Two

822 69 53
                                    

"Kamu jadi pulang bareng aku?" tanya wanita yang duduk di depan Abel.

"Ya. Mama yang nyuruh, jadi gak bisa ditolak." Angel menganggukkan kepalanya kemudian meminum cappuccino miliknya.

Kebetulan Angel sedang berlibur bersama keluarganya ke Amerika dan dia ingin bertemu dengan Abel.

Sejak tadi mereka bicara, Angel sempat bercerita kalau besok ia akan pulang ke London. Sontak Abel bertanya apa dia bisa ikut dengan dia dan keluarganya.

"Oke. Kita ketemu di mana?" tanya Angel.

"Bandara aja. Oh iya, kabar Zita, Ody, Evy, sama Shera gimana?"

"Gak tau. Udah lama juga kita gak ketemu," kata Angel sambil mengangkat kedua bahunya.

"Kalo gitu, gimana kalo kita reuni setelah sampai di London?" usul Abel semangat.

"Ide bagus!" Angel tak kalah semangat dari Abel.

"Oke, aku yang nentuin kapannya, ya? Nanti kamu kasih tau ke semua, oke?"

"Iya iya yang sibuk. Kami ikut aja jadwal yang kamu buat."

"Gak juga. Kalian juga sibukkan? Apa lagi Shera, dia pasti fokus sama pasien-pasiennya."

"Bener juga." Mereka pun tertawa bersama.

Memang, mereka kini telah sibuk dengan dunia mereka masing-masing, sehingga jarang sekali menghubungi satu sama lain.

Shera sebagai dokter spesialis penyakit dalam, Evy sebagai CEO di perusahaan ayahnya, Angel sebagai pengusaha online, Zita sebagai dokter anak, dan Ody sebagai maneger di hotel bintang lima yang terkenal di London, membuat mereka jarang sekali bertemu.

Jangankan bertemu, bersapa lewat via telepon pun jarang.

"Yaudah, aku pulang dulu ya. Besok mau berangkat jam berapa?" kata Abel setelah mengambil tasnya dan bersiap pergi.

"Jam sembilan harus udah di bandara."

Abel tersenyum dan mengagguk lalu berpamitan pergi pada Angel.

★★★★★★

Abel memasukkan baju terakhir ke dalam koper merah besar miliknya.

Setelah selesai, ia menarik koper itu ke ruang tv. Dia berhenti sejenak lalu melihat ke sekeliling apartemennya.

"Makasih udah nemenin aku selama di sini. Makasih udah jadi tempat ternyaman untuk aku istirahat. Mungkin setelah ini aku akan jarang ke sini. Tapi aku janji, aku akan selalu ingat bahwa pernah ada suatu tempat yang menjadi tempat tangisku, tempat beristirahat ku di negeri Paman Sam ini. Sampai jumpa," ucap Abel pada apartemennya.

Abel kembali menarik koper tadi keluar apartemen. Dia menunggu taksi di depan apartemen beberapa menit. Setelah mendapat taksi, dia langsung menuju bandara di mana dia dan Angel akan bertemu.

"Abel!" Saat Abel keluar dari taksi, suara Angel telah menyambutnya.

Abel melihat sekeliling mencari keberadaan Angel. Abel tersenyum ketika melihat Angel melambaikan tangannya. Sontak Abel sedikit berlari mendekati Angel.

"Kamu sendiri? Keluargamu mana?" Abel melihat ke belakang Angel berharap menemukan keluarga gadis itu.

"Mereka gak jadi pulang. Katanya mau jalan-jalan ke mana gitu."

"Kok kamu gak kabarin aku! Terus, kamu terpaksa pulang karena udah janji sama aku dong."

"Gak. Lusa aku ada kerjaan, jadi aku pulang sekarang. Yaudah yuk, bentar lagi pesawatnya mau take off. " Abel mengangguk dan tersenyum sedangkan Angel segera merangkul pundak Abel, membawa dia naik ke pesawat.

Tak berapa lama pesawat yang ditumpangi mereka berdua telah terbang di atas awan menuju London. Selama pesawat itu terbang, penumpang tak banyak melakukan aktivitas.

Mungkin sebagian besar dari mereka memilih tidur atau sekedar berfoto dan mendengar musik. Tapi tidak dengan Abel, gadis itu hanya terus memandang awan dari jendela pesawat.

Beberapa kali ia menghembuskan napas untuk menenangkan pikirannya. Mungkin karena lelah akhirnya ia memutuskan untuk memejamkan mata menuju alam mimpi.

★★★★★★

Di sinilah Abel dan Angel berada sekarang. London, kota yang telah empat tahun Abel tinggalkan.

Abel melihat ke sekeliling bandara. Banyak yang telah berubah sejak terakhir kali Abel kesini. Semuanya terlihat asing sekarang.

"Kamu mau bareng aku apa sendiri? Aku udah dijemput supir soalnya," kata Angel.

"Pulang sendiri aja. Lagiankan, rumahmu sama rumahku beda arah."

"Yaudah, aku duluan ya." Abel mengangguk.

Setelah Angel pergi, Abel segera mencari taksi lalu melaju menuju rumahnya.

Saat di taksi pun Abel merasa asing dengan suasana jalanan kota London yang ia lewati.

Setelah beberapa menit berada di dalam taksi, akhirnya Abel tiba di rumahnya.

Di halaman rumahnya, Abel memandang rumah yang sudah lama tak ia lihat itu. Tiba-tiba air mata Abel keluar begitu saja.

Kenangan masa kecil, remaja, dan juga keluarganya seakan membuat gadis ini bersalah karena telah meninggalkan tempat penuh kenangan itu.

Ia menutup matanya menikmati angin musim dingin di kota London yang menerpa tubuhnya. Bahkan udara seperti ini juga ia rindukan.

Di kala semua berubah, rumah ini tak menampakkan perubahan sama sekali. Mungkin Alice tak ingin ketika anaknya pulang ia merasa asing dengan rumahnya sendiri.

Saat Abel sedang menikmati udara di sini, tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya dan mengharuskan ia membuka mata.

"Al, tungguin gue!"

To be continue...

Hayo, sapa tu yang mangil Al. Apa mungkin pacarnya Andrian? Apa malah istrinya😲

Pokoknya tunggu aja di part berikutnya. Maaf kalo ada typo.

Jangan lupa vote dan comment nya.

See you 😁😀

Me and ThemWhere stories live. Discover now