Eighteen

349 22 2
                                    

Suasana hening menyelimuti malam yang dingin di kamar Abel. Sejak kehadiran Andrian tiga puluh menit yang lalu suasana menjadi canggung. Belum ada yang berbicara diantara mereka bertiga.

Setelah mengetahui Darel ada di kamar Abel, entah mengapa Andrian langsung meninggalkan kamarnya dan menyusul mereka berdua di kamar Abel.

"Jadi, apa yang kita lakukan sekarang?" Tanya Abel yang berusaha memecah kesunyian diantara mereka.

Sayangnya tidak ada jawaban yang keluar dari mulut kedua lelaki yang duduk di kiri dan kanannya.

Abel menghela nafas dalam. Ini sungguh tidak menyenangkan. Abel benci kecanggungan seperti ini.

"Aku akan pulang. Sepertinya ini sudah terlalu malam untuk berkunjung" akhirnya Darel mengeluarkan suaranya.

"Baiklah"

"Aku pulang. Sampai bertemu besok" Darel berdiri dari duduknya kemudian berjalan meninggalkan Abel dan Andrian berdua di kamar itu.

Keheningan kembali melanda mereka berdua. Abel sudah bisa menebaknya. Mana mungkin Andrian mau berbicara jika bukan dirinya yang bertanya.

"Abel" suara berat Andrian membuat Abel sontak melihat kearahnya. Benarkah ini? Andrian memulai pembicaraan?

"Ada apa?"

"Aku menginap disini. Boleh?" Abel sempat terkejut dengan ucapan Andrian.

Menginap? Katakan kalau Abel tak salah dengar. Andrian akan menginap di rumahnya? Makhluk apa yang sedang merasuki tubuh Andrian saat ini sampai dia ingin menginap di rumah Abel?

"Hah? Kau yakin ingin menginap?" Tanya Abel meyakinkan keputusan Andrian. Andrian hanya mengangguk mantap.

"Tidak biasanya" batin Abel dengan mata yang masih mengamati Andrian. Dia yakin ada yang tidak benar dengan semua ini, tapi apa?

"Baiklah. Akan ku siapkan kamar tamu" Abel beranjak dari duduk nya dan mulai melangkah ingin meninggalkan kamarnya. Namun baru satu langkah Abel melaju, tangannya sudah lebih dulu ditahan Andrian sehingga dirinya terpaksa berhenti.

"Tidak perlu. Aku tidur disini" Abel membulatkan matanya terkejut.

Tidak salah lagi. Andrian kerasukan!

"M...maksud mu?"

"Aku tidur disini. Tenang saja, aku tidak akan tidur seranjang denganmu. Aku ingin tidur di kamar ini. Aku bisa tidur di sofa"

"Tapi Al. Bukankah tidak nyaman kalau tidur di sofa? Lagipula kau tamu disini. Lebih baik kau tidur di ranjang dan aku saja yang tidur di sofa"

"Tidak. Dimana pun aku berada aku akan selalu merasa nyaman, asal kau tak jauh dari pandangan ku"

Abel terdiam. Apa maksud Andrian? Dia sama sekali tak mengerti. Tidak mungkin kan Andrian benar kesurupan?

"Boleh aku pinjam bantal dan selimut. Aku mulai mengantuk" ucap Andrian disertai senyum tipisnya.

Abel hanya mengangguk dan mengambilkan bantal yang ada di ranjangnya juga selimut di lemari pakaiannya kemudian ia berikan kedua barang itu pada Andrian.

"Thanks" Andrian berjalan menuju sofa coklat yang ada di kamar Abel dan mulai berbaring disana. Sedangkan Abel masih berdiri di tempat nya. Dia masih bingung dengan semua ini.

"Abel?" Panggilan Andrian menyadarkan Abel dari lamunannya.

"Eh, ya? Ada apa, Al?

"Kau tidak tidur? Ini sudah malam"

Me and ThemWhere stories live. Discover now