EPILOGUE

34K 3.9K 603
                                    

Buku Harian Alleluya

Aku tidak suka menulis tanggal. Well, mungkin memang mengingatkan. Tapi aku tidak suka mengetahui kapan hari itu terjadi. Bukankah yang terpenting dari kenangan adalah kenangannya? Dan bagaimana jika itu kenangan yang menyakitkan? Tanggal tidaklah penting. Hari ini aku kembali. Sama seperti keadaan ku semula. Dimana semua orang menatapku layaknya aku adalah seorang alien atau bahkan lebih buruk dari itu.

Kemarin, dosen memanggil namaku dan Sehun sebagai mahasiswa terbaik semester ini. Aku disuruh naik ke atas panggung. Well, itu pertama kalinya aku berada di panggung itu. Aku disuruh berjabatan tangan dengan Sehun. Namun, sayang sekali. Dia tak mau menerima ku.

Ya, walaupun begitu aku sadar, jantung ini berdetak hebat saat aku dengannya. Karena aku mencintainya. Karenanya aku bisa merasakan bagaimana jantung ini menggila di luar kendaliku. Tapi aku mencintainya. Ini sulit. Mencintainya adalah suatu keindahan, namun kesakitan di saat yang sama. Aku bahkan tidak tahu bagaimana memahami diriku sendiri.

Sehun selalu menindasku. Dia menyuruh seluruh mahasiwa di kampus menjauhi ku. Aku tidak punya teman, jadinya. Tapi itu tak masalah. Aku sudah terbiasa sendirian dan Sehun membuatnya terasa sempurna.

Aku bisa menyimpan rahasia sendirian. Dimana rahasia itu adalah tentang perasaanku yang mencintainya diam-diam. Aku memang bodoh. Setelah apa yang dilakukannya padaku selama ini, aku masih saja mencintai lelaki bajingan itu. Lelaki bajingan yang telah membuat hidupku menderita. Lelaki bajingan yang selalu menatapku tajam layaknya sampah. Lelaki bajingan yang tak pernah berbicara padaku.

Dear, Sehun. Ah, kenapa aku menulisnya? Tentu saja karena aku tidak bisa mengatakannya. Dasar, Alle! Aku menyukai kebersamana kita. Aku begitu menikmati setiap moment yang kita lewati.

Aku senang kita mendapat kerja sama di Rumah Sakit Constantine. Ya, walaupun kau tak pernah berbicara padaku, tapi aku menyukai kebersamaan kita yang diam itu. Aku selalu memperhatikanmu tanpa kau menyadarinya. Aku mengagumi semua yang ada padamu. Bahkan, kata-kata di dunia ini tak bisa mendeskripsikan bagaimana cintaku padamu.

Aku memejamkan mataku, meresapi rasa sesak yang aku rasakan begitu dalam. Oh, Alle. Tahukah kau bahwa aku merasakan yang sama denganmu? Aku kian terisak. Bisakah kau memelukku, Alle? Kita tidak pernah berpelukan. Kita tidak pernah berciuman. Bisakah aku mendengarmu memanggil namaku? Aku merindukanmu, Alle. Oh, baiklah. Tidak apa jika kau tidak memanggil namaku. Kembalilah. Aku... ini berat menjalani hariku tanpamu.

Aku membalik halaman scrapbooknya.

Setiap hari aku sadar aku makin mencintainya. Dan memikirkan kebersamaan kami yang tinggal sebentar, it kills me. Dan bagaimana jika aku mati besok? Dan bagaimana jika aku tidak bisa bersamanya? Aku. Aku mencintainya!

Tak apa jika dia tak menganggapku ada. Tak apa jika dia membenciku. Sekalipun begitu, aku tetap mencintainya.

Sehun, Aku berharap bisa memelukmu untuk sekali saja. Aku berharap kau bisa melihat ku sekali saja. Aku berharap kau mengobrol denganku sekali saja. Permintaanku tak banyak, Sehun.

Aku hanya ingin kau mengenalku. Aku hanya ingin kau melihatku sebagai seorang wanita. Aku hanya ingin kau tahu kalau aku telah mencintaimu. Aku hanya ingin kau tahu sesuatu. Senang bisa mengenalmu.

Alle, tahukah kau bahwa perasaan kita sama? Apa kau menyadarinya? Apa kau tahu kalau aku tetap ingin bersamamu? Aku minta maaf karena mencintaimu diam-diam juga. Tapi kumohon, kembalilah disini! Aku membutuhkanmu, Alle.

Lebih dari apapun di dunia ini. Sesak ini tak kunjung hilang, menghimpitku kian menggila, membuatku seolah menangis saja tidak cukup. Alle, kumohon. Aku sudah terlalu lelah mengusap air mataku sendiri. Aku menunduk, menutup scrapbook-nya, memeluknya seerat yang aku bisa, dan menangis lebih keras lagi.

Luka kepergiannya sebuah duka yang begitu besar buatku. Seperti mimpi yang tidak berujung, mimpi yang tak kunjung membuatku bangun. Alle. Alle. Alle. Aku mencintaimu. Mencintaimu sebesar kau mencintaiku.

Untuk yang kesekian kalinya dengan lelah aku mengusap air mataku, berusaha menenangkan diriku sendiri yang begitu terguncang.

Aku menatap sampul diarynya penuh rindu, penuh luka, penuh cinta. Alle, aku juga ingin kau tahu sesuatu. Aku senang bisa mengenalmu. Aku senang bisa mecintaimu. Aku bahagia bisa mengenalmu.

Aku bahagia bersamamu lebih dari apapun. Terimakasih sudah mengisi yang kosong di dalam sini. Terimakasih sudah menjadi bagian dariku.

You're the part of my life that I will never forget. Thanks for everything. Senang bisa mengenalmu, Miss McKenzie.

***

AKHIRNYA KELAR!!

GIMANA?

JELEK YA?

MAAF YA. AKU GATAU BUAT CERITA SEDIH :(

TAPI TETAP DI VOMMENT YA! ❤❤

STRANGE × oshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang