Nineteen

342 27 0
                                    

"Bioskop?" Abel mengangkat salah satu alisnya ketika dia tau Darel membawanya kemana.

"Iya. Tidak papa kan? Aku sedang ingin nonton film. Tiket nya udah aku beliin kok" kini pandangan Abel beralih pada Darel yang ada di sebelah kanannya.

"Gak papa sih. Mau nonton apa kita?"

"Horor" Darel tersenyum lebar. Manis sekali.

"Bukan film produksi ku kan?" Mendengar pertanyaan Abel, Darel justru tertawa.

"Bukan. Ini film terbaru. Baru rilis satu minggu yang lalu"

"Oke. Kalau begitu ayo" Abel menarik pelan tangan Darel, namun Darel justru diam di tempatnya.

"Ada apa?" Tanya Abel bingung.

"Kau tak ingin popcorn?"

"Oiya. Ayo kita beli popcorn dulu" sekali lagi Abel menarik tangan Darel menuju penjual popcorn yang ada di depan bioskop.

Berbeda dengan sebelumnya, kini Darel mengikuti tarikan tangan Abel.

Setelah membeli popcorn mereka langsung masuk ke bioskop. Baru dua menit mereka duduk, film pun dimulai.

Seperti kebanyakan film horor, awalnya biasa saja dan keseruan akan terjadi ditengah-tengah film. Hantu di film itu sudah mulai menandakan bahwa dia akan keluar.

Semua penonton menikmati ketegangan ini. Begitu juga Abel dan Darel yang fokus menyaksikan kelanjutan film itu.

Seketika semua langsung berteriak histeris ketika wajah sang hantu tepat berada di depan kamera.

"HAHAHAHA"

Suasana di ruangan itu langsung berubah. Semua menatap kearah Abel. Abel yang tadinya tertawa terbahak-bahak pun perlahan berhenti.

"S..Sorry" ucap Abel pada semua penonton yang memandangnya.

Perlahan satu persatu penonton mulai mengalihkan pandangannya dari Abel dan kembali fokus pada film itu.

★★★★

"Hahaha, kamu lucu tadi" ucap Darel ketika mereka berdua keluar dari bioskop.

"Ihh, apaan sih. Tadikan aku gak sengaja. Cuma keceplosan"

"Iya iya. Tapi, kenapa kau tertawa? Padahal semuanya teriak ketakutan"

"Hantunya lucu sih. Masa komat-kamit gitu. Mana matanya bulet banget. Belom lagi bedaknya keliatan tebel banget, ya aku ketawa lah"

"Ya ampun, kamu nonton film masih sempat-sempatnya mikirin itu semua? Padahal penonton cuma menikmati keadaannya"

"Tidak tau. Itu sudah menjadi kebiasaananku"

Kini mereka berdua diam dan masih terus berjalan menjauhi bioskop. Entah kemana mereka akan pergi, semua berjalan begitu saja tanpa tujuan.

"Darel" panggilan Abel membuat Darel menoleh kearahnya.

"Hm?"

"Kalau kau disuruh memilih terus tinggal disini atau kembali ke Manchester, kau pilih yang mana?" Pertanyaan Abel membuat Darel terdiam sejenak, mungkin dia berpikir.

"Entahlah. Kalau ada sesuatu yang membuatku harus tetap disini, aku akan tinggal disini"

"Itu artinya selama beberapa tahun ini kau disini dan tidak kembali ke Manchester, ada sesuatu yang membuatmu harus menetap?"

Me and ThemWhere stories live. Discover now