku lagi.

Aku lalu duduk tanpa mengetahui apa yang terjadi. Tiba-tiba saat bel berbunyi, Sehun menepuk pundak ku. Aku terkejut dan tak berani menoleh ke belakang.

"Maafkan aku." bisiknya dari belakang dengan suara yang lembut.

Aku menghela nafas lega. Ku pikir dia hendak memberi pelajaran karena aku telah menamparnya semalam. Aku adalah orang yang mudah memaafkan. Tapi aku sangat heran, kenapa tiba-tiba Sehun meminta maaf?

Seorang Oh Sehun? Aku masih sangat tak percaya. Aku pun melihat ke belakang, mengangguk dan tersenyum.

Aku lega.

Dia meminta maaf padaku.

***

STRANGE × oshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang