TPP 5

31K 1.7K 88
                                    

#please_check_my_typo_ya

☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆•☆

Fabriyan memberhentikan mobil sport berlogo kuda miliknya didalam sebuah garasi gedung apartemen.

"Kita sudah sampai," ucap fabriyan membuka seatbelt.

"Bapak sudah pindah apartemen ? Sejak kapan ?," tanya Cassy heran, karena terakhir dia datang ke apartemen Fabriyan untuk mengantarkan dokumen adalah yang berada di dekat pantai.

"Baru sebulan. Yang lama terlalu besar untuk kutinggali sendiri," ucapnya lalu turun dari mobil.

Cassy mengikuti tindakan Fabriyan.

"Astaga bisakah kau membiarkanku terlihat seperti pria sejati yang membukakan pintu mobil untuk seorang perempuan cantik," ucap Fabriyan saat sudah berada didepan pintu mobil penumpang yang sudah ditutup kembali oleh Cassy.

Deg.
Astaga, apakah itu sebuah pujian, batin Cassy tidak percaya. Benarkah yang barusan itu pak Fabriyan.

"Itu hanya terjadi saat kencan pak. Sedangkan kita tidak sedang berkencan," ucap Cassy mencoba terlihat acuh. Padahal wajahnya pasti sudah merona karena pujiannya.

"Dasar tidak romantis. Ayo," Fabriyan berjalan menuju lift dengan Cassy disisinya.

Cassy hanya mendengus saat mendengar ucapan Fabriyan yang mengkritiknya.

Ting.

Pintu lift terbuka. Cassy dan Fabriyan berjalan masuk kedalam kotak persegi itu.

"Tungguu," teriak suara seorang wanita dari arah luar lift.

Seketika Fabriyan menahan pintu lift agar tidak menutup, lalu seorang wanita langsung masuk kedalam lift dan berdiri disebelah Cassy.

"Terima kasih Fabriyan," ucap wanita itu dengan senyuman menggoda. "Bisa kamu tekan angka 15 untukku," ucap wanita itu kali ini dengan nada manja.

Fabriyan tidak menggubris sama sekali perkataan wanita itu lalu menekan tombol lift angka 15 dan 28.

Cassy yang berdiri diantara wanita itu dan Fabriyan merasa jengah dengan tatapan yang terlihat jelas diberikan wanita itu secara intens kearah Fabriyan. Cassy melirik penampilan wanita itu yang terlihat lebih ke wanita jalang daripada wanita sosialita.

Bagaimana tidak, bajunya yang kekurangan bahan, hampir tidak bisa menutupi paha dan payudaranya yang ukurannya hampir sebesar jambu bangkok. Ditambah lagi make up tebalnya menghias wajah cantiknya, yang sepertinya hasil dari operasi.

Cassy memandang kesal kearah wanita itu. "Kau mau tukeran tempat denganku ?," tanya Cassy pada wanita itu karena jengah dengan tindakannya.

"Boleh, boleh," ucap wanita itu dengan antusias. Siapa yang tidak ingin berada sangat dekat dengan pria tampan dan seksi seperti Fabriyan. Perempuan mengidolakan dan memujanya.

Saat Cassy akan bergeser untuk berpindah tempat, tubuhnya tiba-tiba ditarik sehingga menghantam dada bidang seorang pria.

Cassy tercekat dan langsung menoleh kesal kearah Fabriyan yang sedang seenaknya melingkarkan tangannya dipinggang Cassy. "Apa yang bapak lakukan ?," tanyanya sambil mencoba melepas rangkulan tangan Fabriyan.

"Diam dan jangan bergerak. Nikmati saja sentuhanku ini," bisiknya ditelinga Cassy, suaranya terdengar lembut namun dingin.

Cassy langsung terdiam bersamaan dengan semburat merah yang langsung muncul di wajahnya.

"Aku tidak sudi wanita jadi-jadian itu menempel ke tubuhku," gumam Fabriyan terdengar jijik.

Cassy memutar bola matanya ketika mendengar sikap sombong Fabriyan.

The Pregnant Proposal (Hiatus Sementara Waktu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang